It's not your fault

2.2K 126 25
                                    

Pintu terbuka melihatkan sosok Isagi yang sedang mengeluarkan air mata hatinya benar benar sangat pedih, Kaiser perlahan lahan masuk kedalam kamar Isagi dan mendekati sosok tersebut

"Yoichi maafkan aku"
Isagi tidak menjawab Kaiser dan memalingkan pandangannya ke arah ibunya

"Yoochan..."
Ibu Isagi memberi isyarat kepada Isagi, tapi Isagi kekeh tidak mau menerima permintaan maaf dari Kaiser ini sudah kelewatan

Kaiser tidak tau harus apa, gaya apa lagi yang ia harus lakukan untuk meminta maaf? Ibu Isagi berjalan mendekati putranya tersebut lalu mengelus kepala putranya
"Yoochan gpp setidaknya maafkan Kaiser"
"dia sudah mengakui kesalahannya"

"Tapi mama Kaiser sudah kelewatan"
"aku tidak mau!" Isagi memalingkan wajahnya kearah lain

"Yoichi kalau kau tidak memaafkan ku hari ini tidak apa apa ada hari esok jadi setiap ada waktu luang aku akan kesini untuk melihat kondisimu apakah boleh?"
Lagi lagi Isagi tidak menjawab ia hanya menghembuskan nafas kasar

"eee Nak Kaiser mungkin Isagi butuh sedikit waktu untuk merenung"

"baiklah tan saya akan pulang sekarang"

"saya antarkan sampai pintu depan ya"
"Yoochan tunggu ya"
Kaiser keluar dari kamar Isagi lalu meninggalkan kediaman rumah Isagi

~

Ibu Yoichi mendampingi Yoichi yang sedang termenung sambil menangis tapi tidak ada suara sama sekali ( silent )
"aku kotor"
"mama anak mu sudah tidak perawan lagi"
"mama kenapa masih mau ama anak bajingan kaya gini?"
"mama ga ngerasa jijik ama aku?"
"Ma-"

Sosok ibu tersebut menutup mulut anaknya lalu tersenyum, senyumannya hangat begitu hangat
"anak ku sayang dengarkan mama, entah apapun yang terjadi entah apapun yang berubah entah apapun yang menimpa entah seberapa besar kau berubah entah jadi apa kau nanti, kasih sayang mama tidak akan berkurang"
"Mama sayang Yoochan"
"Kasih sayang mama ke Yoochan melebihi kasih sayang mama kepada orang lain"
"kamu lah satu satunya cahaya bagi mama"

Entah kenapa mata Isagi terasa semakin pedih ia tidak bisa menahan tangisnya, Isagi mulai menangis tapi bukan tangisan kesedihan
"Mama aku sayang mama juga"

"udah jangan nangis lagi ya kasian matanya kembung"
Wanita paruh baya itu mengusap air mata yang keluar dari mata anaknya

"Makasih ma"

"setiap saat sayang" Lagi lagi sosok Ibu tersebut tersenyum kepada anaknya

*•

"Huffttt" Sosok pria bersurai putih bercampur biru itu sepertinya sedang kelelahan atas semua yang terjadi ia terus menerus menyalakan dirinya sendiri
"it's my fault"
"I think I've really gone mad"

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu terdengar
"masuk"
Seseorang membuka pintu tersebut menampilkan orang berambut putih bercampur dengan pink orang tersebut bernama Ness
"permisi tuan ada dokumen yang harus anda tanda tangani"

"Nanti saja saya sedang stress"

"Baik tapi jangan terlalu lama nanti kepala tuan sakit lagi memikirkan hal hal tidak penting itu tidak berguna jadi sebaiknya cepatlah meredakan ovt itu"

"hmm" Pintu kembali tertutup meninggalkan Kaiser dengan pikiran yang sedang beradu
"gw benci banget kenapa gw harus punya emosi kaya gini ajg ajg"
Kaiser merenung begitu lama hingga lupa menandatangani dokumen sudah beberapa kali Ness menyuruhnya tapi hasilnya nihil, ini terlalu sulit bagi Ness biasanya Kaiser gampang sekali memecahkan masalah tapi giliran soal ginian malah gabisa

"GW UDH GILAA"

"iya tuan saya tau"

"arrghhh kepala gw"

"apa yang saya bilang tadi benar kan?"

"ck!"

Bersambung


Kaiser setiap saat banyak pikiran jadi jangan diganggu yang teman teman 🐰🙏🏻 nanti jeleknya keliatan kalo lagi serius hehehe bercanda ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unconditionally ( Kaiser x Isagi || Omega vers )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang