chapter 1

845 96 33
                                    

Seekor rusa itu berlari lebih cepat, berusaha menyelamatkan nyawanya dari hewan buas yang akan menerkamnya.

Tatapan mata yang begitu tajam, tubuh yang besar, keempat kakinya berlari membawanya lebih cepat kepada sang buruan, serta gigi dengan taring yang siap mengoyak tubuh si rusa.

"Hmm, dia cepat juga rupanya." Gumam seseorang yang berada di atas pohon.

Memperhatikan aksi serigala yang baru saja melintas mengejar rusa buruannya.

Lantas, dia meloncat dan mendarat sempurna di tanah basah yang baru saja terkena tetesan air hujan.

Berlari menyusul sang serigala. Keduanya sangat cepat, serigala dengan bulu warna coklat itu menyadari ada seseorang yang juga menginginkan buruannya.

Rusa itu masih terus berlari, jarak mereka lumayan jauh. Begitu sudah dekat, seseorang itu bersiap akan menangkap si rusa.

Dengan gerakan cepat, serigala dengan ukuran tubuh yang besar itu mendorongnya sehingga dia terpental beberapa meter.

"Sialan!" Umpatnya.

Tak menyerah, seseorang itu berlari lagi. Namun sayang, dia terlambat. Rusa itu sudah mati di tangan sang serigala yang sibuk menyantap buruannya.

"Double shit! Aku kalah cepat darimu." Umpatnya lagi.

~~~

Samantha terbangun setelah mendengar ketukan pintu kamarnya, ketukan yang berhasil membangunkannya dari mimpi anehnya.

"Samantha! Bangun, kau bilang ada kelas pagi ini!" Teriakan sang mama membuatnya berdecak sambil menendang udara.

Malas sekali rasanya untuk bangun dan melangkah keluar kamarnya. Pagi ini udara terasa dingin.

Tinggal di kawasan perbukitan dan di kelilingi hutan seperti Kota Silverlake ini membuatnya semakin malas untuk beraktifitas. Dingin sekali, Sam bahkan harus mandi air hangat di siang hari.

Di kota sebelumnya dia pindah, udara disana panas. Kota di pinggiran pantai memang menyenangkan, dari pada harus pindah di tempat yang sangat dingin seperti ini.

"Oh Tuhan, aku tidak bisa membayangkan bagaimana musim dingin disini. Bisa bisa aku mati beku." Keluhnya.

"Samantha Allison!!!" Lagi, teriakan mamanya terdengar.

Sam bangun, beranjak dari tempat tidur. Merapikan ranjang dan selimutnya, lantas membuka gorden. Jendela kacanya berembun, dingin sekali. Kamar dengan nuansa warna putih dan dipenuhi beberapa foto itu sangat hangat. Gadis Allison itu benci kamarnya dingin.

Si tunggal Allison itu keluar dari kamarnya, bau wangi dari roti yang baru keluar dari oven menyambutnya. Manis sekali, Sam langsung berlari ke dapur. Mamanya sedang sibuk menyusun roti dari loyang ke piring besar.

"Enak sekali baunya, aku mau." Ujarnya sambil memeluk sang mama.

"Mandi, gosok gigi, berdandan, setelah itu mama akan memberikan untukmu." Balas sang mama.

Bibirnya mengerucut lucu, Sam lapar. Semalam dia tidak makan, terlalu malas karna sudah gosok gigi. Gadis itu memilih menurut dari pada tidak diberikan salah satu makanan kesukaannya, dia pun pergi ke kamar mandi.

Sambil menggosok giginya, Sam memikirkan mimpinya tadi. Serigala. Tiba tiba saja dia bermimpi melihat serigala dengan tubuh besar sedang berhadapan dengan seseorang bertubuh tinggi tegap dengan kulit yang begitu pucat.

Samantha And Justin // jeongbbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang