chapter 4

486 72 17
                                    


Pukul empat sore, Justin baru selesai menyelesaikan beberapa soal ujian tengah semester dan akhir semester dari jurusan kedokteran.


Helena yang sedang duduk sofa sambil menonton netflix itu memperhatikan manusia serigala yang baru saja duduk di sampingnya. Gadis itu tahu bahwa adik sepupunya ini sangat pintar, terlampau pintar malah. Tapi juga dirinya tidak menyangka bahwa otak Justin bisa lelah seperti ini.

"Kau lelah? Otakmu rusak setelah bekerja keras dan dipakai terlalu lama?" Tanyanya.

"Aku masih manusia, pertanyaanmu tidak memerlukan jawaban." Balas si cucu bungsu Julius Black itu.

"Effortmu untuk selalu bersamanya besar juga ya, hebat sekali." Ujar Helena sambil mengganti film lain di televisi.

"Diamlah, kak. Aku lelah."  Dengan kurang ajarnya, Justin tidur sambil menaruh kedua kaki panjangnya diatas paha yang lebih tua.

"Sialan! Apa maksudnya ini?"

"Pijat kakiku, kak. Pegal sekali, tolong."

"Enak saja!"

"Pelit sekali!"


Justin hanya berkata pelan sambil membuka kedua matanya, lantas menendang pelan betis Helena. Sedangkan Helena hanya bisa mengumpati adiknya, budak cinta satu ini benar benar gila. Sudah gila, menyebalkan pula.

"Bagaimana ujianmu tadi, kawan?" Sean datang dengan sepiring ayam yang sudah matang. Aroma lezat pun memenuhi indra penciuman Helena dan Justin. Oh ya Tuhan, dia lapar.

Ngomong ngomong, siapa yang memasak? Apakah itu terbuat dari tangan Sean sendiri? Oh tidak, itu hasil karya Marshall yang dicuri oleh Sean.

Kurang ajar sekali anak ini.


"Buruk, kepalaku hampir meledak." Balasnya cuek.

"Itulah akibatmu sombong, Justin." Kata Sean sambil menyantap satu paha ayam yang besar.

"Setidaknya aku menggunakan otakku secara maksimal dari pada mencontek hasil teman."

"Uhuk--sialan! Sombong sekali serigala satu ini. Hey kawan, aku juga pintar dan tidak pernah mencontek milik teman." kata Helena yang tidak terima dengan kalimat si adik sepupu bungsu.

"Aku tidak mengucap namamu, kak."

"Wah, bedebah satu ini. Lebih baik aku berburu saja, huh. Daging rusa sepertinya enak, aku ingin makan daging panggang rusa."

Helena langsung beranjak dari tempat duduknya membuat kedua kaki Justin terangkat dan hampir saja mengenai meja kaca. Lantas gadis itu melepas sweaternya dan pergi keluar rumah.

"Dari pada daging rusa, lebih baik makan daging ayam saja. HEI HELENA, KAU TIDAK MAU MENANGKAP KELINCI SAJA?? KAU BILANG KELINCI HEWAN YANG PALING LUCU DAN DARAHNYA MANIS?!" Teriak Sean.

"TIDAK UNTUK HARI INI!!" Balas si cucu ketiga kepala suku itu.

Mendengar kata kelinci yang menjadi objek obrolan mereka, membuat Justin tersenyum. Sedikit membuat Sean merinding, ada apa dengan adiknya yang satu ini??

Samantha And Justin // jeongbbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang