chapter 2

380 82 13
                                    

Sam bangun dari tidur nyenyaknya, pukul setengah tujuh pagi dan cahaya matahari sudah menembus melalui gorden berwarna putihnya setelah semalam hujan mengguyur kota Silverlake.

Menarika nafas dan menghembuskannya perlahan, "haahh... nyenyak sekali tidurku, hangat sekali pagi ini."

Gadis itu beralih ke memiringkan tubuhnya menghadap jendela sembari memainkan rambut panjangnya. Lalu otaknya memunculkan memori tentang semalam.

"Sesuatu yang hangat sepertinya menggenggam tanganku, tapi siapa itu? Apakah itu mama?" Gumamnya.

Apakah benar itu mamanya? Tapi rasanya tidak mungkin, mamanya itu kalau sudah tidur ya sudah. Tidak akan bangun lagi, apalagi sampai datang ke kamar Sam seperti semalam.

"Rasanya seperti mimpi, ah, apa aku bermimpi ya?"

Entahlah, Sam tidak bisa membedakan yang mana mimpi dan yang mana bukan. Hangatnya sangat terasa kalau itu hanyalah mimpi.

Tanpa membuang waktu lebih lama untuk berpikir kejadian semalam, gadis dengan tinggi 158cm itu memilih beranjak dari tempat tidurnya. Merapikan ranjangnya seperti biasa, lalu mengambil handuk dan juga ponselnya, lantas berjalan keluar kamar.

Mandi pagi dengan cuaca yang sangat cerah memanglah menyenangkan. Saat sedang asik dengan ponselnya, dia bahkan sampai lupa dengan seseorang yang berdiri tepat di depan pintu kamarnya.

"Hai!!" sapa seseorang.

"Astaga! Ya Tuhan!! PAPA!!"

Sam memeluk papanya dengan erat. Sedangkan Kristian Paul Allison, si kepala keluarga Allison itu tertawa melihat tingkah anak manisnya.

"Papa, aku sangat merindukan papa!"

"Haha, papa juga merindukanmu, little bunny. Bagaimana kabar anak kelinci cantiknya papa?" Tanya sang papa.

Merangkul anak tunggalnya lantas mengajaknya duduk di atas sofa. Catherine Jules Allison, sang mama hanya tersenyum melihat anak manis Allison itu menempel pada papanya.

"Papa, jangan panggil aku seperti itu." rengeknya.

"Kenapa? Kau memang anak kelinci yang cantik, mungil, pendek pula. jadi bagaimana kabarmu?" Papa mencubit pipi chubby milik Sam. Sebentar, apa papanya baru saja mengejek tinggi badannya??

Kelinci cantik nya ini memang menggemaskan, papa selalu memanggil Sam dengan panggilan kelinci cantik. Waktu kecil Sam suka sekali dengan hewan pemilik telinga panjang dan pemakan wortel ini.

"Jangan mengejek tinggi badanku, pa. Omong omong, kabarku baik, teman temanku juga baik. Celio dan John, mereka menemaniku di kampus. Sejauh ini kehidupan kampusku baik baik saja." Jelasnya.

"Oh iya! John menyebalkan, dia terus saja mengataiku anak kecil, ayo papa marahi dia! Dan juga, dia seenaknya tidur di ranjang nyamanku, menyebalkan! Tapi tidak apa apa, ada Celio yang membantuku. Kemarin kita mengerjan tugas bersama disini, papa tau kemarin hujan, kan? Entahlah aku tidak tau John kehujanan atau tidak. Dia suka sekali menerobos hujan." Tambahnya lagi.

See, Samantha Allison ini banyak bicara. Sang papa hanya menyimak, tanpa mau menyela cerita panjang dari kelinci kecil cantiknya ini. Dan putri tunggal Allison itu masih terus bicara.

Padahal mereka tidak bertemu satu minggu, tapi Sam sudah bercerita seperti tidak bertemu bertahun tahun.

"Aku tidak tahu siapa orang itu, aku pikir itu mama. Tapi tidak mungkin sekali mama masuk ke kamarku hanya untuk mengelus pipi dan tanganku." Ujarnya lagi.

"Mama tidak melakukan hal itu, sudah enak tidur dari pada harus melihatmu tidur, Sam," kata sang mama sambil menaruh french toast yang baru saja dia buat untuk sarapan.

Samantha And Justin // jeongbbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang