chapter 3

369 72 59
                                    


"Selamat pagi, ma!"

Sapa Sam saat sudah selesai mandi dan berdandan. Hari ini dia ada kelas pagi jam 8. Semalam gadis bermarga Amberlynn sudah mengingatkan si kelinci kecil ini untuk bangun pagi agar tidak terlambat.

"Pagi sayangnya mama." Jules memberikan kecupan singkat di pipi Sam.

"Pagi, little bunny. Bagaimana tidurmu semalam?"

Kristian datang lalu memegang sisi kanan dan kiri kepala Sam, lantas sang papa mencium kening Sam dari belakang, saat si tunggal Allison itu sudah duduk di kursi meja makan.

"Pagi, pa. Semalam tidurku nyenyak sekali, tidak merasa dingin karna selimut dari nenek benar benar hangat." balasnya.

Jules dan Kristian tersenyum, mereka berhenti bicara dan mulai berdoa untuk sarapan pagi ini. Keluarga Allison adalah keluarga yang taat, setiap makan harus berdoa terlebih dahulu.

"Ayo makan, papa akan mengantarkan anak gadis cantik ini ke kampus." ujar sang papa.

"Aku bisa menyetir sendiri, sudah biasa juga. Jarak rumah sakit dengan rumah saja sudah jauh, lagi pula tidak searah, aku takut papa terlambat."

Papa menggeleng, "chill out, little bunny, papa masih punya banyak waktu. Masih bisa mengantarmu ke kampus."

"Baiklah, eh, tapi bagaimana aku pulang nanti?"

"Mama bisa menjemputmu nanti, sayang. Kirim pesan saja nanti kalau sudah mau pulang." kata mama.

"Baiklah kalau begitu."

~~~

Justin sedang sibuk menonton film dengan semangkuk sereal di pangkuannya. Pagi ini dia santai sekali. Bagaimana tidak santai, dia sudah tidak masuk kelasnya. Beberapa hari yang lalu dia mengajukan perpindahan jurusan ke fakultasnya.

Entah apa yang dia bicarakan sehingga Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu memperbolehkannya.

Apa yang tidak bisa dilakukan oleh cucu kepala suku satu ini. Dia punya banyak koneksi dan kuasa, pasti dengan mudah di acc oleh pihak fakultasnya.

Beda lagi dengan asisten dosen di fakultas yang menjadi jurusan pindahnya Justin.

"Kudengar kau ingin pindah jurusan, benarkah?" Tanya seorang perempuan berambut pendek yang ikut bergabung disamping Justin.

"Benar." Hmm, singkat sekali.

Helena, sepupu Justin itu duduk disampingnya. Menanyakan hal yang dia dengar pada adiknya. Memastikan bahwa teman temannya yang bergosip itu mengatakan hal yang benar.

"Kenapa? Harusnya dari dulu kau masuk kedokteran, kenapa baru sekarang kau pindah?"

"Untuk bertemu dia."

"Bertemu siapa? Kau punya kekasih yang masuk jurusan kedokteran?"

"Soon to be."

"Wah, kalau begitu kalian tidak bisa satu angkatan. Kau harus mulai dari semester satu."

"Siapa bilang? Aku akan masuk kelas yang sama dengannya." Justin melirik kakak sepupunya.

Helena berada di jurusan kedokteran juga dan sekarang dia sudah semester 7. Dia sedang koas sekarang, namun hari ini dia mendapat jatah shift malam, bisa beristirahat sejenak di rumah.

Samantha And Justin // jeongbbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang