Setiap hari apel dan latihan, sampai tiba waktu sebentar lagi lomba.
Saat sedang istirahat latihan disiang hari setelah sholat Jumat. Aku dan Arif duduk di pinggir kelas disamping sanggar.
"Wih baju baru ya" ucapku
"Kamu juga sama" jawabnya
"Minggu depan lomba nih, sudah siap belum" tanyaku
"Siap dong" jawabnya
"Tapi kita masih kurang orang, mana bisa lomba" ucapku
"Iya yah, lombanya Minggu depan" jawabnya
Aku lihat semua sudah kumpul di lapangan, dan kak putra juga sudah memanggil.
"Arif, Hidir, sini latihan lagi" ucapnya dari lapangan
"Ayok Rif, Kak putra sudah manggil" ucapku
Aku dan Arif bergegas langsung ke lapangan dan ikut barisan.
Tak lama kak putra memanggil orang lain yang belum pernah aku lihat di sekolah ini.
"Amat sini" ucapnya sambil mengangkat tangan
"Nah jadi ini Amat dek, panggil aja kak Amat, dia akan jadi pemimpin kalian, untuk Hidir jadi wakil pemimpin dulu ya" ucapnya
"Halo semuanya, nama kakak, Amat, salam kenal ya" ucapnya
"Jadi mulai sekarang sampai seminggu kedepan, kalian latihan sama kak Amat ya" ucap kak putra
"Siap kak" jawab kami semua
Kami mulai latihan di siang itu, sampai sore hari.
"Bagaimana latihanya" tanya kak Putra
"Aman kak" jawab kak Amat
"Baguslah kalo gitu" ucapnya
Latihan selesai, dan seperti biasa aku dan Arif menunggu di depan gerbang.
"Gimana tadi kak Amat menurut kamu" tanyanya
"Lumayan sih" jawabku
Tak lama kak Amat datang
"Belum pulang ya" tanyanya
"Belum kak, nunggu angkot" jawab Arif
"Ada yang mau ikut kakak?" Tanyanya
"Rumah kakak dimana?" Tanyaku balik
"Rumah kakak di Opi , kalo adek searah sama kakak, bareng aja, kakak bawa motor" jawabnya
"Waduh jauh banget kak" ucapku
"Iya dek" ucapnya
"Udah ada angkot, aku duluan ya Dir, pulang ya kak" ucapnya
"Oh iya dek hati hati" jawabnya
"Adek naek apa pulang" tanyanya
"Naik ojek kak" jawabku
"Oh yasudah kakak duluan ya" ucapnya
"Oke kak" jawabku
Seminggu penuh aku latihan, hingga tiba di hari perlombaan.
Minggu pagi, di parkiran sekolah, sebelum berangkat ke perlombaan.
"Baik dek, sebelum berangkat, kita berdoa dulu semoga dilancarkan, berdoa mulai" ucap kak putra
Didalam hati aku berdoa, semoga lancar dan juara.
"Selesai, untuk kak Amat, nanti dia menyusul, karena lokasi lomba, dekat dengan rumahnya" ucapnya
Dihari itu aku dan temanku lainnya juara 2, untuk juara 1 dari tim kak Hadi.
Aku merasa senang sekali, karena latihanku tidak sia sia.
Tapi aku tidak menyangka dihari itu juga Arif memutuskan untuk berhenti.
Sepulang lomba, sore hari di gerbang sekolah.
"Gak ada angkot lagi Rif, udah magrib" ucapku
"Iya, aku pesen ojek aja" jawabnya
"Dir, aku mau ngomong" ucapnya
"Ngomong apa Rif" tanyaku
"Aku gak bisa lagi ikut apel sama latihan" ucapnya
"Loh kenapa?" Tanyaku
"Orang tuaku gak dukung, aku gak boleh ikut lagi" ucapnya
"Jadi kamu berhenti ya" tanyaku
"Iya Dir, aku sudah ngomong sama kak putra, waktu di lomba tadi" ucapnya
"Kalo kamu berhenti, terus aku gak ada temen lagi dong" ucapku
"Kan masih ada yang lain, coba aja kamu ngobrol sama mereka" jawabnya
"Hmm okelah Rif, mau gimana lagi, tapi kita masih temenan kan" ucapku
"Kalo itu aman" ucapnya
"Aku duluan ya, ojeknya sudah Dateng" ucapnya
"Iya Rif, hati hati ya" jawabku
Aku pun juga pulang.
Saat sampai dirumah, ayah sudah duduk di depan rumah.
"Malem banget pulangnya, ada kegiatan apa" tanyanya
"Lomba tadi yah" jawabku
"Kenapa gak kabarin" tanyanya
"Gak pegang handphone" jawabku
Aku langsung masuk ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mati Rasa
Non-FictionHidir adalah seseorang yang pendiam namun lucu. Dia masuk ke sekolah yang tidak diinginkanya. Namun siapa sangka. Dia bertemu wanita yang dicintainya dengan tulus. Wanita yang mengajarkan banyak hal dan memberi kebahagiaan yang belum pernah dirasaka...