Hai, selamat datang di cerita baruku. Semoga kalian suka, aku lagi pengen bikin cerita mengulang kehidupan tapi tokohnya cowo.
Dan yang terpenting ini bukan cerita bl atau lgbt ya.
Selamat menguras emosi membaca ini(^o^)
happy reading, tandai jika ada typo ^_^
⚛️⚛️⚛️⚛️
Seorang laki-laki tampak memperhatikan suasana ramai pesta, dengan diam. Dia adalah Arthur Radengga laksana. Siapa yang tidak kenal dengan putra tunggal keluarga Laksana, yang merupakan seorang konglomerat di kotanya.
Arthur terlahir dengan segala keberuntungan, yang diinginkan oleh banyak orang. Bagaimana tidak, wajah tampan dan terlahir di keluarga konglomerat. Apapun yang diingkan pria itu, pasti akan didapatkan dengan mudah.
Pria yang berusia 25 tahun itu, memperhatikan sekitar dengan netra coklat miliknya. Ia mencari-cari orang yang selama ini menempati posisi tertinggi di hatinya. Radeva Syakaula seorang gadis yang memiliki sifat lemah lembut dan ramah, membuat siapapun jatuh hati kepadanya. Jangan lupakan wajahnya yang terkesat imut membuat Radeva terlihat sempurna.
Radeva merupakan sahabat arthur sedari kecil, mereka tidak hanya bersahabat berdua saja. Masih ada satu orang gadis yang dibenci olehnya, Ghaisa Soyara Yunanta namanya. Gadis yang selalu bertingkah menempeli dirinya, dan selalu meniru gaya pakaian Radeva gadisnya. Membuat Arthur sangat muak terhadap Ghaisa.
Bagi kebanyakan orang Ghaisa memiliki paras lebih cantik daripada Radeva, namun sifat memuakkan gadis itu membuat Ghaisa terlihat tidak lebih baik dari Radeva.
Arthur tau bahwa Ghaisa menyimpan rasa kepadanya, sudah sedari lama gadis itu memempelinya dan mencoba menarik perhatiannya. Walaupun selalu berakhir diabaikan, gadis itu tetap saja mengejar dirinya. Hal itu membuat Arthur sangat muak, dan berniat menghabisi Ghaisa. Namun ia tidak ingin dibenci oleh gadisnya Radeva, karena membunuh sahabat mereka.
Mata Arthur sedikit berbinar ketika melihat sang pujaan hati sedang berjalan di tengah pesta dengan anggun. Netranya melayangkan tatapan tajam ketika menyadari ada gundik yang berdiri di samping gadisnya, siapa lagi jika bukan Ghaisa.
Cih.
Arthur berdecih pelan menyadari kehadiran Ghaisa, apalagi gadis itu mengenakan gaun yang sama dengan gadisnya. Berwarna merah yang tampak indah di tubuh Radeva, tentu saja bukan Ghaisa.
Kedua gadis itu berjalan menghampiri Arthur.
"Hai Arthur, bagaimana penampilanku? cantik tidak?" Tanya Ghaisa dengan memutar tubuhnya.
Arthur melihat hal itu, hanya menahan muak. Lalu ia menatap Radeva yang tengah melemparkan senyum manis kepadanya.
Tangannya terulur menyentuh rambut Radeva. "Kenapa lama sekali?"
"Aku tadi menghampiri Damian terlebih dahulu, dia terlihat sangat tampan. Tapi sayangnya dia tidak peka denganku." Raveda berucap dengan lesu, membuat Arthur menahan gejolak emosi saat gadisnya menyebut laki-laki lain.
"Sudahlah, abaikan pria itu. Lihatlah ke arahku yang selalu menyukaimu," Ucap Arthur.
Radeva memukul lengan Arthur pelan, "Becandamu tidak lucu, Ar."
Ghaisa yang menyaksikan interaksi keduanya, diam-diam mengepalkan tangannya emosi. Selalu saja Radeva yang menang dalam berbagai hal. Pertama mulai dari perhatian kedua orang tuanya yang selalu tertuju pada Radeva, sekarang sahabatnya Arthur yang merangkap sebagai orang yang dicintainya juga.
Dengan berani Ghaisa memegang tangan Arthur, bermaksud agar pria itu menatap ke arahnya. "Arthur, kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?"
"Ck, Ghaisa, asal kau tau. Sikapmu itu sangat memuakkan. Selalu meniru gaya Radeva dan berlaku murahan. Aku sangat benci kepadamu." Arthur menatap sinis Ghaisa, sedangkan gadis itu semakin mengepalkan tangannya kuat.
"Kalian ini, kenapa susah sekali akurnya?" Radeva berkacak pinggang menatap kedua sahabatnya.
"Sudahlah Ghai, kita pergi ke lantai atas saja. Aku ingin melihat indahnya malam." Tanpa memberi kesempatan Ghaisa untuk menjawab, Radeva dengan cepat menarik tangan gadis itu.
Arthur yang ditinggalkan begitu saja, menahan rasa ingin melenyapkan Ghaisa.
Sesampainya di lantai atas, Ghaisa menarik tangannya yang dipegang oleh Radeva. Ghaisa menatap tajam gadis di hadapannya.
Lalu mendorong Radeva hingga tersungkur di lantai.
"Kau! selalu saja mendapatkan perhatian dari orang-orang, kenapa? kenapa harus kau, Radeva?!" Ghaisa berteriak, membuat Radeva tertegun melihat sang sahabat.
"Kau tau, jika aku menyukai Arthur. Tapi kenapa kau masih saja menempelinya?" Tanya Ghaisa dengan wajah memerah.
Radeva tertegun "Maaf, maaf ... Aku tidak mengetahui jika kamu cemburu," Ucap Radeva.
"Hahaha ... Tidak mengetahui? dasar sialan. Aku muak dengan semua ini, kau selalu saja jadi yang pertama. Orang tuaku juga lebih peduli padamu, Arthur yang mencintaimu. Betapa berutungnya dirimu Va, aku selalu bertanya-tanya kapan aku bisa merasakan dicintai sepertimu?" Ghaisa tertawa miris.
"Aku juga tidak ingin diperhatikan orang tuamu, maafkan aku, Ghai...." Radeva mencoba memegang tangan sahabatnya, berniat meminta maaf.
Namun tangannya ditepis oleh Ghaisa. Gadis itu mengambil kursi, lalu melemparkannya ke arah Radeva.
Membuat Kepada gadis itu mengeluarkan darah, dan mengehembuskan nafas terakhirnya.
Ghaisa yang melihat hal itu langsung panik, ia meneteskan air matanya.
Arthur yang merasa curiga dengan Ghaisa, langsung menyusul keduanya di lantai atas. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat gadisnya bersimbah darah, dan Ghaisa yang berdiri tidak jauh di sananya.
"Apa yang kau lakukan, sialan?!" Arthur melangkah mendekati tubuh Radeva.
Ghaisa hanya diam mematung dan air mata masih mengalir deras di pipinya. Arthur yang mengetahui gadisnya sudah tiada langsung murka.
"Sialan, kau membunuh gadisku?" Tanya Arthur dengan wajah menahan tangis mengetahui orang yang dicintainya telah tiada.
"Tidak, bukan aku, bukan aku!" Ghaisa berteriak dengan panik.
Arthur yang terlanjur emosi, mengeluarkan pistolnya dari saku jaznya. Dan mengarahkannya kepada Ghaisa.
"Kata-kata terakhirmu, jalang?"
Ghaisa menatap sendu Arthur, pria yang dicintainya. Apa ia harus berakhir mati di tangan pria yang dicintainya?
"Aku hanya ingin merasakan bahagia, dan mendapatkan perhatian orang," Ucap Ghaisa dengan bercucuran air mata.
Dor.
Luruh. Tubuh gadis itu luruh ke bawah dengan darah di dadanya.
Arthur yang menatap jasad Radeva dengan sendu "biarkan aku menyusulmu, dear"
Lalu menembak dirinya sendiri.
Hai, gimana? bagus?
Jangan lupa vote dan komen diceritaku karena itu penyemangat.
lanjut?
tebak tokoh utama cewe siapa coba?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHUR SECOND LIFE
FantasyArthur mengalami kehidupan kembali, setelah aksi bunuh dirinya. Akibat Radeva orang yang dicintainya dibunuh oleh Ghaisa, sosok gadis yang mencintai Arthur hingga menempeli pria itu. Saat terbangun ia kembali di satu tahun sebelum kejadian itu, Art...