04

198 21 6
                                    

Ghaisa menatap hamparan pantai dengan tatapan kosong,dirinya baru saja mendapatkan kabar dari pekerja di rumahnya yang mengatakan orang tuanya sedang bertengkar.

"Selalu saja begini ... Kapan ayah akan merubah sikapnya?" lirihnya dengan sendu.

Tatapannya tertuju pada ketiga manusia yang tengah bercanda bermain air,Ghaisa hanya tersenyum miris. Bahkan dunia selalu berpusat pada sahabatnya Radeva,termasuk kasih sayang sang ayah. Tanpa mencari tahu Ghaisa sudah mengerti apa penyebab orang tuanya bertengkar,siapa lagi jika bukan ibu dari Radeva.

"Sa,ayo bergabung bersama kami!" Ghaisa menoleh menatap Radeva yang tengah berseru memanggilnya.

"Ya,"

Ghaisa tetap memilih berdiam di tempat,ia tidak memiliki semangat untuk bergabung bersama mereka.

Arthur yang melihat Ghaisa mengabaikan gadisnya pun geram dengan tingkah lakunya,ia melangkah dengan tangal terkepal. Tanpa aba-aba ia menarik paksa Ghaisa sehingga gadis itu memekik.

"Ar,ada apa?" bingung Ghaisa sembari menatap kekasihnya yang memandang dirinya dengan tajam.

"Apa kau tuli? kenapa tidak segera bergabung bersama kami!" Arthur mengeratkan cekalan tangannya.

Ghaisa hanya meringis kecil saat merasa cekalan Arthur mengerat,bisa Ghaisa pastikan tangannya akan berbekas merah.

"Maaf...."

Arthur menatap penuh kebencian gadis di depannya,andai bukan karena balas dendam dirinya tidak sudi untuk menjadi kekasih Ghaisa. Hanya  dengan menyentuh kulitnya saja membuatnya merasa sangat jijik.

Seakan tersadar bahwa ia belum boleh melewati batas, Arthur segera memeluk Ghaisa. "Maaf,aku hanya terbawa emosi saat melihatmu duduk sendirian di sana"

"Apa kamu mengkhawatirkanku?" tanya Ghaisa dengan menatap Arthur berbinar.

"Ya,tentu saja tidak jalang."

"Terima kasih." Ghaisa membalas pelukan Arthur dengan erat,ia merasa seperti memiliki seseorang untuk bersandar.

Setelah acara peluk-memeluknya,akhirnya mereka berdua memilih bergabung bersama Radeva dan Damian.

"Kenapa kamu menyendiri sa?" tanya Radeva dengan khawatir, "Apa karena ibuku lagi,ya?"

Deg

Arthur menatap bingung pada perkataan gadisnya,ada apa dengan ibu Radeva?

"Ada apa?" tanyanya penasaran.

Dengan segera Radeva merangkul bahu Ghaisa "Ah itu,tidak ada apa-apa kok. Ya kan sa?"

Ghaisa hanya mengangguk kecil.

Arthur hanya menatap bingung,lalu memilih melupakan hal sepele seperti itu. Selagi tidak merugikan dirinya dan Radeva,ia tidak akan ikut campur.

"Lebih baik kita membeli minum,sedari tadi aku menahan haus," suara membuyarkan Arthur dari pikirannya.

Damian melirik Ghaisa dengan tatapan yang sulit diartikan,kemudian ia mulai melangkahkan kakinya menuju tempat yang menjual minuman.

Arthur merasa ada yang aneh dengan Damian,pria itu sulit ditebak. Di kehidupan sebelumnya ia tidak pernah melihat Damian dekat dengan Ghaisa,tapi apa-apaan yang baru saja ia lihat?

Arthur menoleh saat merasa seseorang menggenggam tangannya,ia menatap lembut Radeva. Gadis itu terlihat menahan tangis saat melihat pujaan hatinya terlihat memiliki rasa pada sahabatnya.

ia melirik sinis pada Ghaisa,sebenarnya apa hubungan Damian dan gadis licik itu?

                                     °°°

Arthur memasuki rumahnya dengan riang,ia terlampau bahagia karena bisa memeluk Radeva saat mengantar gadis itu pulang. Ia bahkan mengabaikan tatapan sendu Ghaisa saat memeluk gadisnya,padahal Arthur baru saja memulai pemanasan belum intinya.

Biarkan Arthur memberikan pelajaran pada gadis yang telah membunuh Radeva di masa lalu,Ghaisa merupakan gadis yang mengerikan menurutnya. Rasa iri gadis itu pada Radeva sangat tidak masuk akal,bahkan masalah pakaian saja Ghaisa selalu meniru Radeva.

"Dasar sampah," mengingat kelakuan Ghaisa di kehidupan masa lalu.

Arthur pastikan di kehidupan ini ia akan membuat pembalasan yang pedih untuk Ghaisa,kalo perlu ia akan membuat gadis itu ketakutan setengah mati saat melihatnya walaupun dari jauh sekalipun. Biar gadis itu merasakan neraka pada hidupnya.

Arthur membuka ponselnya dan menghubungi seseorang yang ia kerahkan untuk mengawasi gadisnya,agar gadisnya selalu aman.

Bibirnya tersenyum kecil melihat foto yang dikirimkan orang suruhannya,foto Radeva yang tengah tertidur pulas hanya menggunakan piyama tipis.

"Sangat cantik,membuatku gila saja" kekehan Arthur terdengar merdu di rumahnya yang terasa sunyi.


....



Haii,maaf baru update semoga suka. Makasih sudah mau menunggu cerita ini❤️🔥

Maaf ya kalo partnya sedikit,part depan aku panjangin lg

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARTHUR SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang