part 01

421 93 30
                                    

Warning typo bertebaran.

Hai, hai. Aku ga nyangka sebatas prolog banyak yang baca, hehe. maaf aku belum sempat update. Aku lagi sibuk-sibuknya.

Terima kasih banyak sudah setia menjadi pembaca cerita dari penulis gaje sepertiku

*:.。.o(≧▽≦)o.。.:*☆

***

Tekan tombol bintang dan jangan lupa berkomentar yang baik.

Happy Reading.

***

Terkadang yang terlihat jahat belum tentu jahat.

-Ghaisa Soyara Yunanta.

***


Arthur membuka matanya secara perlahan, merasakan silau. Ia memandang sekitar dengan dahi berkerut.

Kenapa dirinya bisa berada di kamarnya? bukankah ia mati karena menembakkan pistol ke kepalanya?

Arthur bangkit dari tidurnya, ia berjalan menyusuri kamarnya. Memastikan kalo dirinya masih hidup. Tangannya bergerak memegang ponselnya yang berada di atas meja.

Tahun yang tertera di ponselnya, membuat Arthur terkejut setengah mati. Jadi dirinya kembali ke satu tahun sebelum Jalang Ghaisa membunuh gadisnya?

Ia mengepalkan tangannya emosi, dendamnya pada Ghaisa berkobar. Arthur akan memberikan balasan setimpal dengan yang di lakukan gadis itu. Persetan dengan status sahabat mereka, gadis itu bahkan tidak memikirkan hal itu ketika menghabisi nyawa Radeva.

"Tunggu neraka duniamu, Ghaisa." Arthur tersenyum devil, ia tidak sabar melihat jalang itu menderita dan memohon sendiri pada kematiannya.

Lalu kakinya berjalan memasuki kamar mandi, untuk membersihkan diri. Hari ini, ia berencana akan menemui Radeva.

Beberapa menit kemudian, Arthur keluar dari kamar mandi dengan handuk sepinggang. Pria itu memasuki ruang ganti.

Arthur tersenyum penuh obsesi, melihat foto-foto Radeva dengan berbagai pose. Tentu saja, Arthur dapatkan tanpa sepengatahuan gadis itu.

Tangannya bergerak menyentuh salah satu foto Radeva, yang tengah tersenyum manis.

"Tunggu aku, sayang. Aku janji akan membalas perbuatan jalang itu, setelah itu kita akan berbahagia bersama,"

Lalu mengecup foto yang tertempel di dinding itu.

Arthur berencana, akan mendekati Ghaisa, bertingkah seolah-olah dirinya mencintai gadis itu. Setelah itu ia akan mengajak gadis itu bertunangan, dan merancang pernikahan mereka berdua, setelah itu ia akan membatalkan pernikahan mereka di hari itu juga. Dan memilih menikahi Radeva di hadapan Ghaisa.

Kejam? tentu saja, Arthur tidak peduli. Salah gadis itu sendiri yang mencintainya.

Arthur tidak mengerti kenapa Ghaisa dengan tega membunuh sahabatnya sendiri.

Arthur keluar dari kamar ganti, dengan kemeja biru dongker dan celana hitam. Tangannya bergerak mengirimkan pesan kepada Ghaisa.

Ghaisa

                                            Bisakah, kita bertemu?
                                  Ada yang ingin ku bicarakan.

ARTHUR SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang