Ketukan di pintu mengalihkan Renjun yang kini sedang melipat pakaian-pakaiannya yang baru saja dia ambil dari tempat jemuran. Lelaki itu pun beranjak untuk membukakan pintu. Maka yang tertangkap netranya setelah membuka pintu adalah presensi Nakyung dengan pakaian rapinya seperti hendak pergi ke suatu tempat.
Dugaan Renjun benar. Nakyung ternyata akan pergi ke salon dan butuh orang untuk menemaninya. Gadis itu hendak memotong rambutnya yang kini sudah benar-benar pudar cat rambutnya. Ryujin yang biasanya menjadi temannya ke salon sudah memiliki janji dengan temannya hari itu. Nakyung yang tak suka pergi keluar sendirian kecuali ke kampus akhirnya terpaksa mencoba untuk mengajak Renjun karena ia sudah terlanjur reservasi di salon yang biasa gadis itu datangi. Yang diajak merasa dirinya tidak terlalu sibuk jadi ia pun mengiyakan ajakan gadis di hadapannya. Kemudian laki-laki kelahiran Maret itu izin untuk bersiap-siap sebentar.
"Tungguin aja di rumah ntar gue samper, takutnya gue lama."
"Oke deh."
Selanjutnya Nakyung kembali ke rumahnya, sedangkan Renjun bergegas mandi dan bersiap. Setelah dua puluh lima menit berlalu keduanya akhirnya siap berangkat. Saat ini Renjun sudah menduduki jok depan motor menunggu Nakyung untuk naik di belakangnya. Dengan hati-hati gadis itu naik ke jok belakang motor.
"Udah siap?"
"Udah."
Akhirnya motor pun dilajukan oleh Renjun. Setelah 20 menit membelah padatnya jalanan, mereka akhirnya sampai di salon langganan Nakyung. Selesai memakirkan motor, yang laki-laki mengekor gadis mungil itu masuk ke dalam gedung berdinding merah muda. Begitu masuk, mereka berdua langsung disambut oleh resepsionis yang sudah kenal dengan Nakyung.
"Selamat pagi, kak Nakyung! Hari ini mau potong rambut ya?"
"Iya nih udah gerah banget."
"Tumben nih sama cowoknya, biasanya kalau ke sini sama kak Ryujin." Setelah mengucap kalimat itu sang resepsionis melempar senyum ke arah laki-laki yang berdiri di samping Nakyung. Renjun lantas membalas senyum tersebut. Yang diajak bicara malah salah tingkah dan langsung meralat pernyataan yang diucapkan sang resepsionis yang biasa ia sapa mbak Tita.
"Eh, enggak mbak bukan. Kami temenan doang kok." Sambil mengayunkan sebelah tangannya Nakyung menjelaskan. Mbak Tita kemudian hanya mengangguk dan ber-oh ria dengan ekspresi senyum jail seakan pura-pura memercayai pernyataan gadis itu. Selanjutnya gadis dengan rambut panjang digerai itu dipersilakan masuk oleh resepsionis tersebut.
Ryujin kini tengah berada di sebuah mal di tengah kota bersama teman yang baru dikenalinya beberapa waktu ke belakang. Teman yang baru-baru ini seringkali menjadi pengisi ruang tamunya. Tepatnya kemarin lusa gadis itu diajak oleh Beomgyu untuk makan siang di sebuah gerai ramen di mal tengah kota. Remaja laki-laki itu bilang ingin mentraktirnya karena merasa akhir-akhir ini banyak merepotkan si teman baru. Ryujin sih setuju-setuju saja karena ia memang menyukai ramen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Family?
FanfictionSebenarnya apa makna sebuah keluarga? Apa dengan keadaan kita yang seperti ini bisa disebut keluarga?