Pagi hari seperti biasanya, angin semilir masuk melalui bingkai persegi panjang di sebelahnya. Kazuki Ichiro, pria berusia 17 tahun itu menatap langit bersih tidak berawan. Mata malasnya menjamah sekeliling.
Telinganya dimanjakan oleh kicauan burung pipit di dahan pohon sakura besar. Dia sudah mengantuk padahal ini masih pukul 8 pagi. Salahkan wali kelas yang selalu telat datang padahal ini sudah semester dua di tahun ketiganya sekolah.
'Seperti tidak pernah tahu alasan saja.'
Entahlah tapi wali kelasnya itu selalu memakai alasan menemukan kucing terlantar sebagai alibi agar aman. Parahnya seluruh siswa percaya dengannya, ya mungkin tidak semua siswa percaya dengan alasan bodoh itu.
Tidak semuanya..
"Disana, tampak keren seperti biasanya," gumamnya lirih memperhatikan pria tanggung bersurai hitam legam yang duduk penuh percaya diri.
Dia dikelilingi oleh banyak teman dan rumornya sudah memiliki pacar. Kazuki mendengus sedikit jengkel dengan tingkah eksentriknya, 'Pencuri lampu sorot.'
Terlebih dengan berita di surat kabar terbaru yang menampilkan fotonya di halaman utama. Dengan headline 'Detektif SMA Memecahkan Kasus Lagi!'. Hebat memang, tapi tidak tahukah ia akibat yang ditimbulkan dari sifat dan kecerdasan narsisnya itu?
Kazuki bukannya iri atau apa. Yang jelas, ia tahu dampaknya tidak pernah baik. Beberapa polisi atau detektif harus kehilangan pekerjaan mereka karena dikalahkan oleh bocah SMA yang masih bau kencur seperti dirinya.
'Aku tidak pernah menyukai pria bernama Kudo Shinichi itu,' batinnya sebelum terlelap melawan rasa kantuk yang menyerang.
.
.
.
.
"Teet! Teet!" Bel SMU Teitan berbunyi.
Suaranya yang nyaring dan berisik menggema di seluruh lorong. Kazuki bangkit dari bangkunya tidak semangat. Ini adalah hari-hari sekolah yang membosankan.
Dia akan berjalan menuruni anak tangga yang mengarah ke lantai satu. Membuka kunci lemari sekolahnya untuk memakai sepatu uwabakinya dan menyemprot badannya yang bau keringat dengan parfum sandalwood kesukaannya.
Setelahnya dia akan menutup dan tidak lupa mengunci dan, "GYAA!!"
Pria itu meremat jas sekolahnya. Seakan hidupnya bergantung pada itu. Mulutnya menganga lebar tidak elit, "K..kau?!"
Yang benar saja, apa yang terjadi pada hari ini? Kesialan yang lain?
Shinichi Kudo menyandarkan bahunya pada lemari sebelahnya. Kedua bola mata jelaga itu menatap Kazuki dengan intens. Kazuki gugup, dia mengusap surai abunya ke belakang telinga.
Mengontrol jantungnya tadi yang bergedup kencang karena ulah sembrono teman sekelasnya. Shinichi berkedip lucu, "Oh hei!"
Kazuki sudah tenang setelahnya. Dia memasang wajah datarnya kembali, "Mau apa kau?"
Serius dia tidak suka berbasa-basi, terutama terhadap sosok yang tidak disukainya di depannya ini.
Senyumnya saja sudah congak dan Kazuki ingin sekali meninju muka tampannya itu.
Apa tampan?
Dia pasti sudah gila.
Shinichi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pipinya bersemu merah, "Anoo apa kau ada waktu sebentar?"
Enaknya sih Kazuki ingin berlalu saja. Bilang jika dia sibuk dengan lagu barunya atau apa. Sayangnya, lidahnya kelu untuk berkata melainkan kepalanya mengangguk persetujuan.
Gerakan tubuhnya dan pikirannya sering tidak sinkron. Shinichi tersenyum lebar, "Emm begini."
"Tipe orang seperti apa yang kau sukai?"
Kedua alisnya tertekuk ke dalam. Heran, "Kau delusional?"
"Bukan-bukan begitu! Jangan salah paham!" Dia jadi panik sendiri.
"Begini sahabat masa kecilku-"
"Dengar Kudo-san maaf sebelumnya kau tahu kita tidak pernah dekat. Ini bahkan pembicaraan pertama kita, menurutku ini sedikit aneh?"
Muka Shinichi memerah total, "Bukann! Begini.."
"Haahh.." Dia membuang nafas dengan berat.
Menatap pemilik manik bewarna biru safir itu dengan berini, "Besok minggu aku akan kencan dengan seseorang."
"Wah kalau begitu selamat," puji Kazuki tulus kemudian menghentakkan sepatu uwabakinya di atas lantai.
Situasinya sangat canggung.
"Kami akan pergi ke Tropical Land!" Serunya tepat di depan muka Kazuki.
"Apa kau mau ikut bersama kami?" Deklarasinya menggebu-gebu.
Kazuki berkedip. Mulutnya menahan tawa komat-kamit karena lucu dan akhirnya meledak. Dia tidak bisa menahan tawanya. Apa detektif timur ini mengajaknya bercanda atau apa dia sangat tidak paham.
'Teman kelasku yang sok pintar'.
"Hahahaha!!!" Dia memegang perutnya sendiri karena geli.
Shinichi Kudo terpana. Ini pertama kalinya dia melihat Kazuki tertawa selepas itu apalagi yang membuat ketawa Kazuki yang tidak tertahan adalah berkat dirinya, 'Dia sangat tampan..'
"Kau mau berkencan kan? Dan kau mengajak seseorang? Untuk apa Tantei-san!" Dia tidak habis pikir.
Apa karena Shinichi tidak berani berdua? Persetan, mereka semua sudah kelas tiga SMA!
Sedangkan yang dipikirkan Shinichi adalah, 'Dia memanggilku dengan sebutan Tantei-san..'
"A..aku mau kau menyarankanku outfit atau m..membimbang? membimbingku menjadi sosok gentleman saat kencan besok!"
Tawanya reda. Kini Kazuki lebih santai menatapnya. Auranya sudah tidak setegang tadi, "Begitu ya.."
Jantung Shinichi bergedup kencang, dia takut jika detakannya dapat didengar oleh pria yang tingginya setara dengan dia.
"Tapi kenapa?"
Kedua bola mata jelaga itu membelalak. Kazuki melanjutkan narasinya, "Dari puluhan ribu penggemarmu atau teman dekatmu, kenapa kau meminta saran dariku?"
"Mencurigakan.." Lanjutnya sembari membalikkan badan.
Kazuki hendak meninggalkannya sampai suara tinggi Shinichi Kudo merasuki indra pendengarannya, "KARENA KAU TAMPAN!"
"KAU SANGAT TAMPAN!"
Kazuki mencengkram tas ranselnya kuat-kuat. Di belakangnya Shinichi sudah keringatan. Punggungnya basah dan mukanya semerah tomat. Dia tidak berbohong atas itu, dia mengucapkannya karena apa adanya.
Pria itu menggigit bibir bawahnya jengkel. Menurutnya Shinichi memiliki paras bak Apollo kenapa masih merendah begitu? Apa dia merendahkannya?
"Buka matamu Kudo-san..."
'Karena hanya kamu yang berani memujiku seperti itu..'
Shinichi tidak habis pikir. Setelah pernyataan itu nafasnya terengah-engah. Menonton punggung Kazuki yang menjauh. Dia segera berjongkok seperti orang bodoh, "Aku melakukan kesalahan fatal Ran.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Watson (Detective Conan x Male OC)
FanfictionGambar cover dari @E896N di Twitter Cover dibuat di Canva UPDATE Setiap hari sabtu dan minggu Kazuki Ichiro selain karena tampan dia bukanlah murid yang mencolok. Itu yang dia pikir. Dia bukanlah sosok jenius di segala bidang seperti teman sekelasny...