Hari minggu. Hari yang dijanjikan Shinichi kepada Kazuki. Saat ini jam dindingnya menunjukkan angka 11 siang tapi sampai sekarang tidak ada dering telepon masuk ke rumahnya. Dia sekarang jadi kurang percaya dengan ucapan pria tegas itu kemarin.
Badannya beringsut ke sofa, 'Aku ini kenapa sih?'
'Kenapa aku yang malah bersemangat dengan semua ini?' Dia mengingat beberapa jam yang lalu.
Kazuki melakukan lulur pada tubuhnya saat mandi, memberinya aroma terapi pada bak-nya dan menyiapkan air dengan suhu panas. Pemijatan pada rambutnya, semuanya serba wangi dan lama. Bisa dihitung hampir 2 jam Kazuki habiskan untuk berendam.
Lebih parahnya lagi dia sempat memilih setelan terbaik yang ada di dalam lemari kayunya yang besar. Kazuki sampai berulang kali memasukkan baju ke lemari dan mengambilnya kembali. Padahal dia kan bukan tokoh utamanya di sini.
Benar, tokoh utamanya akan selalu jatuh pada Shinichi Kudo.
"Aku seperti anak gadis lagi kasmaran saja," erangnya pelan sembari meraup wajah.
Apa dia seharusnya datang?
Atau dia..
"Agrh kesal!" Dia tidak ingin menyia-nyiakan setelannya ini. Dia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
Seperti dia yang akan berkencan saja. Kata-kata Shinichi kembali terputar di kepalanya seperti gulungan radio. Klasik dan kuat, "KAU SANGAT TAMPAN.."
"Benarkah itu?" Tangannya perlahan mengusap pipi putih porselainnya dengan gerakan yang mulus.
Tiba-tiba saja kalimat ibunya juga keluar dari kepalanya. Kalimat yang selalu mengiris hati dan menghancurkan relung jiwanya, "Wajahmu menyebalkan."
"Kau sangat mirip dengan pria bajingan itu."
Usapannya berhenti. Kazuki menjatuhkan tangannya kemudian menunduk untuk menemukan kedua kakinya yang sudah bersepatu kanvas putih, 'Aku ini kenapa sih?'.
Kazuki menggeleng kepalanya kuat kemudian beranjak dari duduknya. Dia menoleh ke atas nakas tempat berdirinya pigura yang berisikan foto ibunya dulu dengan senyum lima jarinya.
Pria itu menggepalkan kedua tangannya. Buku-buku jarinya memucat, "Pria sejati tidak akan pernah menarik katanya."
"Ya kan Mama?" Pamitnya dengan wajah tanpa ekspresi setelah itu mengunci pintu rumah.
-o0o-
"KAU APA?!" Teriak Ran tidak percaya di depan wajah Shinichi.
Bisa tidak mereka berkomunikasi secara normal saja? Masalahnya Shinichi sudah terlalu sering melewati batas kesabarannya. Saat ini pukul setengah 12 siang.
Jam ekskul di hari minggunya sudah selesai. Dia sedang melipat baju karatenya dan meletakkannya di dalam tas sampai hidung pria tinggi itu datang menyapanya.
Dan inilah yang didapatkan Shinichi. Tinjuan telak di rahang bawahnya, "DASAR BODOH!"
"Kau membuat janji asal padanya sebelum kita memiliki kesepakatan bersama?!" Histerisnya menyampirkan tas-nya ke bahu.
Shinichi yang jatuh tersungkur berusaha berdiri. Dia mengerang menahan rasa sakitnya, "Akh.."
"Kau bilang ingin dekat dengannya."
"Bukan berarti membohonginya," sahut Ran tidak ingin kalah.
Shinichi terdiam sebentar, "Jadi kau tidak mau datang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Watson (Detective Conan x Male OC)
Hayran KurguGambar cover dari @E896N di Twitter Cover dibuat di Canva UPDATE Setiap hari sabtu dan minggu Kazuki Ichiro selain karena tampan dia bukanlah murid yang mencolok. Itu yang dia pikir. Dia bukanlah sosok jenius di segala bidang seperti teman sekelasny...