arunika

3 1 0
                                        

tatapan tajam dari mata — gadis dengan rambut terurai membuat semua orang tak berani berkutik sedikitpun, gadis itu menarik nafas panjang sehingga akhirnya kembali mengeluarkan suara.

"maksud bapak di sini saya yang salah? sedangkan sedari tadi saya hanya mengutarakan pendapat sebagaimana yang bapak minta, melihat respon bapak yang hanya menyalahkan saya dari tadi, saya semakin merasa tertantang pak, dan ju-,"

"stres."

perhatian semua orang teralihkan kepada — lelaki berkulit pucat yang saat itu sedang duduk di pojok kanan kelas, tepatnya di samping jendela paling depan. semua orang tau bahwa lelaki berkulit pucat tersebut sangat tidak menyukai gadis yang sedari tadi berbicara atau tepatnya berdebat dengan guru mata pelajaran pendidikan pancasila saat itu, Nazea.

tatapan tajam Nazea yang tadinya menatap ke arah pak Subanto, kini beralih menatap Rajash dengan — tatapan sendu, lelaki itu selalu membenci dirinya yang bahkan ia tak tahu apa permasalahannya.

sudah malas berdebat karena suara Rajash yang berhasil mengalihkan pikirannya, Nazea memilih untuk duduk dan diam hingga mata pelajaran pendidikan pancasila selesai.
menyadari bahwa saat ini dirinya sedang di tertawakan, Nazea langsung menidurkan kepalanya di atas meja dan memejamkan matanya sembari menunggu bel istirahat berbunyi.

berlanjutnya mata pelajaran itu tidak membuat Nazea bangun dari tidurnya, hingga akhirnya bel istirahat berbunyi lalu teman sebangku Nazea membangunkan Nazea dari tidurnya.

"Jea bel, bangun," ujarnya.

mata Nazea terbuka, hal pertama yang ia lihat saya terbangun dari tidurnya adalah Rajash yang saat itu sedang bermain game di pojokan, ia hanya menatap Rajash sesaat namun Rajash langsung berhasil menyadari sosok Nazea yang menatapnya beberapa detik.

dengan cepat Nazea langsung mengalihkan pandangannya dan berdiri dari tempat duduknya menuju keluar kelas.

"bodoh je bodoh," umpatnya dalam hati.

lambaian tangan dari seberang lapangan menarik perhatian Nazea, dengan cepat ia langsung berlari menuju orang yang melambai saat itu, gadis berkulit kuning langsat dengan rambut yang di kuncir kuda kini berdiri di hadapan Nazea, Naye atau tepatnya Nayesha.

"gue bener bener benci sama Rajash," ungkap Nazea.

"lah kenapa? Rajash seganteng dan sekeren itu lo benci Je?!." Naye benar, namun Naye tetaplah salah.

Nazea menggenggam tangan mulus milik Naye dan menatap Naye dengan seksama, "Nay ginii, gue tau lo sesuka dan secinta itu sama Rajash, tapi lo gatau seberapa jeleknya sifat Rajash Nay!!."

ya betul sekali, Nayesha adalah sahabat Nazea yang menyukai serta mencintai Rajash, entahlah jelasnya itu hanyalah cinta sebelah pihak, tepatnya bertepuk sebelah tangan, Nayesha sangat yakin dengan perasaannya bahwa saat ini ia menyukai Rajash.

dahulu Nayesha memiliki seorang pacar, namun putus karena pacarnya berselingkuh dan tak lama sekitar 1 setengah bulan, Nayesha perlahan menyukai Rajash yang berada di kelas Nazea ketika Nayesha sering bermain di kelas Nazea, beberapa kali Nayesha dan Rajash juga mengobrol, Nayesha lebih pintar mengambil hati dari pada Nazea.

awalnya sebelum Nayesha memberi tahu bahwa ia mulai menyukai Rajash, Nazea sangat ingin memberi tahu bahwa Nazea labil apakah ia menyukai Rajash atau tidak, nyatanya ia terlambat, sahabatnya terlebih dahulu menyatakan padanya bahwa ia menyukai sosok lelaki yang juga Nazea sukai.

"oke jadi mau makan apa je?,"

"terserah Nay, apapun,"

"yaudah mie ayam ya,"

"gak deh jangan mie ayam."

Nayesha mendorong kecil tubuh Nazea, siapa lagi yang akan mengatakan terserah namun tidak mau jika sudah di tentukan pilihannya? ya itu ada Nazea.

— artgirlsz

suara langkah kaki menyadarkan Nazea yang kini sedang membaca sebuah buku sembari duduk di meja makan, mata Nazea tergerak mencari keberadaan suara tersebut. Ia mendapati ayahnya yang saat itu berjalan menuju naik ke lantai atas, melihat ayahnya yang melewatinya begitu saja, Nazea yakin bahwa saat itu ayahnya sedang memiliki suatu masalah.

awalnya Nazea berniat untuk mengejar dan bertanya pada ayahnya, namun ibu tirinya terlebih dahulu mendatangi ayahnya, sudahlah hal itu sudah bukan urusannya lagi.

Nazea menghela nafas panjang, ia merasa sangat kesepian setelah ibu kandungnya pergi meninggalkannya selamanya, lalu saudarinya yang berkerja di luar kota, ia benar-benar hanya memiliki dirinya sendiri.

Kring.....

telepon rumahnya berbunyi, dengan cepat Nazea langsung berjalan menuju telepon tersebut, ia menerimanya dan mendengar suara lelaki dewasa dari seberang sana.

"hallo?," ucap Nazea.

"Hallo, apa ada pak Nazion?,"

mendengar itu Nazea langsung menutup bagian bawah telepon dan berniat memanggil ayahnya.

"AYAH ADA TELPON !!," pekik Nazea saat itu juga.

tanpa lama menunggu, ayah Nazea atau yang bernama Nazion datang menuruni tangga untuk menerima panggilan telepon. Nazea memberikan telepon genggam itu pada ayahnya, lalu ia kembali menuju meja makan untuk beraktivitas membaca buku lagi.

buku yang ia baca adalah sebuah novel, bukanlah sebuah buku pelajaran karena baginya, berada di rumah itu adalah waktu untuk istirahat belajar.

"Jea, besok kita ada pertemuan sama teman bisnis ayah, kamu itu dandan yang cantik ya," ucap ayah Nazea secara tiba-tiba.

"hah?"

Nazea menyergitkan dahinya tak mengerti, mengapa ia harus ikut jika itu bertemuan bisnis orang tuanya, ia masih SMA tak berniat untuk ikut berbisnis.

mata Nazea tertuju pada wanita yang saat itu menuruni tangga berjalan ke arah dapur, ia mendekati wanita tersebut atau tepatnya ibu tirinya, lalu bertanya....

"maksud ayah apa ma? ngapain Nazea ikut?," tanya Nazea pada ibu tirinya.

"mama gatau Je, besok kita ikuti aja apa yang ayah kamu minta ya," jawab Erina yakni ibu tirinya.

23 July 2023 .

somebody to love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang