2.45

344 62 17
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Ketika tidak lagi memiliki urusan di kota sebelah, Ye Mi dan Xiao Sa berencana untuk pulang. Sammo Hung dan Lynn Hung sudah lebih dulu pergi pada kemarin malam. Mereka berpamitan setelah memberikan beberapa pesan untuk anak-anak. Lynn Hung tampak tidak rela berpisah dengan menantu kecilnya yang tercinta. Begitu besar keinginan untuk membawanya pulang terbit di hati, tetapi urung dilakukan ketika mendapatkan tatapan maut dari Ye Mi yang bertingkah seolah siap memutus tali ibu dan anak di antara mereka jika saja dia tetap bersikeras membawa Xiao Sa.

Pada akhirnya, Lynn Hung mau tidak mau berpisah dengan Xiao Sa setelah diberi pengertian oleh Sammo Hung. Rintikan air mata tiada henti menetes di pipi wanita itu, tampak sangat dramatis. Namun, apa boleh buat? Dia memiliki memantu yang sangat imut dan menggemaskan. Siapa pun yang mengenal akan merasa tidak rela untuk berpisah. Begitu pula dengan Ye Mi yang saat ini tengah mendekap sayang tubuh Xiao Sa, sangat enggan melepaskan. Dia mengabaikan tatapan Paman Ji yang diam-diam melihat dari kaca spion. Lima belas menit berlalu dengan tubuh saling menempel, menekan satu sama lain demi menahan kerinduan agar tidak cepat berkembang.

Xiao Sa merasakan sesak di dada, terlebih lagi ketika tiada henti diintai oleh sang paman yang berdiri di depan pintu rumah guna menanti kehadirannya. Beruntung kaca mobil Ye Mi sangat gelap dan tidak tembus pandang. Jika tidak, Lin Yi akan menjumpai pemandangan di mana kedua bibir saling melumat dan mengecap rasa manis untuk sementara waktu. Pasangan di dalam mobil itu tampak seperti pengantin baru yang masih berada di tahun-tahun pertama pernikahan. Enggan berpisah, tetapi juga tidak berdaya menempel sepanjang waktu.

Ye Mi baru dapat merelakan Xiao Sa berlalu dari jangkauan pandangannya setelah lelaki manis itu dengan tegas mengatakan, "Tuan Ye, sekarang kamu yang bertingkah kekanakan, ah! Masih ada hari esok, kamu bisa menjemputku di kampus."

Ye Mi tidak memikirkan hal itu sebelumnya. Setelah titik penyelesaian kegundahan diraih, dia dengan berat hati melepaskan Xiao Sa. Mengusap perlahan dagu sang kekasih dan kembali melabuhkan sebuah kecupan hangat di bibir ranum. Bibir tebal bergerak untuk menyuarakan isi hati yang telah terpendam selama beberapa menit yang lalu. "Aku akan merindukanmu."

Xiao Sa tersenyum mendengar pengakuan tersebut. Sebagai hadiah, dia mencium bibir Ye Mi, kemudian memberikan gigitan penuh rasa cinta yang mampu membekas di hati pihak lain. "Aku juga akan merindukanmu."

Paman Ji sudah tidak tahan mendengar untaian kata semanis madu yang memiliki kadar manis terlalu berlebihan. Beruntung Xiao Sa segera turun sebelum dia berhasil merobek kedua telinganya. Dia pun berhasil mengembuskan napas lega ketika Ye Mi ikut turun untuk menyapa Lin Yi.

Sementara Lin Yi lagi-lagi terpanah akan ketampanan Ye Mi yang jauh di luar dugaan. Mulutnya terbuka, bahkan sedikit lagi air liur akan menetes jika saja Xiao Sa tidak cepat-cepat menepuk pundaknya sembari berseru, "Paman Kecil, aku merindukanmu."

Xiao Sa bergelayut manja di tangan Lin Yi, menyandarkan kepala di lengan kokoh sang paman, sedangkan bagian mata melakukan aksi genit kepada Ye Mi. Dia mengedipkan sebelah mata beberapa kali, serta memajukan bibir samar-samar demi mengantarkan kecupan terakhir sebelum membawa pamannya masuk ke dalam rumah. Dia tahu jika Lin Yi menyukai lelaki yang tampan sehingga pamannya itu tidak dianjurkan untuk menatap Ye Mi terlalu lama. Xiao Sa tidak ingin terjebak dalam perang dingin saudara sebab dia tidak akan mengalah sedikit pun jika itu menyangkut tentang orang yang dicintai.

Mangsa yang sudah terpancing secara sempurna, sangat haram untuk dibagi-bagi sekalipun kepada saudara sendiri.

Lagi pula, Xiao Sa tahu jika Lin Yi memiliki teman dekat yang juga tampan meski ketampanan tidak mampu menandingi milik Ye Mi. Tetap saja, mereka harus fokus pada lelaki tampan mereka masing-masing.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang