.....
.
.
.
Angin melalui tubuh seorang pria yang sedang tertidur. Cahaya bulan menyinari wajahnya dengan tenang membuat fitur wajah pria tersebut terlihat. Tetesan air menggenang disisi kelopak matanya.
Bunga jatuh menepuk pelan ke wajah pria itu, perlahan kelopak matanya mulai terbuka, mata berwarna bunga plum memiliki pantulan bulan di dalamnya.
Ingatan akan masa lalu yang ingin terlupakan mulai merembes dari gelas yang menjaganya, betapa rindunya dia dengan teman-temannya di masa lalu.
Tetapi memikirkannya saja hanya akan membuatnya terkekang, dia bangkit berdiri dan meminum sake sambil menonton bulan di bawah pohon plum.
'Bunga plum telah mekar lagi, tetapi dimana kamu?'
Dirinya yang dipanggil Saint dari klannya hanyalah seorang pria kesepian bernama Chung Myung. Walaupun dirinya sudah mendapatkan berbagai macam penghargaan, tetapi dia masih tidak bisa melupakan teman lamanya.
Tanpa disadarinya rambutnya tergerai, melepas pita hijau yang dia pegang dengan tangannya. Pita itu tidak terlihat cocok dengan warna bunga plum. Tetapi dia tetap memegangnya dengan erat.
'Tang bo, sudah berapa tahun berlalu?'
Keinginan yang dia ingin katakan terus tertanam di tenggorokannya. Ketika dia memikirkan betapa susahnya untuk mengeluarkan suara ketika dia kehilangannya.
Dia terus menanyakan tetapi tidak menerima jawaban untuk pertanyaannya.
Mengapa hanya aku yang ada disini? Pertanyaan itu ingin Chung Myung tanyakan. Kenapa dia diberi kesempatan lagi? Untuk apa dia hidup kembali?
Perlahan dari tetesan kecil mulai membesar, hujan turun membasahi dirinya, air mengalir dari matanya tetapi hanya deru hujan yang terdengar.
Dia bersyukur karena dapat hidup kembali, dia bersyukur karena dapat mempunyai teman-teman yang baru, dia bersyukur dia masih bisa melindungi Mount Hua Sect.
Tetapi, mengapa hatinya masih tersayat dengan tajam?
Ingatan masa lalu membuatnya gila, rasa kehilangan terus datang kepadanya, rasa ketidakberdayaan menghantuinya. Tetapi dia tidak bisa menyerah, tidak boleh dan tidak akan pernah.
Dia selalu tertawa bersama dengan sahabat yang terus ada di sisinya. Mereka saling membunuh, saling bertarung, saling bertengkar sepanjang waktu tetapi mereka juga saling menyelamatkan satu sama lain.
'Chung Myung, hiduplah' kata-kata itu menjadi penopang yang membuatnya tidak dapat menyerah.
"Ini menyakitkan." Dia yang tidak pernah menangis, tidak bisa berbicara karena tekanan di tenggorokannya, seperti gentong air yang pecah, air matanya mengalir tanpa henti, darah membasahi tubuh orang yang menggendongnya, dia membenci melihat mata plum itu memerah karena tangisan.
Dia masih ingin bersama dengannya, tetapi sudah selesai, Dia tidak bisa diselamatkan lagi, dan dia hanya tersenyum pada temannya, mengusap air mata temannya, dan tertidur dengan senyap.
Ingatan mulai membanjiri seorang yang memegang tubuh yang mulai mendingin. Teriakan memenuhi hujan yang turun, mengeluarkan kesakitan yang ada di dalamnya.
MENGAPA DIA TIDAK BISA MENYELAMATKANNYA?!
MENGAPA HARUS DIA YANG MATI!?
KENAPA MEREKA SEMUA MATI!?
APAKAH TIDAK CUKUP?
SEMUANYA TIDAK CUKUP!!!
Dia berlari membawa pedang menerjang ke musuhnya.
Dengan penuh kebencian akan musuh yang membunuh temannya, dia berusaha. Berusaha. BERUSAHA. Dan akhirnya berhasil mengalahkannya. Dengan mengorbankan dirinya sendiri Mount Hua Sect bertahan.
Kembali ke cahaya bulan yang dia lihat. Ingatan yang kembali membuatnya beranjak dari pohon itu. Mengikat rambutnya dan pergi darisana untuk membeli sake yang habis ke toko.
Hujan perlahan mulai berhenti ketika dia berjalan, melihat orang berlalu lalang menginjak genangan air hujan yang menyebabkan bunyi percikan.
Wangi yang familiar mendapatinya, membuatnya terhanyut ke arah wangi tersebut. Matanya melebar dan tanpa sadar tubuhnya mulai berlari mengejar bau tersebut.
Sampai ketika dia sampai, melihat pakaian berwarna hijau, dia pun meraih tangannya. Air matanya mulai mengalir lagi melihat emosi mulai membanjirinya.
"A..a..h...ka..mu hidup" Dia pun memeluk orang di depannya. Walaupun dia terlihat seperti orang aneh. Tangisannya tidak bisa berhenti. Dia berpikir bahwa orang yang dia peluk akan mendorongnya menjauh dan menganggapnya aneh.
Tetapi..orang itu tidak mendorongnya pergi, tetapi dia memeluknya dengan erat. Chung Myung merasakan kehangatan di pundaknya, membasahi pakaiannya.
"Aku kembali, Chung Myung."
Hanya dengan 3 kata itu, berbagai emosi mulai membanjiri hati mereka berdua. Hujan mulai mereda terganti dengan cahaya hangat dari matahari yang perlahan muncul.
Dua burung yang terlepas yang menemukan diri mereka terikat di suatu tempat yang sama, menjumpai satu sama lain.
Tamat.
.....
.
.
.
Note : Thank you for the vote and comment!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Past and Now (Chung Myung and Tang Bo)√
FantasyReturn of Mount Hua Sect story!! Apakah hujan akan berganti dengan pelangi jika kamu menunggunya? Kebanyakan orang hanya melihat hujan itu. Tetapi Chung Myung menunggu agar dapat bersama dengannya, untuk dapat melihat pelangi berdua menghiasi langit...