-Old Friend-

216 26 4
                                    

°°°°°°
..

.

.

.

Matahari mulai terbenam, Chung Myung melihat murid-murid Hwasan yang sedang berlatih dengan senyuman di wajahnya.

Murid-murid manisnya yang dia latih sudah tumbuh besar dan itu membuat hatinya sedikit hangat. Walaupun dia tidak menunjukkannya.

"HEY, APA BADAN KALIAN TERBUAT DARI DAUN? BAHKAN KURA-KURA AKAN MENYUSUL KALIAN BODOH!!"

Sorotan mata yang tajam langsung mengarah ke Chung Myung.

"KALAU BEGITU TURUN KAU SIALAN!!!"

"SETUJU"

"PEMABUK PERUT HITAM!!"

"KAU YANG BODOH!!"

Walaupun terdengar jeritan kematian dan gertakan gigi di semua muridnya, serta kata-kata yang tidak seperti taoist keluar. Chung Myung hanya bisa tersenyum dan melihat ke langit

'Sahyung... sepertinya ada yang salah..'

'ITU KAU!! KAULAH MASALAHNYA!!!'

Sahyungnya terdengar berteriak seperti biasanya sambil menunjuk ke arahnya.

Tetapi rasa bangga di dalam hatinya memang benar, walaupun Sasuk, Sago, bahkan Sajaenya hampir pingsan dan mengucapkan kata-kata kasar setiap hari, mereka tetap berlatih tiap hari.

'Ya kalau mereka gak latihan, nanti ku pukul sih'

Chung Myung meminum alkohol di tangannya. Dan kembali berbaring sambil melihat pohon bunga plum yang mekar.

Musim semi memang yang paling indah di hutan bunga plum ini. Pita hijau yang dikenakan Chung Myung terpapar sinar matahari yang terlihat kontras dengan rumput ketika dia berbaring.

Bunga plum yang bertebaran terbawa angin membawa aroma musim semi yang sama, dari dulu bahkan sekarang.
Ketika dia minum bersama Sahyungnya, bersama Sajaenya, dan bahkan bersama Temannya.

Hatinya mulai berdenyut lagi, kesakitan di masa lalu tidak mudah dilupakan tetapi yang bisa dia lakukan sekarang adalah menjaga Gunung Hua, sampai para anak-anak ini mampu membuat bunganya sendiri.

Maka dari itu dia masih bertahan, sebentar lagi, sampai Gunung Hua benar-benar aman bagi anak-anak ini.

'Sahyung, aku akan berusaha'

'Chung Jin, tunggulah sebentar lagi'

'Tang bo, tetaplah menungguku'

Matanya mulai terpejam, kenangan akan masa lalu terus bermunculan di pikirannya setiap hari, bertabrakan dengan masa yang dia tinggali sekarang.

Aroma bunga plum masih sama seperti dulu, tetapi yang berubah adalah orang yang bersamanya sekarang. Generasi yang dia harus lindungi, agar kejadian masa lalu tidak menimpa anak-anak Gunung Hua lagi.

Dia hanya bisa berharap ingatan yang muncul di pikirannya bukan tentang kehilangan semua orang berharga di dalam dirinya lagi tetapi ingatan tentang kehangatan yang dia rasakan dahulu. Sebelum perang besar melanda seluruh dataran tengah.

"Hyung!!! Berikan aku alkoholnya!!"

Pakaian hijau pemuda itu terhembus angin, mencoba meraih alkohol di tangan pria yang lain.

"Apa yang ada di tanganku adalah milikku HAHAHA!!"

Glek glek glek

Past and Now (Chung Myung and Tang Bo)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang