Meet

124 15 3
                                    

Author Point Of View On

Bright baru saja bangun dari tidurnya. Bright terlihat sangat bingung sekarang, karena dia tidak berada di dalam kamarnya melainkan dia berada di dalam salah satu kamar pasien yang ada di sebuah rumah sakit Internasional.

"Kenapa tanganku di infus? Aku sakit apa?" Monolog Bright.

"Ahh ini!!" Bright menyentuh perban yang ada dikepalanya.

"Sakit?" Batin Bright

"Aku dimana? Aku kenapa?" Bright masih berbicara sendiri karena bingung dengan kondisinya saat ini.

Bright lalu bangkit dari tempat tidur itu lalu memutuskan untuk turun dari atas tempat tidur, namun dia malah terjatuh karena tubuhnya yang masih lemah. Seorang dokter yang baru saja masuk langsung berlari dan menolong Bright.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu masih lemah! Keadaanmu masih belum baik, sehingga kamu masih harus berada diatas tempat tidur!" Ucap dokter itu dengan nada suara yang terdengar sangat khawatir.

"Ak-aku hanya ingin berjalan-jalan diluar, tapi aku malah terjatuh. Kakiku masih bisa digerakkan, ini berarti aku tidak cacat kan?"

"Kondisimu masih lemah! Jangan keluar kamar dulu! Aku akan membawamu ke toilet jika kamu ingin buang air." Ucap dokter itu.

"Winn..." Panggil Bright saat melihat ke arah dokter itu.

Bright baru sadar kalau Win adalah dokter yang menolongnya. Win memapah tubuh Bright dan mengembalikannya keatas tempat tidur lagi. Tatapan Bright kini berubah menjadi sedih, Win tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

"Win? Kenapa tiba-tiba dia memanggil namaku seperti itu?" Batin Win

"Apakah kamu sudah menjadi dokter seperti yang kamu inginkan?" Tanya Bright.

"Hmm.."

"Tentu saja, dan bukankah dia sudah tahu tentang hal itu?" Batin Win

"Bagaimana dengan biayanya? Apakah kamu bisa membayar semua biayanya?"

"Dia bertanya? Kenapaa dia bertanya?" Batin Win

"Seseorang membayarkannya untukku. Aku berutang kepadanya dan berjanji akan segera membayarnya kembali saat aku sudah memiliki uang." Win kini sedang mengikuti skenario orang yang berada di depannya kini.

"Win, aku akan membayar semua utangmu itu, tapi lahirkan anak untukku!" Ucap Bright.

Win yang tadinya masih sabar menghadapi Bright langsung menampar kepala Bright seolah Win lupa kalau Bright sedang terluka parah.

"AUGHH, WINN! INI SAKIT!" Teriak Bright.

Win seketika tersadar dan langsung mengecek kepala Bright karena takut terjadi pendarahan lagi. Dia kini merasa kesal dan juga sedih ketika melihat orang yang dia cintai terluka parah seperti ini.

"Kau sedang memainkan drama apa huh?"

"Apa maksudmu Win? Aku ngga mengerti!"

"Apa kamu melakukan semua ini hanya untuk meminta anak?" Win kini menatap kedua mata Bright dengan tatapan serius.

"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan!"

"Sungguh, apa yang ada dipikiranmu kini hanya meminta jatah kepadaku? Menyebalkan! Bahkan saat kamu sakit seperti ini?"

"Win, aku ngga mengerti, tapi sungguh aku ingin memiliki anak darimu. Aku juga siap membayarkan semua utangmu." Ucap Bright

Tiba-tiba Win tersadar, "Astaga, maafkan aku sayang! Harusnya aku tidak memukulmu tadi!" Ucap Win yang langsung memeluk Bright.

Story Time (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang