"Ternyata semua itu benar, kak Lana akan meninggalkan aku, dan menikah dengan wanita itu. Jika aku ditakdirkan menjadi orang yang paling menyedihkan, maka lebih baik aku mati daripada hidup dengan penuh kesedihan." Kata ku.
Lalu aku mengambil gunting diatas meja belajar ku, dan aku siap menusuk perut ku sendiri.
Tiba-tiba kak Lana datang.
"Aurel, aku... Eh? Aurel, jangan!" Kata kak Lana.
"Kak Lana?" Kata ku.
Dengan cepat, kak Lana mengambil gunting dari tangan ku, dan melemparnya ke sebuah keranjang sampah.
"Kenapa kamu mau melakukan itu, Aurel? Kenapa?" Kata kak Lana.
"Justru aku yang harusnya menanyakan itu! Kenapa kakak tega mau melakukan itu!?" Kata ku sambil menangis.
"Melakukan apa, sayang?" Kata kak Lana.
"Kakak jangan pura-pura lupa! Kakak mau meninggalkan ku, dan menikah dengan wanita itu, benar kan!? Harus berapa kali aku ditinggal oleh orang yang aku sebut "kakak", hah!? Aku capek, kak! Aku capek ditinggal sendiri terus!" Kata ku.
"Aurel, tolong dengarkan aku! Aku akan menjelaskan semuanya, sungguh!" Kata kak Lana.
"Menjelaskan apa? Menjelaskan bahwa kakak memang benar akan menikah dengan wanita itu, dan meninggalkan aku sendirian di sini, kan!?" Kata ku.
"Kamu salah, Aurel." Kata kak Lana.
"Eh!?" Kata ku.
Kak Lana pun memeluk ku, sambil menangis.
"Semua yang kamu pikirkan itu salah, tidak ada yang benar. Kalau kamu mau tahu, wanita itu adalah teman ku yang baru habis putus dengan pacar nya. Dia hanya ingin curhat dengan ku, tidak lebih. Makanya aku ajak dia makan malam, sambil mencarikan dia pacar baru yang lebih cocok dengan nya. Jadi sebenarnya, aku tidak punya perasaan apapun pada nya." Kata kak Lana.
"Itu bohong kan, kak?" Kata ku.
"Aku tidak mungkin bohong, sayang. Untuk apa aku harus berbohong pada gadis cantik ku ini?" Kata kak Lana.
Aku pun terkejut, karena dipanggil seperti itu oleh kak Lana. Ah, katakan sekali lagi, kak Lana! Katakan sekali lagi!
"Dan aku minta maaf, karena aku tidak mengerti perasaan mu selama ini. Aku tidak tahu kalau kamu mencintai ku, sejak pertama kamu tinggal di sini. Sumpah, aku tidak tahu, Aurel. Jadi maafkan aku, ya. Aku tidak mau kehilangan kamu, karena aku sayang kamu, lebih dari siapapun." Kata kak Lana.
"Hah? Kakak sayang aku, lebih dari siapapun?" Kata ku.
"Tentu saja, karena kamu adalah adik angkat ku, sekaligus istri masa depan ku." Kata kak Lana.
Wow, yes! Aku senang banget, kak Lana ternyata lebih mencintai ku lebih dari siapapun!
"K... Kak Lana? Aku istri masa depan kak Lana? Maksudnya..." Kata ku.
"Ya, sayang. Mulai sekarang, kamu adalah pacar ku. Dan di masa depan, kamu akan menjadi istri ku. Bagaimana, sayang?" Kata kak Lana.
"Ah, kak Lana!!!" Teriak ku dengan senang, dan memeluk kak Lana dengan erat.
Saking senangnya, aku sampai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Seorang Adik
General FictionNama ku Aurel, aku adalah gadis berusia 12 tahun dan sudah tamat SD, namun aku tidak melanjutkan pendidikan ke SMP. Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang tidak pernah mempedulikan perasaan ku, nama nya Reza. Kak Reza punya pacar bernama Fani, da...