4 tahun kemudian, kami pun menikah.
"Sayang, didepan semua tamu undangan, aku berjanji akan setia pada mu sampai akhir hayat ku." Kata kak Lana.
"Aku juga, kak. Aku janji, akan setia pada kak Lana sampai akhir hayat ku, dan aku akan melakukan apapun untuk kak Lana." Kata ku.
Kak Lana pun memasukkan cincin emas ke jari manis ku, dan aku juga melakukan hal yang sama.
Setelah itu, kami pun berciuman.
"Awww... Romantis sekali!" Kata para tamu undangan.
Setelah berciuman, kami berfoto bersama. Dan saat aku menoleh ke depan, aku bisa melihat kak Reza yang menonton acara pernikahan kami dari jauh.
Wajah nya nampak sedih, seakan menyesal telah meninggalkan aku. Tapi aku tidak peduli lagi, karena aku sudah punya kak Lana yang lebih menyayangi ku daripada dia.
"Senyum! Satu, dua, tiga!" Kata fotografer sambil mengangkat jempol nya.
Akhirnya acara pernikahan kami selesai, dan kak Lana langsung mengajak ku pulang ke rumah dengan mobil nya.
Selama dalam perjalanan, kami mengobrol.
"Kak, tadi aku melihat orang itu lagi." Kata ku.
"Siapa, sayang?" Kata kak Lana.
"Siapa lagi, kalau bukan trouble maker itu?" Kata ku.
"Oh, dia? Dia sedang apa tadi?" Kata kak Lana.
"Dia menonton acara pernikahan kita, dan wajah nya nampak sedih. Hahahaha, kasihan banget karena gak bisa menikah dengan pacar nya, sedangkan orang yang dia tinggalkan sudah menikah dan hidup bahagia!" Kata ku.
"Hahahaha, kasihan sekali. Biarkan saja dia, lagipula salah dia sendiri. Siapa suruh membuang semua orang yang berharga untuk nya, demi orang yang gak ada apa-apanya?" Kata kak Lana.
"Ya, kak Lana benar." Kata ku.
Sesampainya di rumah, kak Lana membukakan pintu mobil untuk ku. Saat aku keluar dari mobil, kak Lana langsung menggendong ku seperti seorang putri.
"Eh, kak Lana?" Kata ku.
"Biar aku gendong ya, sayang?" Kata kak Lana.
"Ok, kak." Kata ku dengan senang.
Lalu kami masuk kedalam kamar ku, dan kak Lana membaringkan aku di kasur.
"Kak Lana..." Kata ku.
"Sayang..." Kata kak Lana.
"Kakak mau ngapain?" Kata ku.
"Mau tidur sama kamu, sayang. Aku mengantuk sekali." Kata kak Lana.
"Hihihi, kakak. Ayo kita tidur, kak." Kata ku.
"Ayo, sayang." Kata kak Lana.
"Tapi sebelum tidur, boleh aku melakukan ini?" Kata ku.
"Eh? Apa itu?" Kata kak Lana.
Aku pun memegang pipi kak Lana, dan langsung mencium bibir nya. Kak Lana pun merespon dengan membalas ciuman ku. Setelah berciuman, kami pun tertidur sambil berpelukan, dan masih mengenakan pakaian pengantin kami.
Ah, kak Lana. Aku tidak menyangka, akhirnya kita sudah menikah. Aku sudah tidak sabar untuk memiliki anak dari kak Lana.
Aduh, kalau memikirkan hal itu, aku jadi susah tidur, nih. Hihihi, aku sayang banget sama kakak angkat, sekaligus suami ku ini. Pokoknya dia satu-satunya cinta ku di dunia ini, gak ada lagi yang lain.
Tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Seorang Adik
General FictionNama ku Aurel, aku adalah gadis berusia 12 tahun dan sudah tamat SD, namun aku tidak melanjutkan pendidikan ke SMP. Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang tidak pernah mempedulikan perasaan ku, nama nya Reza. Kak Reza punya pacar bernama Fani, da...