Satu

127 24 7
                                    

Entah kenapa hari ini aku malas untuk berbicara dengan teman-teman di kelasku. Aku memilih diam dan menghayal sambil menunggu teman sebangku ku yaitu Vitri datang, dia adalah satu"nya teman dekat aku di kelas, karna sahabat ku ada di kls yang berbeda.

Akhirnya Vitri datang juga , tapi dia datang berpas-pasan dengan guru yang akan masuk ke kelas kami,tapi untungnya dia tidak terlambat.

Semua siswa yang ada di kelas langsung diam karena yang datang adalah guru yang terkenal akan kegalakannnya.
Dia menyampaikan pengumuman bahwa kami para siswa akan belajar sesuai dengan kelas pengayaan dan jadwal di kelas pengayaan, selama dia menyampaikan pengumuman tidak ada yang protes karna takut dimarahi.

Akhirnya kami keluar dari kelas untuk mencari pintu kelas yang menempelkan nama kami. Ternyata aku berada di kelas 9'1. Dan yang membuat aku kaget aku sekelas dengan sahabatku yang pipinya tembem namanya Veren .

"Yey..., kita sekelas Nanda" sahut Veren dengan volume suara yang lumayan keras.

"Iyaa... aku jadi punya teman ngobrol deh" jawabku.
Tak lama kemudian dia pergi keluar kelas entah kemana.

Aku senang bisa duduk sebangku dengan sahabatku dan di depan kami 2 org yg kami kenal tapi tidak terlalu dekat. Dan 2 org di belakang kami adalah laki-laki, tapi hanya satu yang dekat dengan aku dan sahabatku namanya Rankin.

Aku tuh orangnya seneng banget kalo langsung akrab sama temen yang belum di kenal. Aku sering menegur laki-laki yang ada di blkg aku, kita sekarang sudah akrab, namanya Deril.

Entah kenapa perasaan malasku untuk berbicara sekarang aku selalu tertawa dan cerewet. Aku sering bercanda dengan Deril.Aku merasakan ada yang menepuk pundakku dan aku langsung membalikan badan, dan ternyata Deril.

"Eh, Nanda loh punya polpen 2 ngk? Gue pinjem dong satu" tanya Deril.

"Gue ada sih tapi...." blm selesai aku menjawab pertanyaannya deril malah memotong perkataanku.

" ya sudah gue pinjem mana.." Sambil merebut salah satu pulpen yang ada di tanganku, aku pun mulai mencubit tangannya karna dia langsung merebut pulpen itu.

"Kamu tuh ya udah baik mau di pinjamin malah kasar gitu." Kataku dengan ekspresi yang pura" ngambek.

"Iya..iya.. dehh, sorry-sorry gue ngaku gue salah, tapi pinjem dulu yah pulpennya" balas Deril.

"Ya udah deh," aku membalasnya dengan ekspresi yang sama yaitu ngambek. Tiba-tiba....

"Ngak usah ngambek dong" sambil mengacak-acak rambutku.
Aku langsung mencubitnya dan dia coba lari tapi aku terus mengejarnya sambil tertawa-tawa.

Aku dan Deril saling bertatapan, karna aku sudah salah tingkah karena melihat senyumnya yang membuat hatiku selalu tentram dan damai.

"Ngapain loh liat-liat *bleee" tanyaku sambil meledeknya.

"Eh ngk apa-apa, geer loh gu ngeliatin luhh *blee" jawab Deril sambil membalas ejekan ku tadi.

*bel istirahat*
"Akhirnya istirahat juga" sahutku.

"Syukur banget gue, udah bosan di kelas, ngak ada guru tapi gue bosen" gerutu Veren.

" ya udah sekarang kita cari Putri,Nadine,dan Maria" sambungku

Oh ia Putri,Nadine,dan Maria adalah teman baik aku dan juga veren kami seperti 5 sekawan.

"Hey kalian.." pangil ketiga sahabatku sambil menepuk pundak ku dan Veren.

"Eh ketemu juga sama kalian" balas Veren.

"Ya udah skarang kita ke kantin, udah laper nih" sambung Maria

*di kantin*
Kami sudah selesai makan hanya saja masih ngobrol" bersama.
"Eh.. gimana kalian tadi pelajarannya?" Tanya Putri

"Duh kalo guee boring bangett..." gerutu Veren.

"Kok loh boring?" Pertanyaan sambungan dari Nadine

"Yaiyalah.. udh gak ada guru trus ngak tau ngomong ama siapa" jawab Veren.

"Gue sih ngak boring biar ngak ada gurunya,kan.." belum selesai aku bicara Veren langsung memotong perkataanku.

"Yailah kan elo dari tadi becandaan mulu sama Deril" sambung Veren

"Ciee.cieee ada yang udah mulai mau pacaran" mereka semua menatapku.

"Ihh ngak kali gue sama Deril cumam temenan" jelasku

"Emang kan semuanya berawal dari temen " ejek Nanda.

" aku memang cuman temenan ngak lebih kali, aku orangnya kan heboh dia juga gitu. Jadi, rame aja, aku ngak punya perasaan apa pun kok sama dia" kataku.

" sekarang belum tapi nanti?" tanya Nadine.

"Iya betul tuh kata Nadine, siapa yang tau kedepannya gimana?" sambung Putri.

Maaf mungkin baru pendek yah.. :)

Jangan lupa di vote+ comment..
Terbuka comment dari siapa pun tentang apa pun mungkin ada saran" silahkan di comment :)

Kalau bagus di comennt yah :D
Biar bisa next ;)

HopingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang