Saat aku pulang ternyata kakakku Ditha sudah pulang dan aku memasuki rumah dengan muka yang sangat rata dan kakakku menegurku.
"Heyy de... Udah pulang? Kenapa cepat pulang?" tanya kakakku
"Guru-guru lagi rapat" aku menjawabnya sambil terus menaiki tangga untuk kekamar.
Aku rebahan ditempat tidur tanpa mengganti pakaian, aku menghayal.
Kenapa saat Deril menjauh dan saat itu pula aku mulai menyukainya, apa aku harus melupakannya? Tapi kenapa aku harus melupakannya secepat ini?
Aku sudah mulai mencintainya tapi kalau aku pertahankan pasti aku akan tersakiti, aku tidak mau tersakiti.
Tanpa sadar aku sudah mengeluarkan air mata, tiba-tiba kakakku Ditha langsung masuk di kamarku.
Aku langsung menghapus air mataku,
"Kamu kenapa? Nangis yah?" tanya kakakku"Enggak kenapa-napa kok ka" jawabku sambil mencoba untuk senyum
Tiba-tiba kakakku Russel masuk ke kamarku
"Eh pinjam cars dong, cars gue udah ngak tau dimana" kata kakakku"Ada di sana" jawabku dengan nada lemas
Kakakku mengambil cars yang dia minta."Kenapa? Loh nangis?" tanya kakakku russel
"E..enggak kok" jawabku
"Alah bohong lagi luh... Pasti karena cowo lagi yah? Makanya kalo masih kecil belum boleh pacaran" ejeknya sambil keluar dari kamarku
"Coba ceritain dulu de" kata kakakku ditha
"Ini tentang cowo yang aku ceritain lalu kak, aku udah mulai suka sama dia, tapi kenapa aku harus melupakan dia?" jawabku
"Kenapa kamu harus lupain dia? Kan kalo kamu mulai cinta kamu deketin dong" kata kak Ditha
"Aku tau kak cuman kemaren sahabat aku becandaan sama cowo itu dan ternyata sahabat aku bilang "dia nyuruhku jadian gitu sama cowo itu" cowo itu ngak mau dan setelah kejadian itu, cowo itu menjauh dari aku kak" jelasku
"Mungkin dia menganggap itu serius, dan mungkin dia ngak ngerasa pantas sama kamu jadi dia coba untuk tidak membuat perasaan kamu jadi lebih dalam sama dia" jawab kakakku
"Bisa jadi begitu, tapi aku sudah mulai mencintainya sekarang, masa aku sekarang harus melupakannya juga" jelasku
"Kamu harus coba lupain dia, emang siapa nama cowonya?" tanya kakakku
"Namanya...Deril" jawabku
"Owh... Yaudah ngak usah dipikirin melulu, fokus sekolah aja kan udah mau ujian" kata kakakku dengan memberi semangat.
"Iya ka" jawabku.
"Kakak keluar dulu yah" pamit kakakku
"Iya..iya ka" jawabku
Mungkin benar apa yang dulu dikatakan kakakku, jangan sampai aku mencintainya , tapi sekarang aku sudah mulai mencintainya
Jangan-jangan Deril menjauh karena
Mungkin aku harus menjauh darinya dan aku tidak boleh menghayal tentang dia lagi agar aku bisa melupakannya.
Jadi, mulai sekarang aku harus menjauh dari Deril.*sekolah*
Aku masuk ke kelas dan duduk di tempat dudukku dengan muka yang tak berbentuk apa-apa.Aku melihat Deril asik bermain dengan temannya karena guru belum datang, aku mengalihkan pandanganku ke arah lain.
Tiba-tiba Veren mengagetkanku.
"Nan, loh kenapa sih?" tanya Veren
"Enggak apa-apa kok Veren" jawabku sambil tersenyum pakasa.
"Ngak mungkin enggak ada apa-apa, soalnya belakangan ini kamu sering menghayal"
Aku menghela nafas dalam-dalam dan menceritakannya.
"Kamu bayangin deh Veren kalau kamu udah suka sama cowo, trus cowo itu mulai menghindar , dan kamu harus melupakannya padahal kami baru mencintainya" jelasku dengan mata berkaca-kaca.
"Yaudah... Jangan di pikirin lagi, nanti tambah bikin kamu sakit hati." saran Veren
"Iya..iya Ren"
Apa jangan-jangan Deril menjauh bukan cuman karena dia tidak mau aku mencintainya lebih dalam lagi, Tapi karena dia sudah jadian dengdengan claudie makanya dia menjauh dariku.
Sekarang pelajaran telah dimulai. Aku ingin fokus belakar dulu, aku harus melupakan Deril, toh aki bukan siapa-siapanya Deril.
*bel istirahat*
"Nandha ayo istirahat" ajak Veren"Nanti aku nyusul kalian deh" jawabku
"Kita tunggu dikantin yah" kata Veren sambil tersenyum.
Sekarang hanya aku sendiri di kelas, semua siswa lagi istirahat.
Aku memilih untuk tidak istirahat, karena aku merasa badanku lemah, aku hanya bersandar di meja karena aku merasa capek.
Tiba-tiba Deril masuk, dan dia sempat melihatku dan saat dia melihatku dia langsung keluar.
Aku terpikir memang sudah saatnya aku harus melupakan Deril, untuk apa aku berharap kalau akhirnya dia tatap menjauh?
Ternyata sudah bel masuk kelas, dan Veren sudah masuk kelas.
"Kenapa kamu enggak istirahat Nandha?" tanya Veren."Aku merasa capek aja, jadi malas ke kantin" jawabku
"Oh iaia deh"
Sekarang aku sudah mulai fokus untuk belajar, aku sudah tidak sering memikirkan Deril.
Saat bel pulang sekolah aku dan Veren sama-sama ke bawah untuk ke tempat parkir.
Sebelum turun tangga aku melihat deril sendirian tapi dia tidak menghayal, aku memberanikan diri untuk lewat.
Saat aku sudah di belakangnya,Deril mengangkat kepalanya agar leher belakangnya tertutup. Karena aku dan Veren dulu sering menggelitikinya dibagian leher belakang.
Veren menegur Deril, Tapi aki hanya terus menuruni tangg. Dan saat aku dan Veren sudah berjalan bersama Deril menyapa Veren yang sekarang ada di sampingku.
"Haiiii Veren...." sapa Deril dengan setengah berteriak karena Veren dan aku jaraknya sudah lumayan jauh dari Deril.
Deril menyapa Veren sampai tiga kali, Veren hanya membalikan badannya dan melambaikan tangan.
Aku memang sudah tidak mau menegur Deril, untuk apa aku menegurnya kalau dia pura-pura tidak mendengar teguranku.
Untuk apa aku menegurnya kalau dia juga hanya menegur Veren, padahal aku ada disamping Veren saat itu, tidak mungkin kalau Deril tidak melihatku.
Terus Vote + cmmnt yah ;)
Biar semangat buatnya.
Biar di part" lain bisa panjang :D

KAMU SEDANG MEMBACA
Hoping
Teen FictionApakah aku yang terlalu berharap kepada semua perhatian yang dia berikan? Entah dia menganggap aku hanya sahabat atau temannya, yang pasti aku menganggapnya lebih dari itu.