Dua

51 21 2
                                    

Setelah ngobrol-ngobrol kami semua langsung kembali ke kelas kami masing". Saat di koridor sekolah Veren berjalan cepat mendahului ku, tapi aku hanya mengabaikannya. Aku berjalan menuju kelas sendrian sambil mengatur rambutku.

Tiba-tiba ada yang menarik ikat rambutku dan membuat rambutku terurai. Aku langsung membalikan badan dan ternyata itu Deril, kenapa dia terus mencari masalah.

"Ih apa-apaan sih loh..balikin ikat rambut gue.."

"Kalo gue ngak mau... " dia mengejekku dan dia lari

"Balikin Derilll..." aku mengejarnya.

Karna aku sudah lelah aku langsung balik ke kelas biarkan dia yang mengantar ikat rambut itu, kan dia juga yang mengambilnya.

Sesampainya di kelas Veren menanyakan sesuatu kepadaku.

"Kenapa rambut loh di urai?" Tanya Veren

Spontan aku langsung menjawab "Tadi tuh..."

"Pasti Deril kan? Kalian berdua itu lama-lama jadian tau" sambung Veren padahal aku belum selesai bicara.

"Dia tuh yang nyari masalah mulu" jelasku.

Aku langsung duduk di tempat dudukku tidak lama kemudian Deril datang dari pintu ke bangku tempat aku duduk.

"Nih punya luh.."

"Sini.." sambungku sambil mengambil ikat rambut yang dia berikan

Dan dia langsung duduk di tempat duduknya .

*Pulang sekolah*

"Veren luh udah di jemput?" Tanya ku

"Udah, kalo luh?"

"Aku juga udah di jemput yuk bareng.." ajakku.

Setiap hari aku dan Veren di antar ke sekolah dan juga di jemput, kadang bagi kami untuk pulang sendiri.

Sesampainya aku di rumah, aku langsung mandi karena sudah gerah.

Saat mandi entah kenapa aku bisa menghayal, dan lebih anehnya lagi aku menghayal tentang Deril.

Setelah aku selesai mandi, aku merebahkan tubukku di tempat tidur, lagi-lagi aku menghayal tentang Deril, aku mengingat kejadian" aku dan Deril tadi, aku senyum-senyum sendiri saat mengingat itu semua.

"Hei kenapa kamu melamun?"
Tiba-tiba lamunan ku menjadi buyar saat kakakku perempuan yaitu Ditha mengagetkanku.

"Eh...eh..kakak, sudah sejak kapan kakak disini?" tanyaku

"Ya udah lumayan lah, kamu tuh tadi melamun sambil senyum" sendiri tau, aneh banget" jelas kakakku
"Iya nih entah kenapa tiba-tiba tanpa sadar aku menghayal ka" jawab ku
"Ya udah ceritain sama kakak kamu menghayal tentang apa?"

"Aku kan di sekolah kak baru kenal sama seseorang,dan dia laki-laki. Aku dekat sama dia karna dia orangnya heboh dan aku juga kan heboh jadi rame aja gitu, memang sih cman dia laki-laki yang dekat sama aku sampai sedekat itu, trus tadi temen"ku ledekin aku bahwa aku akan jadian sama deril tapi, aku jawabnya aku ngak punya perasaan apapun sama deril, tapi kok sekarang aku kepikiran dia melulu." jelasku

"Kamu cari kegiatan lain agar ngak terus kepikiran dia, dan jangan sampai kamu punya perasaan sama dia." kata kakakku

"Okok ka..."

" kakak keluar dulu yah"

"Iya kak"

Setelah kakakku keluar dari kamarku,aku bernafas lega. Ternyata lebih baik aku menceritakan itu semua dari pada cma di pendam sendiri, karna itu membuatku gelisha.

Aku menutup mataku untuk menenangkan diri, dan tidak lama aku tertidur aku merasakan ada yang geli di telapak kakiku, ternyata itu Frani.

Frani adalah sahabatku dari TK, dia selalu ada di setiap keadaan, dia juga yang selalu menemaniku kemana-mana, dan menjadi tempat curhatku.

"Ayo kita jalan-jalan aku bosan dirumah..." sambil menggoyang-goyangkan kakiku.

"Tapi aku masih mengantuk." Jawabku dengan nada malas karena baru bangun tidur.

" ya sudah cuci muka aja sana cepet." Jawab Frani.

"iya..iya bentar" jawabku

Aku segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka sampai rasa mengantukku hilang.

"Padahal gue ngantuk banget tapi ngak apalah demi sahabat gue."

Setelah aku selesai mencuci muka aku kembali ke tempat tidur untuk berbicara dengan Frani.
"Emangnya kenapa loh bangunin gue?" tanyaku.

"Kita jalan-jalan yuk gue bosen dirumah." jawab frani

"Ya udah deh gue ganti baju dulu, emangnya kita mau kemana?"tanyaku sambil mengganti pakaian.

"Kita ke mall aja deh, hilangin bosen gitu.." ajak Frani

"Okok."

Kami pergi ke mall untuk mengilangkan bosen dan juga berbelanja, biasa cewek.
Kami pergi kesalah satu toko yang ada di mall itu yaitu toko pakaian di depan toko pakaian itu, ada restoran.

Aku dan Frani melihat-lihat baju dan mencobanya, tak sengaja aku melihat ke arah restoran, aku melihat laki-laki yang ciri-cirinya seperti Deril.

Aku melihatnya lebih lama lagi untuk memastikan bahwa itu Deril, tak sengaja mataku dan mata cowo itu saling bertatapan.

Dan ternyata itu benar Deril, saat aku mengetahui itu memang benar" Deril, aku langsung membalikan badan dan mencari tempat yang tidak bisa dilihat dari resto itu.

Jantung berdebar kencang,entah kenapa padahal aku jika bertemu dengan temam tidak pernah begini.

"Ngapain loh ngelamun?" teguran Frani membuat aku kaget.

"Eh...e..eeengak kok, ngak apa-apa" jawabku dengan kaku

"Yaudah baju yang mana yang kamu mau ambil?" tanya Frani.

"Emmm ini aja deh" jawabku

Kami pergi ke kasir untuk membayar apa yang kami akan beli, kami sudah berada di luar toko pakaian itu, kami hanya berdiri sambil memikirkan kemana kita akan pergi selanjutnya.

Dari depan toko itu aku melihat ke arah restoran untuk mencari keberadaan Deril.

Di vote + cmmnt yah ;)
Kalo ada saran cerita atau mungkin ada kalimat yang perlu di perbaharui silakan di cmmnt ;)

Jangan lupa vote :***

HopingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang