The Unwanted

129 10 0
                                    

Sehun masuk ke dalam mobilnya setelah keluar dari toko perhiasan. Tangannya membuka kotak cincin yang baru ia beli, memeriksanya kembali sambil tersenyum memikirkan apa yang akan ia lakukan hari ini.

"Jongin pasti menyukainya kan? Harus."

Setelah monolognya itu, Sehun memasukkan kotak cincin yang ia beli ke saku celananya, dan bergegas pergi ke toko bunga untuk kejutan lainnya.

Sepanjang perjalanan menuju toko bunga, Sehun tak henti-hentinya melirik sebuah cincin yang terpasang pada jari manis di tangan kirinya. Cincin pasangan yang sebentar lagi juga akan terpasang di jari manis Jonginnya. Ah, hatinya menggebu-gebu tak karuan dengan membayangkannya saja.

Hari ini Sehun memikirkan Jongin lebih banyak dari hari-hari biasanya. Bahkan ketika memilih bunga untuk disusun ke buket, Sehun tak bisa tak tersenyum. Hari ini, Jongin pasti akan menangis bahagia karenanya.

Karena di hari anniversary kali ini, Sehun akan mengajak Jongin hidup bersama selamanya.

Selesai membeli bunga, Sehun berjalan ke arah mobilnya diparkir sambil sesekali menghirup aroma bunga yang dipegangnya.

"Mama!!" suara riang anak kecil membuat Sehun menoleh, memperhatikan seorang anak yang berlari menyebrang, hendak menemui ibunya di seberang jalan.

Namun di sisi lain, Sehun melihat sebuah truk besar melaju dengan cepat di jalur si anak tadi menyeberang. Dorongan dirinya sebagai petugas pemadam kebakaran meronta untuk segera lompat ke jalan untuk menolong anak tersebut.

Sehun mencoba memejamkan matanya, menahan dirinya. "Tidak Sehun, ini hari penting. Kau tidak boleh,"

—Last Anniversary—

Ctang!

Suara nyaring pisau bedah yang jatuh ke lantai membuat seluruh staff medis di dalam ruang operasi 1 menoleh ke arah Jongin, Dokter spesialis bedah yang baru saja menjatuhkan pisau bedah dari tangannya.

"Dokter Kim? Kau baik-baik saja?" tanya salah satu dokter yang menjadi asisten operasi Jongin hari ini.

Jongin meneguk ludahnya gugup. Tak biasanya dia melakukan kesalahan seperti ini. Jongin mendadak resah.

Jongin menggeleng, menyadarkan dirinya. "Aku baik-baik saja. Berikan pisau yang lain."

—Last Anniversary—

"DOKTER KIM! DOKTER KIM!"

Jongin menoleh pada perawat yang berlari dan berteriak memanggil namanya. "Apa kau bisa lebih tenang? Ini rumah sakit," tegur Jongin.

"Maaf," balas perawat sambil mengatur napasnya.

"Petugas Oh–"

"Dia ada di UGD sekarang. Sebuah truk menabraknya ketika menolong seorang anak yang menyeberang."

Tanpa bertanya lebih jauh, Jongin segera berlari ketika mendengar kekasihnya berada di unit gawat darurat.

—Last Anniversary—

"S-sehun..."

Hati Jongin mencelos ketika melihat Sehun terbaring di salah satu ranjang yang ada di UGD. Sebagai dokter, Jongin dapat melihat betapa seriusnya luka Sehun.

Jongin segera memastikan kekasihnya masih sadar. Memanggil-manggil nama Sehun, memintanya untuk melakukan sesuatu yang menunjukkan kesadarannya.

"Sehun!" pekik Jongin menyadari ibu jari Sehun bergerak pelan, mengusap tangannya yang menggenggam tangan Sehun.

Unit gawat darurat menjadi sibuk seketika, karena Jongin meminta banyak peralatan medis untuk Sehun.

—Last Anniversary—

Tersadar, Sehun dapat membuka sedikit matanya. Penglihatannya dipenuhi Jongin yang bergerak cepat mengobatinya dengan wajah cemas, membuat senyum tipisnya tersimpul.

Rasa sakit disekujur tubuhnya menjadi tak begitu terasa karena tau Jongin ada di sampingnya. Hingga rasa sakitnya hilang, Sehun merasa nyaman dan bangga dengan kekasih dokternya.

—Last Anniversary—

"Se..." panggil Jongin yang melihat Sehun kembali menutup matanya setelah tersenyum melihatnya. Jongin memeriksa respons dari Sehun, namun nihil.

"Dok," panggil perawat pada Jongin, memperlihatkan grafik pada layar EKG yang terus menurun.

Tak lama, suara melengking dari EKG memenuhi pendengaran Jongin.

Last AnniversaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang