Their Last

175 9 0
                                        

"MINGGIR!" teriak Jongin ketika semua orang tiba-tiba berhenti mencoba membangunkan Sehunnya.

Jongin naik ke atas ranjang, memompa dada Sehun yang sedari tadi terus dipompa. "Tidak, tidak boleh. OH SEHUN, BANGUN! BANGUN, KUBILANG!"

Semua orang di ruangan itu hanya diam memperhatikan Jongin yang terus menyeka air matanya sambil memberikan resusitasi pada Sehun.

Bukan tanpa alasan mereka menghentikan prosedur pada Sehun. Ini sudah lebih dari satu jam, namun Sehun tak kunjung memberikan tanda jika dirinya masih di sana.

"Jongin..." panggil senior Jongin sambil mencoba menghentikan Jongin.

Jongin menepis tangan seniornya, menolak menghentikan kegiatannya.

"Jongin, kita perlu menetapkan waktu kematiannya, kan?"

Jongin menghentikan pergerakannya. Membiarkan suara nyaring EKG memenuhi indera pendengarannya.

—Last Anniversary—

"Kau... kau harus berhenti untuk terus datang kemari!" omel Jongin yang berjalan menghampiri Sehun yang duduk di atas ranjang rumah sakit, dengan luka sayat yang cukup dalam di lengan bawahnya.

Mendengar omelan Jongin, Sehun tertawa kecil dengan sedikit ringisan karena lukanya lumayan perih. "Bagaimana aku bisa berhenti ke rumah sakit ini jika dokter Kim yang tampan ada di sini untuk mengobatiku?" gombal Sehun.

Sambil mencebik sebal, Jongin membersihkan luka Sehun dengan telaten, kemudian menjahit luka sayatan tersebut.

"Aku serius, Sehun..."

"Biasanya kau selalu bersemangat jika aku datang ke sini, dokter Kim..."

Jongin menghela napasnya pelan, "Karena bukan kau yang perlu diobati! Jadi cerita yang berbeda kalau kau juga perlu mendapat perawatan di sini!"

Sehun terkekeh, "Semua baik-baik saja, Jongin... aku percaya kau bisa menyembuhkanku apapun yang akan terjadi!" balas Sehun sembari mengusap kepala Jongin dengan tangan lainnya.

Namun, bukan cebikan lucu yang biasa Sehun dapat, Jongin justru menatapnya datar. Jari Jongin yang sebelumnya sibuk menjahit luka kekasihnya itu terhenti. "Seorang dokter bukan tuhan, Se."

Mendengar nada bicara Jongin yang serius, raut wajah Sehun yang sebelumnya penuh senyum ikut berubah datar. Melihat wajah menyesal Sehun, Jongin melanjutkan ucapannya.

"Aku pasti akan melakukan yang terbaik. Sudah menjadi sumpahku sebagai dokter. Tapi aku bukan apa-apa jika dibanding dengan yang di atas sana," ucap Jongin pada Sehun, kemudian melanjutkan jahitannya.

Melihat Jongin menjahit lukanya sambil menahan isakannya, Sehun mengusap pipi Jongin yang tertutup masker medisnya. "Hei... aku datang dengan luka kecil, Jongin."

Jongin tak menggubris ucapan Sehun. Tangannya sibuk menutup luka Sehun sambil sesekali mengusap air mata di pipinya.

Sehun yang peka, membawa lengannya memeluk Jongin di hadapannya. "Ada masalah apa, hm?"

Jongin menjawab dengan isakan yang semakin kuat, "A-aku kehilangan pasienku, Sehun. Karena kesombongan dan kelalaianku. Aku seharusnya tidak menganggap mudah semuanya. Ini salahku. Padahal aku sudah berjanji padanya untuk membuatnya sembuh—hiks"

Sehun menarik tubuh Jongin, menatap wajah manis kekasihnya yang basah karena air mata. Sembari mengusap air mata Jongin, Sehun menggeleng. "Kau sudah melakukan yang terbaik untuknya, Jongin. Aku yakin."

Last AnniversaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang