╭┉┉┅┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ
Orang-orang cenderung lebih mengingat kesalahanmu, dibandingkan kebaikanmu. Mereka juga membela seseorang yang berpenampilan baik, meski sebenarnya hatinya iblis.
•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉┉╯
•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•
Bel pulang berbunyi.
Terlihat para murid yang keluar dari kelas masing-masing dan bergegas pulang. Sementara Syera berjalan gontai menyusuri koridor.
Langkah Syera terhenti ketika ia berpapasan dengan Melda. Namun, Syera kembali melanjutkan langkahnya melewati Melda.
"Kenapa tidak datang ke ruang BK saat saya memanggil kamu?" tanya Melda.
Syera tidak merespon. Ia mengabaikan pertanyaan Melda dan tetap melangkahkan kakinya.
Melda membuang napas kasar. Ia berbalik menatap punggung Syera. "Syera!"
Syera berbelok ke koridor samping.
Melda menyusulnya, ketika akan berbelok, ia terkejut, karena Syera berdiri di sana dan tengah menatap ke arahnya.
"Berapa yang Anda inginkan?" tanya Syera datar.
"Apa maksud kamu?" Melda menautkan alisnya.
"Berapa banyak uang yang Anda inginkan? Anda tidur dengan ayah saya untuk mendapatkan uang, kan? Saya akan memberikan, berapa pun yang Anda mau," ucap Syera.
"Saya mencintai ayah kamu," kata Melda tanpa beban.
Syera mengepalkan tangannya. "Dia ayah saya, dia papa saya, tidak ada yang bisa mengambilnya dari saya."
"Saya mencintai papa kamu, saya ingin memilikinya," Melda kekeh.
"Bu Melda, inikah Anda tanpa topeng? Menjijikkan." Syera berlalu pergi.
Melda menarik lengan Syera, tapi Syera menepisnya dan berlari pergi.
"Saya akan menikah dengan papa kamu. Saya akan menjadi ibu kamu dan menggantikan mama kamu!" teriak Melda tanpa merasa malu.
Syera keluar dari gerbang sambil menangis. Ia tidak pernah menangis dan khawatir seperti ini sebelumnya. Ini pertamanya ia terlihat begitu rapuh.
Mobil biru berhenti di depannya, ternyata Yusar.
Syera berlari untuk menghindari ayahnya. Ia menyetop taksi, tapi Yusar mengejarnya.
"Syera." Yusar meraih tangan Syera.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotor itu!" teriak Syera.
Yusar melepaskan tangan Syera. "Maafkan Papa, Syera. Kemarin Papa tidak sengaja menampar kamu."
"Tidak sengaja?" Syera mendecih. "Papa melindungi pelacur itu dan juga ibunya. Itulah sebabnya Papa menamparku."
"Syera, dengarkan Papa."
Syera menggeleng.
"Papa akan menikah dengan Melda."
Deg.
Syera menatap Yusar dengan tatapan penuh dengan kekecewaan.
"Setelah apa yang kamu lakukan kemarin di rumah Melda, warga dan tetangga Melda mengecapnya sebagai pelakor. Melda disudutkan oleh warga. Papa harus bertanggung jawab atas semua itu," jelas Yusar.
Syera tersenyum ketir. "Bertanggung jawab? Seharusnya Papa bertanggung jawab untuk Mama, untukku. Saat ini Papa memilih wanita itu, artinya Papa melukai dua orang, yaitu aku dan Mama, orang yang selama ini bersama Papa, keluarga Papa. Dia hanya orang asing yang sesaat lewat dalam hidup Papa."
KAMU SEDANG MEMBACA
MALEVOLENCE
Terror•───────◐◑❁❁❁◐◑───────• BLURB Imelda Andini selalu dihantui oleh sosok menyeramkan yang seolah mengikutinya ke mana pun ia pergi. Teror demi teror terus berdatangan seperti mimpi buruk yang tak pernah usai. Karena hal tersebut, Melda menjadi kesul...