iv. oddity

88 16 16
                                    

"Audrey!" Panggil ibu sesaat sebelum Audrey naik ke kamarnya malam itu.

"Yah bu?"

Ibu mengambil beberapa buku novel roman klasik dari rak buku besarnya diruang tengah. Audrey belum pernah mengambil bahkan melihat buku-buku apa saja yang berada diruang tengah itu meski ibu selalu bilang untuk mengambil buku apa saja yang ingin mereka baca.

"Sepertinya kamu belum mempunyai bacaan." Ibu menyerahkan dua buku itu pada Audrey.

"Sebenarnya aku mempunyai buku bacaan yang kubawa dari asrama sebelum pindah kemari."

"Apa kau suka buku roman?"

"Sepertinya aku suka."

"Bagus, kau bisa membawa dan membacanya."

Audrey mengambil buku-buku itu dari tangan ibu sambil melihat judul buku-buku itu. Sudah jelas cerita dalam buku-buku itu akan terlihat klise dan monoton. Tetapi dia tidak akan mungkin untuk mengatakannya terus terang kepada ibu.

"Aku akan membacanya. Terima kasih ibu."

"Anak manis." Ucap ibu sambil mengacak-acak rambut Audrey.

Audrey beranjak dan menaiki tangga. Senyumannya menghilang ketika melihat Eden yang sedang berdiri diujung tangga sambil melipat tangannya didepan dada dan tersenyum kecil.

Audrey tidak memperdulikannya sama sekali. Dia segera bergegas kekamarnya sambil melewatinya. Eden terus mengikuti dari belakang sambil berjalan dengan cepat ingin mendahului langkah Audrey.

Dengan tingkat kejengkelan yang sudah memuncak, Audrey menghentikan langkahnya dan berbalik menghadapi lelaki itu.

"Apa maumu?"

"Ouh, kau marah?"

"Apa ekspresiku kurang jelas?"

"Jangan bersikap dingin kepadaku Audrey. Kita sudah tinggal dirumah ini bersama-sama dan menjadi saudara. Bagaimana mungkin kau membenciku?"

"Baiklah kalau begitu jangan menggangguku."

"Aku tidak bermaksud seperti itu, manis."

"Apa kau selalu memanggil perempuan seperti itu?"

"Tidak, hanya kau."

"Terserahlah. Jadi maumu?"

Eden menaruh sebuah buku bersampul merah atas tumpukan buku yang dipegang Audrey.

"Apa ini?"

"Hadiah untukmu."

"Aku tidak sedang berulang tahun."

"Konyol. Aku memberimu itu bukan karena ulang tahunmu, sayang."

Lagi-lagi kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Eden terdengar menjijikan. Audrey sedang menahan mulutnya untuk tidak mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Ibu sudah memberiku dua buku. Kurasa aku tidak bisa menghabiskan semuanya termasuk punyamu."

"Kau simpan saja. Tetapi aku beritahu yah, buku itu adalah buku yang bagus. Kau akan suka."

Audrey menghela napas panjang.

"Baiklah." Ucap Audrey sambil melangkah kekamarnya.

Tiba-tiba Eden menarik lengan Audrey sehingga menghentikan langkah gadis itu.

Audrey mendelik menatapanya.

"Selamat malam Audrey."

"Kau sudah gila?" Audrey melepaskan cengkraman tangan Eden dan berlari masuk kekamarnya.

The Children of GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang