Hujan turun dengan sangat deras disertai sambaran petir yang tampak menggila di atas langit. Suara ledakan terdengar di sebuah hutan yang sangat lebat. Hewan-hewan berlarian keluar, burung-burung berterbangan panik, disertai angin yang bertiup dengan sangat kencang.
Sementara itu di dalam hutan sana ada seorang pria yang mengenakan jubah hitam dengan sebuah simbol gagak di dada sebelah kirinya, sedang menunggangi kuda hitam bersayap, sedangkan dibelakangnya ada puluhan pasukan berseragam putih yang sedang memburunya dengan menunggangi seekor singa yang bersayap putih.
Pasukan berseragam putih itu berusaha dengan susah payah mengejar pria dengan kuda hitamnya, yang bergerak dengan gesit melewati puluhan pepohonan yang sudah seperti penghalang, dan sempurna menghindari setiap serangan yang diluncurkan pasukan berseragam putih.
Pria berjubah hitam itu berdecak sebal lalu mengambil tongkat sihir dari balik jubahnya, tongkat kayu dengan panjang sekitar lima puluh centimeter, dan kemudian dia menoleh ke arah pasukan berseragam putih sambil menggerak-gerakkan tongkatnya.
Saat ujung tongkat sudah mengeluarkan cahaya ungu, pria itu langsung mengayunkannya ke pepohonan di sekitarnya dan mengucapkan, "Ades'tro."
Tongkat sihirnya kemudian mengeluarkan kilatan cahaya ungu lalu menyambar pepohonan, membuatnya bertumbangan. Pria berjubah hitam bergerak dengan gesit menghindari pohon-pohon yang berjatuhan, tapi tidak dengan para pasukan berseragam putih, yang banyak terjatuh dari tunggangannya karena terkena pepohonan.
Pria berjubah hitam itu berhasil lolos dari pengejaran bersama kuda hitam bersayapnya. Dia tertawa, kemudian berkata, "Lihatlah, Ark, para pasukan bodoh itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kita." Tangannya mengelus-elus kepala kuda, di respon dengan ringkikan. Sesudah itu dia dan kudanya terbang semakin jauh ke dalam hutan.
Petir semakin mengamuk di atas langit, angin bertiup semakin kencang, dan awan hitam di langit menggumpal membentuk sebuah pusaran. Pria berjubah hitam itu mengepalkan tangannya.
"Aku merasakan firasat buruk," katanya.
Semakin lama awan hitam itu semakin besar dan petir mulai berhenti bergemuruh begitu pula dengan angin yang berhenti berhembus. Saat mengira semuanya lekas membaik, tiba-tiba pusaran awan hitam mengeluarkan petir yang sangat dahsyat.
DUAARRR
Pria berjubah hitam itu terkena sambaran sebelum sempat merespon. Pepohonan yang juga ikut tersambar seketika terbakar hancur menjadi abu.
Sesosok tubuh terlempar dari bekas lokasi sambaran, pria berjubah hitam itu berhasil selamat, akan tetapi tidak dengan tunggangannya. Tubuhnya menabrak pohon dengan keras dan jatuh ke tanah.
Mulutnya mengeluarkan darah, separuh jubahnya hangus, dan tangan kanannya terkena luka bakar yang parah. Pria itu masih tidak menyangka, sebelum sambaran petir sempat menyambarnya, kuda hitam tunggangannya berhasil melindunginya. Dia dihempaskan ke tanah sehingga sebagian besar sambaran petir mengenai kuda hitam itu.
Emosi pria itu meluap, dia ingat dengan jelas bagaimana kudanya menjerit sebelum kematiannya yang mengenaskan. Ark, kuda kesayangannya yang selalu menemani kemanapun dia pergi, dibunuh dengan sadis. Meski siapapun akan mengira kalau kejadian tadi adalah bencana alam, akan tetapi pria itu tahu kalau petir tadi itu diciptakan oleh penyihir semata-mata untuk melenyapkannya.
Pria itu berteriak ke langit, tangannya mengepal dengan erat, dan otot di wajahnya menonjol. Sementara itu, di atas langit dari balik awan hitam, muncul puluhan orang berseragam putih yang menunggangi singa bersayap. Mereka menukik ke bawah untuk menghampiri pria itu, yang sedang terlarut dengan amarahnya.
Puluhan orang yang menunggangi singa itu berhenti beberapa meter dari atas tanah, tetap dalam jarak yang aman. Salah seorang yang diduga pimpinan maju selangkah, dia menatap hina pria yang sudah compang-camping itu, baginya sosok pria itu hanyalah ancaman yang harus disingkirkan.
"Menyerahlah maka aku mungkin akan memberimu sedikit keringanan," kata pimpinan itu dengan nada lembut berusaha menyakinkan, meskipun di dalam hatinya merutuki pria itu.
"Menyerah kau bilang?" pria itu tertawa getir, "Setelah apa yang telah kalian lakukan? Lebih baik aku mati daripada harus satu langit dengan sosok menjijikan seperti kau!"
Salah seorang menyadari apa yang sedang dilakukan pria itu lalu segera menyeru. "Kalian semua cepat hentikan dia!"
"Terlambat!" Kata pria itu. Tangan kirinya sudah teracung tinggi ke atas sambil mengayunkan tongkat sihir. "Ades'tro Al Lumia!"
Seluruh tubuh pria berjubah hitam itu mengeluarkan urat ungu, matanya berubah menjadi hitam, dan mulutnya mengeluarkan cahaya ungu yang sangat terang.
DUAARRR
Tubuh laki-laki itu meledak memakan puluhan pasukan berseragam putih. Ledakan itu sampai satu kilometer jauhnya, meluluhlantakkan hampir seluruh hutan beserta kehidupan di dalamnya. Bunyi ledakan itu menggelegar di segala penjuru langit. Tidak ada yang tahu bagaimana nasib makhluk hidup yang terkena ledakan itu, yang pasti peristiwa itu akan dikenang selamanya, peristiwa yang begitu mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellard
FantasyEllard, seorang anak laki-laki yang hidup sendirian di tempat terpencil, tanpa disengaja menemukan sebuah tongkat sihir di sebuah hutan terlarang. Namun, Ellard hanyalah orang biasa yang tidak bisa mengeluarkan sihir apapun, akan tetapi tongkat yang...