Ellard terdiam saat sudah berada di luar bangunan, dia diusir dengan paksa oleh si pemilik toko tanpa sempat menjelaskan apapun. Dia hanya bisa menyalahkan kepada satu hal, yaitu tongkat sihir yang dibungkus kain itu.
"Penipu? ... Apa jangan-jangan tongkat ini palsu, ya? Pantas saja dibuang di hutan." Ellard menghela napas. "Kupikir aku akan mendapatkan beberapa koin perak dengan menjual ini."
Akhirnya Ellard pun beranjak dari depan bangunan itu, tanpa menyadari bahwa Nenek si pemilik toko sedang memperhatikannya dari dalam.
Tujuan selanjutnya adalah pasar. Ellard pergi ke pasar yang berada di pinggiran kota, lautan manusia terlihat di tempat itu, ada begitu banyak pedagang yang berderet. Para pembeli beradu mulut dengan pedagang untuk mendapatkan harga yang diinginkan, bahkan ada pembeli yang marah-marah–mengucapkan kalimat kotor–lalu berlalu pergi.
Ellard sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu, bahkan kini dia sedang tawar menawar dengan seorang pedagang sayuran. Sebisa mungkin Ellard harus mendapatkan sayuran dengan harga murah, karena uang yang dimilikinya tidaklah banyak.
Meskipun hanya bisa ditawar dengan selisih yang sangat kecil, Ellard senang karena dia berhasil mendapatkan apa yang dibutuhkan di pasar itu. Semua urusan di kota telah diselesaikan, Ellard pun memutuskan berjalan-jalan sejenak untuk melihat banyak bangunan-bangunan yang indah.
Ellard ikut menari saat ada pertunjukan musik kecil di sela-sela kota, tertawa, dan melupakan semua masalahnya sejenak. Ellard tak pernah bosan dengan pemandangan kota, karena setiap harinya pasti akan ada hal baru yang muncul.
Kakinya terus melangkah sampai kemudian dia terdiam, menatap takjub sebuah bangunan yang sangat besar dan megah. Menara-menara kastil berukuran raksasa berjejer–ada juga menara-menara kecil–yang setiap kastil memiliki ciri khasnya sendiri.
Bangunan-bangunan megah itu adalah Akademi Sihir bernama Jamapahit dimana banyak sekali orang-orang dari segala penjuru datang untuk bersekolah di sana. Banyak sekali penyihir berbakat yang lahir dari Jamapahit dan tampil di masyarakat dengan baik.
Ratusan murid berlalu lalang di luar kastil–memakai seragam yang berbeda–setiap seragam melambangkan tingkatan yang berbeda. Ellard yang menyaksikan dari kejauhan sedikit sedih melihat pemandangan itu. Ada banyak anak-anak yang seumuran dengannya di sana, mereka tampak keren dengan seragam dan tongkat sihirnya masing-masing, mereka tampak bahagia–ada satu dua anak yang menggunakan sihir untuk menjahili temannya sendiri.
Teman … Ellard menginginkan itu, dia kesepian karena harus tinggal di tempat terpencil yang bahkan sangat jarang ada penduduk yang tinggal di sana.
"Betapa beruntungnya mereka," gumam Ellard sambil menatap langit biru. Setelah itu, Ellard memutuskan untuk pulang karena semua keperluan di kota telah selesai.
…
Setelah berjalan sangat lama, Ellard memutuskan untuk berhenti untuk beristirahat. Dia duduk di bawah pohon rindang tepat di samping sungai yang jernih. Bersandarlah dia pohon, lalu dia membuka kotak keranjang rajutan pemberian Bibi Nel, mengambil satu roti berukuran besar yang kemudian dimakan dengan perlahan.Ellard kembali melirik isi keranjang, di sana masih ada tiga buah roti berukuran besar, dan bungkusan kain kecil. Ellard mengambil bungkusan kain itu dan langsung tahu kalau isinya adalah uang, bungkusan dibuka–ada tiga puluh keping koin perak–dengan dua sisi bergambar kesatria ber-zirah dan penyihir yang memegang sapu terbang.
Ellard tersenyum. "Kau sungguh baik Bibi Nel," gumamnya. "Memberi sepuluh koin perak tambahan … aku akan membalas kebaikanmu Bibi Nel … pasti."
Di tengah pikirannya yang ingin membalas kebaikan Bibi Nel, Ellard merasa haus, tenggorokannya kering, dia pun berjalan ke tepi sungai di depan sana. Duduk di tepi sungai, Ellard tersenyum melihat pantulan dirinya di air. Dia terlihat tampan dengan rambutnya yang terurai menutupi dahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellard
FantasiaEllard, seorang anak laki-laki yang hidup sendirian di tempat terpencil, tanpa disengaja menemukan sebuah tongkat sihir di sebuah hutan terlarang. Namun, Ellard hanyalah orang biasa yang tidak bisa mengeluarkan sihir apapun, akan tetapi tongkat yang...