Mertua

561 8 0
                                    

Malam itu di ruang tamu semua berkumpul. Andre, Keira dan mertuanya. Mama Andre yang biasa dipanggil mama Monica sudah siap bicara. Sementara Kayla sudah tertidur lelap di kamarnya.

"Malam ini mama mau bikin pengumuman penting."

"Pengumuman apa, ma? Kok mendadak?", tanya Andre.

"Mama mau membicarakan tentang pernikahan kalian."

Andre dan Keira saling menatap bingung.

Akhirnya mama Monica menjelaskan kepada mereka.

°°°

"Apa? Menikah lagi?", tanya Andre.

"Benar, pernikahan yang bagus bukan? Dengan anak teman mama. Pernikahan ini bisa membuat perusahaan kita otomatis merger dengan perusahaan mereka, sehingga perusahaan semakin kuat. Daripada jatuh ke tangan investor", jawab mama Monica.

"Maa...," suara Keira mulai bergetar.

"Keira, jangan nangis! Jika saja kamu tidak sakit seperti ini, mungkin mama bisa lebih tenang dan menolak tawaran ini. Tapi kamu sudah sakit, sudah tidak dapat memberi keturunan lagi, dan coba sekarang mama tanya, apa kamu masih bisa melayani suamimu?", mama Monica membentak Keira.

Keira hanya membeku dan sedih.

"Ma, hentikan pembicaraan ini!", Andre sangat marah hingga tanpa sadar membentak mamanya. Ia tidak terima Keira diperlakukan begitu.

"Keira, pergilah ke kamar! Aku ingin bicara dengan mama berdua saja", perintah Andre.

Keira menurut.

Setelah Keira pergi, Andre memarahi mamanya, "mama bicara tanpa memikirkan perasaan Keira, aku heran sama mama?"

"Mama juga heran kenapa kamu perlu membentak mama untuk membela Keira?!"

"Karena mama menghina Keira. Dia istriku, ma! Anak mama juga. Ibu dari cucu mama!", jelas Andre.

"Tapi mama..."

"Cukup, ma! Kalau mama masih menjelek-jelekkan Keira lebih baik mama pulang saja!"

Mamanya berusaha diam dan menarik nafas panjang, kemudian berkata lebih lembut.

"Baiklah... mungkin mama agak kelewatan tadi. Mama mengaku salah. Tapi, apa yang mama bilang tadi benarkan, Dre? Soal dia tidak pernah melayanimu lagi. Mama hanya kasihan padamu. Apalagi perusahaan kita butuh penerus laki-laki, Dre. Keira sudah tidak bisa melahirkan lagi."

"Jika papa masih hidup, dia tidak akan menyetujui hal ini", tegas Andre.

"Mama bukan papa, jangan samakan. Papa mungkin memimpin perusahaan dengan baik selama hidupnya. Tapi yang membangun perusahaan ini dari nol adalah kakekmu. Papanya mama. Jadi mama tidak mau perusahaan jatuh ke tangan orang lain. Kamulah harapan mama satu-satunya. Anak teman mama itu masih muda dan masih kuat untuk melahirkan penerus. Dia juga dari keluarga baik-baik dan setara dengan kita."

Andre hanya diam. Mamanya menghela nafas lagi, "kamu tentu mengerti kan kesulitan mama yang hanya menjadi pewaris satu-satunya perusahaan kakek. Apa kamu mau hal itu terjadi pada Kayla kelak?"

Andre hanya mendengarkan tanpa berkomentar.

"Dengar, pikirkan dulu tawaran mama ini. Jangan langsung menolaknya. Mama pulang dulu. Jaga kesehatanmu ya! Keira juga! Sampaikan maaf mama padanya."

Mama Monica akhirnya pergi.

Andre terlihat termenung seperti sedang memikirkan sesuatu.

Kemudian dia ke kamar dan melihat anaknya yang sudah tertidur dengan wajah polosnya. Di sebelahnya wajah Keira pucat dan terlihat habis menangis. Hati Andre sakit dan merasa bersalah.

"Maafkan aku," Andre mencium kening Keira dan keluar kamar.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang