Setelah di mobil, Andre yang merasa lebih tenang bertanya pada Rachel, "kau baik-baik saja?"
"Iya," jawab Rachel.
Andre membawa mobilnya ke sebuah taman. Melihat suasana taman yang sepi dan asri, Rachel jadi agak tenang. Disana mereka menemukan sebuah meja dan kursi untuk makan. Karena jujur saja, Andre lapar berat setelah nge-gym dan perkelahian tadi yang menguras tenaga.
Untunglah masih ada salad yang dibawa Rachel sebelumnya.
"Kita makan bareng disini saja," ajak Andre.
Mereka pun makan dalam diam.
"Jadi... kenapa aku?", tiba-tiba Andre bertanya sambil makan.
"Apa?", tanya Rachel.
"Kenapa kau memilihku? Aku yakin banyak pria lain yang menginginkanmu? Aku pria yang sudah menikah. Banyak pria lain yang takkan ragu menjadikanmu istri. Kenapa kau malah memilih jadi istri kedua?"
Rachel sempat terdiam, malu untuk menjawab. Pura-pura sibuk mengaduk makanan.
Andre tetap memperhatikannya sambil menanti jawaban Rachel.
Lalu kemudian dia mendongak, "karena aku menyukaimu."
"Kau menyukaiku?", Andre bingung.
"Iya. Jujur saja aku menolak dijodoh-jodohkan oleh papa mama. Tapi mereka mengkhawatirkanku yang sendirian. Mereka butuh seseorang yang menjagaku. Supaya statusku menjadi istri orang, bukan perempuan single".
"Jadi, kau mau menikah denganku untuk status?", Andre manggut-manggut mulai mengerti.
"Jangan salah paham. Memang tujuan orang tuaku begitu. Tapi aku tetap menolaknya, kemudian ketika mama memperlihatkan fotomu. Entah kenapa hatiku berdesir aneh. Seperti cinta pada pandangan pertama. Aku tahu ini konyol sekali. Tapi begitu mama menceritakan kisah hidupmu dengan istrimu aku malah semakin kagum".
Andre tercengang, tidak menyangka gadis secantik bidadari ini malah menyukainya.
"Aku kagum padamu sebagai suami bisa setia mendampingi istrimu yang sedang sakit. Bagaimana kau bisa membagi waktu di sela-sela pekerjaan. Kau bahkan tidak melirik-lirik wanita lain. Sudah langka sekali pria sepertimu".
Andre merasa tersanjung, tapi dia berusaha menyembunyikan senyumannya. Tidak dipungkiri dua tahun ini memang berat untuknya, bolak-balik rumah sakit menemani Keira. Terpaksa menyewa pengasuh untuk Kayla, karena Keira tidak sanggup mengurus sendiri. Belum lagi terkadang dia harus menyelesaikan urusan kantor hingga larut malam.
Yang paling berat urusan ranjang, dia sudah tidak bisa menyalurkan kepuasan batin dengan Keira. Kadang dia menahan diri hingga kepalanya pusing. Hingga dia lebih memilih menyalurkannya sendirian. Tidak terbesit sama sekali mencari perempuan lain.
"Apa kamu menolak perjodohan ini?", tanya Rachel, karena dilihatnya sedari tadi Andre hanya diam.
"Oh,.. aku..," Andre belum sempat menjawab, Rachel sudah bertanya lagi.
Apa kamu sendiri tidak menginginkanku, Andre?", tanya Rachel dengan mata terluka dan penuh harap.
Oh, apa ini? Bagaimana aku bisa menolaknya jika dia seperti ini? Ini gila! Andre sedang bergulat dengan pikirannya sendiri.
Lalu dia melihat ada sisa makanan menempel di sudut bibir Rachel. Membuatnya terlihat semakin manis. Tanpa sadar, tangan Andre mengusap sisa makanan di sudut bibir gadis itu. Bahkan bayangan Keira saat ini tidak mampu membendung hasratnya.
Ya Tuhan, maafkan aku, Keira. Andre berucap dalam hati lalu mencium bibir Rachel.
Rachel cukup terkejut, tapi dia tidak menolaknya. Andre cukup lama mengecap bibir Rachel, menghisapnya, memasukkan lidahnya bertemu lidah Rachel hingga berbunyi suara mengecap. Rachel mulai kehabisan nafas, "mmm, mmm..."
Andre melepaskannya. Mereka berdua sama-sama mengambil nafas dan saling memandang. Andre melihat mata Rachel yang sayu. Rachel melihat mata Andre yang tajam.
Andre sudah mengambil keputusan, ia akan menikahi Rachel dan menjadikannya istri kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Main Lead
RomanceKeira dan Andre sedang diterpa badai pernikahan ketika Keira divonis mengidap kanker rahim. Sedangkan Andre sebagai penerus keluarga butuh keturunan. Pada saat itu, datanglah seorang perempuan yang bernama Rachel. Bagaimana cerita pernikahan mereka?