Andre sangat suka ekspresi Rachel. Ia tak melepas pandangannya dari wajah Rachel sambil jarinya bergerak maju mundur.
"Ooh... ooh.... ooh", Rachel tidak bisa menahan desahannya.
"Sebut namaku, sayang", bisik Andre.
"Ooh...Andre, Andre!"
Jarinya ditambah menjadi dua, kemudian tiga. Rachel merasa gila. Kepalanya pusing, matanya mulai merem melek. Dirinya sudah hampir sampai.
"Oooh...ooh...ooh, Andre. Aku mau...". Di saat dirinya hampir orgasme, Andre menarik keluar semua jarinya.
"Andree,... kenapaaa berhenti?!", Rachel tidak terima dan merasa ingin menangis karena tanggung.
Andre sangat bergairah melihat ekspresi Rachel dan berbisik dengan suara rendahnya.
"Memohonlah padaku".
"Andre, kumohon...", Rachel mulai berkaca-kaca karena tidak tahan.
"Mohon apa? Mmm?"
"Kumohon masuki aku...!"
"Kurang jelas, sayang", bisik Andre.
"Aaakh, kumohon masukkan penismu ke vaginaku, Andre! Sekarang juga!"
"As you wish", Andre langsung membuka seluruh pakaiannya.
Rachel tampak bergairah melihat penis Andre yang sudah berdiri tegak. Tanpa sadar dirinya menjilat bibirnya sendiri.
Andre yang sebenarnya dari tadi sudah tak tahan juga langsung memposisikan diri di depan Rachel, membuka pahanya dan memasukinya langsung.
"Aaaaaah....", Rachel berteriak puas. Vaginanya terasa penuh dan nikmat.
Andre langsung bergerak maju mundur dengan tempo cepat. Tubuh Rachel ikut bergetar dan berpegangan pada sisi meja makan.
"Ooh...ooh..oh", setiap hujaman diiringi dengan desahan Rachel yang terpejam karena menikmati. Kemudian...
Terdengar suara dering nada ponsel Rachel di salah satu meja dapur.
"Ooh... ooh...a..da.. tele.. fon...oh", ucap Rachel terbata-bata.
"Biarkan saja", balas Andre.
"Oh..oh..ta.. pi..", Rachel tetap berusaha menggapai ponselnya. Setelah dilihat, nomor tak dikenal.
"Si..apa ya i..ni?", tanya Rachel.
"Oh, An..dre, ber..hen..ti du..lu se..ben..tar".
Andre tidak peduli, lalu kemudian dia berpikir usil. Dia malah sengaja menekan tombol hijau di ponsel.
"Andre!", teriak Rachel protes.
"Ha...halo? Siapa.. hmmm...ah, ah", Rachel berusaha menetralkan suaranya tapi Andre malah semakin cepat menghujam.
"Ah...ah...ah...ah", Rachel tanpa sadar mendesah walau ponselnya masih menyala, sehingga siapapun yang menghubungi akan mendengar mereka. Andre memang sengaja melakukan itu.
"Ooh.. kau sangat basah, Rachel".
"Aku basah gara-gara kamu, Andre!"
"Aku akan menyetubuhimu selamanya", ucap Andre.
"Mmm..oh, ya... setubuhi aku... selama..nya ... dan... kapan..pun", balas Rachel terengah-engah.
Andre tersenyum. Ia menahan bahu dan pinggang Rachel dengan posisi terkunci agar tidak terdorong-dorong, sehingga memperdalam hujamannya.
"Ooh..oh..oh", Rachel merasa semakin gila.
"Aku...aku...sampai, ooouuuuh....Andreee", Rachel mencapai orgasmenya. Vaginanya menjepit penis Andre hingga Andre juga tak tahan dan mencapai orgasmenya juga.
"Ooouuh... Rachel", diiringi pelepasan sperma Andre ke rahim Rachel.
Mereka tengah mengatur nafas di meja makan, melupakan ponsel Rachel yang masih terhubung.
Seseorang yang mendengarnya hanya bisa terdiam dan menangis. Ternyata di ujung telefon adalah Keira.
Karena ponsel Andre tidak diangkat-angkat, maka dia mencari tahu nomor ponsel Rachel. Namun tak disangka, bukannya berkomunikasi dengan Andre, dia malah mendengar persetubuhan mereka. Harusnya ia langsung matikan, tapi Keira malah terpaku dan mendengar semuanya.
Keira menangis, merasa sangat mual, sedih dan stres, hingga kepalanya terasa berat.
"Katanya kau hanya mencintaiku, Andre...". Tak lama Keira pun pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Main Lead
RomanceKeira dan Andre sedang diterpa badai pernikahan ketika Keira divonis mengidap kanker rahim. Sedangkan Andre sebagai penerus keluarga butuh keturunan. Pada saat itu, datanglah seorang perempuan yang bernama Rachel. Bagaimana cerita pernikahan mereka?