Andre langsung bersiap-siap mengambil kunci mobilnya.
Rachel yang mendengar suara Andre agak kencang tadi segera keluar kamar mandi.
"Andre, ada apa?", tanya Rachel.
"Maaf, aku... pulang dulu. Keira pingsan".
"Apa? Ya sudah, pergilah cepat!", Rachel jadi ikut khawatir.
Andre mencium bibir Rachel singkat, "terima kasih dan maafkan aku. Nanti kukabari ya".
°°°
Di rumah, Andre sudah memanggil dokter pribadi Keira untuk mengecek kondisi istrinya.
"Ibu Keira kekurangan nutrisi dan stres. Penderita kanker tidak boleh makan sembarangan, tapi tanpa asupan sama sekalipun tidak boleh. Sepertinya dia juga stres. Itu juga bisa memicu virus kanker cepat menyebar", terang dokter.
Andre berterima kasih pada dokter dan mengantarnya ke pintu depan.
Ketika masuk rumah lagi, terlihat mbak Ijah mendekatinya.
"A..anu... pak".
"Ya, kenapa, Jah?"
"Sebenarnya... sudah dua hari ini ibu tidak makan sama sekali".
"Apa? Kenapa?!"
"Saya juga tidak tahu, pak. Padahal sudah saya tawarkan makanan ini itu, tapi ibu menolak terus. Sepertinya ibu stres... karena..."
Andre menunggu apa yang ingin diucapkan Ijah.
"...Bapak... kawin lagi".
Andre langsung melotot, Ijah yang ketakutan langsung pamit dengan alasan masih banyak kerjaan.
°°°
Andre memasuki kamar dan melihat Keira yang sudah sadar sedang diinfus.
"Keira".
"Lho, Andre. Kamu sudah pulang? Sejak kapan?", tanya Keira lemah.
"Sejak tadi. Keira, kenapa kau tidak makan dua hari ini?", tanya Andre tanpa basa basi.
"Oh, aku... itu...", Keira yang tertangkap basah menjadi salah tingkah.
"Kumohon makanlah, Keira. Jangan seperti ini. Kamu harus sehat, harus kuat demi Kayla", Andre membujuk Keira dengan lembut.
Keira meminta maaf sudah lalai menjadi ibu dan menganggu jadwal Andre dan Rachel.
"Maafkan aku...", Keira mulai menangis.
Andre yang tidak tega mulai memeluk dan menenangkan Keira.
"Tidak apa-apa, Keira... Aku disini sekarang".
Keira yang mulai tenang melepaskan pelukan Andre.
"Andre, boleh aku tanya sesuatu?"
"Tanya apa, hmm?"
"Apa kau mencintai Rachel?"
Andre terdiam.
"Andre?", panggil Keira lagi.
Bukannya menjawab, Andre malah mencium bibir Keira. Awalnya di bibir, semakin lama semakin dalam.
Keira mulai melenguh, "mmm..."
Andre melepaskan ciumannya sebelum Keira kehabisan nafas. Kening mereka saling menempel.
"Maafkan aku, Keira. Aku menyayangimu, tapi aku juga mulai menyayangi Rachel. Dia sudah menjadi istriku juga sekarang".
Keira merasa perih. Sebenarnya dalam hatinya ia sudah tahu, tapi mendengar sendiri langsung dari mulut Andre rasanya seperti jantung berhenti berdetak.
Keira ingin menangis, tapi bukankah dia sudah mempersiapkan hal seperti ini ketika dia menyetujui Andre menikah lagi. Ia tidak boleh egois.
"Terima kasih sudah jujur padaku, Andre", Keira akhirnya berusaha tersenyum.
Andre merasa lega, tapi dia sadar Keira menyembunyikan rasa sakitnya. Ia jadi merasa bersalah.
"Istirahatlah, Keira. Berjanjilah mulai sekarang kamu harus makan".
Keira mengangguk.
"Tidurlah, aku akan menemanimu disini", ucap Andre sambil mencium kening Keira yang mulai mengantuk.
Tak lupa, Andre mengabari Rachel lewat pesan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Main Lead
RomanceKeira dan Andre sedang diterpa badai pernikahan ketika Keira divonis mengidap kanker rahim. Sedangkan Andre sebagai penerus keluarga butuh keturunan. Pada saat itu, datanglah seorang perempuan yang bernama Rachel. Bagaimana cerita pernikahan mereka?