Rapat Kantor

350 4 0
                                    

Pagi hari, Andre tengah bersiap-siap ke kantor. Perusahaannya dan perusahaan Rachel akan merger sehingga banyak yang harus diurusi.

Andre tak sabar bertemu dengan Rachel lagi. Tanpa sadar dirinya tersenyum dan mengecek pesan-pesan antara Rachel dan dirinya.

"Maaf, kemarin aku meninggalkanmu"

"Tidak apa-apa, Andre. Bagaimana keadaan Keira?"

"Cukup baik, hanya saja... ia perlu ditemani secara psikis. Aku akan menemaninya dulu sampai ia pulih. Apa kau keberatan?"

"Tidak masalah. Yang penting kesehatan Keira. Lagipula, kita bisa bertemu di kantor nanti. Xoxo ♡".

"Can't wait to see you, girl".

"Me too, hubby ♡".

Andre merasa bersyukur dan tidak salah meminang Rachel yang cantik dan baik hati. Ia serasa memenangkan lotre.

Pemandangan Andre senyum-senyum melihat ponselnya tidak luput dari sudut mata Keira yang sejak tadi sebenarnya memperhatikan.

Ketika Andre berlalu ke kamar mandi, Keira langsung memeriksa ponsel Andre. Benar saja feelingnya. Membaca pesan-pesan mereka berdua sakit sekali hatinya. Air matanya menetes. "Sudah sebesar itu kau menyukainya, Dre?"

Terdengar suara Andre selesai dari kamar mandi, Keira buru-buru mengusap air matanya dan pergi dari situ.

°°°

Andre terlihat sangat tampan mengenakan jas kerjanya dan tersenyum melihat Keira dan Kayla di ruang tengah sedang bermain.

"Aku pergi ke kantor dulu ya", ucap Andre.

Keira yang masih sedikit kesal pada Andre karena membaca pesan-pesan tadi terpaksa tersenyum kaku dan membalas, "hati-hati di jalan".

Andre menyadari itu, kemudian bertanya, "ada apa, Keira? Kau kelihatan pucat, apa kau merasa tidak sehat, sudah makan?"

Andre banyak bertanya sambil tangannya menyentuh dahi Keira untuk mengecek suhu tubuh.

Keira ingin sekali menepis tangan Andre. Ia merasa jijik. Lagi-lagi ia terpaksa tersenyum sambil menurunkan tangan Andre dari dahinya. Entah kenapa ia ingin marah tapi tak bisa.

"Tidak apa-apa, aku sudah membaik. Kau pergilah ke kantor", jawab Keira.

"Baiklah, sampai jumpa. Aku akan pulang nanti malam", ucap Andre sambil mencium kening Keira, kemudian Andre beralih ke Kayla yang sedang fokus menonton tv.

"Hai, anak papa yang cantik. Please behave today. Harus nurut mama ya, jangan nakal".

Kayla hanya tersenyum dan mengangguk-angguk lucu, tapi matanya tidak lepas dari tv. Andre mencium dan mencubit pipinya gemas.

Andre menatap Keira sekali lagi sebelum melangkah keluar.

"Keira, berjanjilah kau akan makan hari ini".

"Iya, aku janji".

Setelah itu, Andre pun pergi.

°°°

Di kantor, sudah ramai orang-orang di ruang meeting.

Andre dan asistennya sudah tiba, tapi Rachel belum. Mereka menunggu sambil berdiskusi mengenai topik merger perusahaan.

Tak lama kemudian, datanglah om Leo bersama dengan Rachel.

Om Leo tampak bersahaja dan Rachel terlihat sangat cantik dengan setelan kerjanya. Dengan rambut tergerai, dress hitam dan sepatu tingginya. Kesan manis yang selama ini terlihat berubah menjadi kesan seksi.

Glek. Andre menelan ludah. Tanpa sadar adiknya mulai berdiri.

Shit! Jangan sekarang, bro! Andre berusaha meredam gairahnya dengan fokus ke laptop.

Para pria di ruangan itu juga sama terpesonanya. Mereka tidak lepas sama sekali memandangi Rachel. Andre menatap tak suka. Tapi ia harus mengontrol emosi.

"Baik, kita mulai rapat ini. Seperti yang saya umumkan sebelumnya. Bahwa perusahaan ini akan merger dengan perusahaan Bapak Andre Wijaya selaku ownernya. Saya berharap ini akan membuat perusahaan semakin solid dan kuat, laba keuntungan juga akan meningkat. Untuk detailnya, saya persilakan Rachel untuk presentasi", ucap om Leo tegas.

Rachel mulai menyalakan laptopnya yang sudah terkoneksi dengan proyektor. Dengan spidol di tangan menjelaskan keterangan lebih lanjut di papan tulis yang tersedia. Presentasinya cukup jelas.

Semua orang manggut-manggut tanda setuju. Andre tak menyangka, Rachel ternyata pintar juga. Cocok sekali menjadi CEO.

Presentasi di depan umum dengan percaya diri membuat Rachel terlihat semakin seksi di mata Andre.

"Ada yang mau ditambahkan, pak Andre?", tanya Rachel.

Tak ada jawaban.

"Bapak Andre", Rachel memanggil lagi.

Sayangnya, Andre sedang terpesona hingga tak menjawab, sampai asistennya mengingatkan dirinya. Barulah Andre tersadar.

"Ehem, sejauh ini saya setuju dengan ide ibu Rachel, tapi ada beberapa yang ingin saya tambahkan juga seperti berikut", ucap Andre.

Sekarang giliran Andre yang presentasi. Sebenarnya semua orang di kantor sudah mengetahui bahwa mereka sudah menikah dan menjadi suami istri, tapi demi formalitas, mereka tetap menggunakan panggilan "bapak" dan "ibu" agar lebih profesional.

Meeting pun berlangsung lancar dan tanpa kendala.

Meeting pun berlangsung lancar dan tanpa kendala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang