Selesai meeting, om Leo langsung pamit karena ada urusan. Rachel mengajak Andre ke ruangannya. Pria-pria lain merasa iri.
Rachel berjalan duluan di depan Andre. Bokong dan kaki ramping Rachel tidak luput dari pandangan Andre.
Begitu memasuki ruangan dan pintu tertutup, Andre langsung membalikkan tubuh Rachel dan menciuminya dengan ganas.
"Mmm...mmm", Rachel yang diserang mendadak tidak siap, jadi Andre segera melepaskan ciumannya.
"Kau tahu? Kau terlihat sangat menggairahkan hari ini, bu Rachel", ucap Andre.
"Ap..?", belum sempat Rachel menjawab. Andre langsung mencium bibirnya lagi, kali ini lebih lembut.
Sudah sedari tadi Andre menahan hasratnya yang menggila.
Andre membalikkan tubuh Rachel dan ia sendiri mendudukkan diri di kursi, kemudian menarik Rachel agar duduk di pangkuannya.
"Aaaah.. ", teriak Rachel.
Sudah tak sabar, Andre langsung membuka resleting celananya.
"Tanpa foreplay nih?", tanya Rachel.
"Maaf aku sudah tak tahan lagi", balas Andre.
"Tapi...", Rachel ragu sambil menggigit bibirnya. Sementara ia ragu, Andre sudah gerak cepat menaikkan dress hitam dan menurunkan celana dalam Rachel. Sepatu tingginya tetap dipakai sesuai kesukaan Andre.
"Aaaw...", Rachel setengah berteriak ketika penis Andre memasuki dari belakang. Ia takut desahannya terdengar dari luar.
"Aw, sakit, Dre", keluh Rachel.
Andre pun mulai memainkan klitoris Rachel dengan jarinya.
"Oh...mmmm, mmm, oh", Rachel mulai terangsang. Begitu mulai basah, Andre tanpa bertanya langsung menghujam penisnya ke dalam vagina Rachel.
"Aaaaawwww....", terdengar teriakan Rachel kencang. Mereka sempat terdiam beberapa saat mengawasi keadaan. Sepertinya tidak ada tanda-tanda orang di luar yang mendengar.
Andre melanjutkan dengan gerakan penisnya keluar masuk vagina Rachel.
"Oh...ah, ah, ah", Rachel mendesah pelan-pelan takut ketahuan. Walau awalnya agak sakit tapi lama-lama ia mulai menikmati.
Tempo hujaman semakin dalam dan cepat. Rachel sudah tak tahan, tubuh dan rambutnya ikut bergoyang mengikuti irama dorongan Andre.
"Oh, oh, Andre", desah Rachel.
Andre semakin bergairah mendengar desahan Rachel.
Boleh saja Rachel memimpin rapat dengan lugas tadi, tapi di bawah kendalinya, Rachel tetap mendesah-desah manja. Andre jadi merasa bangga.Rachel memejamkan mata, "oh, aku mau keluar".
"Bersama, sayang", bisik Andre di telinga Rachel. Suara bariton yang dalam terdengar sangat seksi di telinga Rachel.
Rachel mencapai orgasmenya. "Hmmm, oh, oh, oh".
Andre pun juga sama ia mencapai orgasmenya tanpa suara.
"Hah, hah, hah", mereka sama-sama kelelahan.
"Terima kasih, Rachel", ucap Andre, tak lupa ia mengecup wajah istrinya.
Rachel tersenyum, "bapak puas?"
Andre tertawa dan menyuruh Rachel bangkit. Ia sendiri segera merapikan celananya.
Rachel memperbaiki dress dan rambutnya yang berantakan.
"Aku harus kembali ke kantor", ucap Andre.
"Begitu cepat? Tidak makan siang dulu?", tanya Rachel tidak rela Andre pergi.
"Maaf, aku banyak kerjaan di kantor hari ini. Aku sudah memesan makanan untukmu. Mungkin sudah sampai".
Rachel merasa senang karena Andre sangat perhatian. "Terima kasih ya".
"Anything for you, baby. Besok aku menginap di tempatmu ya", balas Andre. Seharusnya dia menunggu Keira pulih sepenuhnya, tapi rasanya tidak sabar bermalam di tempat Rachel.
Mereka pun berpamitan setelah berciuman panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Main Lead
RomanceKeira dan Andre sedang diterpa badai pernikahan ketika Keira divonis mengidap kanker rahim. Sedangkan Andre sebagai penerus keluarga butuh keturunan. Pada saat itu, datanglah seorang perempuan yang bernama Rachel. Bagaimana cerita pernikahan mereka?