Rachel 🔞

610 5 0
                                    

Rachel Pov

Sudah dua bulan ini Andre tidak pernah menginap di tempatnya. Mereka kadang saling bertemu jika ada urusan kantor. Namun mereka tetap rutin melakukan hubungan intim seminggu beberapa kali. Tapi malamnya, Andre harus kembali ke rumah.

"Maafkan aku, Rachel. Psikis Keira sepertinya sedang turun. Itu bisa mempengaruhi kesehatannya", jelas Andre.

"Tidak apa-apa, Andre. Aku mengerti kok", ucap Rachel lembut.

Tidak dipungkiri Rachel merasa sedikit cemburu juga tapi ia tahu walau Andre berada disana, namun hatinya ada disini, ada padanya.

"Satu ronde lagi?", tanya Andre sambil tersenyum.

"Mau main lagi?", tanya Rachel ragu sambil menaikkan selimut menutupi tubuhnya.

Andre membuka selimut Rachel agar ia bisa memainkan payudaranya.

"Ngg...mmm... ah", Rachel mulai mendesah.

Ciumannya naik hingga bertemu bibir, di saat yang sama Andre mulai membuka paha Rachel dengan kedua kakinya.

"Aaaah...", teriak Rachel ketika dipenetrasi oleh Andre.

"Ah, ah, ah...", desah Rachel atas hujaman-hujaman Andre. Rachel memejamkan mata menikmati setiap hujaman.

Tak berapa lama, Andre memutar dirinya. Sekarang posisi terbalik, Rachel yang berada di atas, Andre di bawah.

"Bergeraklah", pinta Andre.

Rachel menurut. Ia mulai menaikturunkan tubuhnya. Awalnya pelan, semakin lama semakin cepat. Payudaranya pun ikut bergoyang naik turun. Terlihat semakin seksi di mata Andre.

"Oooh, baby", desah Andre keenakan.

"Ah, ah, ah", desah Rachel juga tak kalah kencang. Dirinya sudah hampir sampai. Tapi Andre menahan pinggulnya agar berhenti bergerak.

Rachel terlihat bingung.

"Biar aku yang membuatmu klimaks", bisik Andre. Kemudian Andre mulai mendorong penisnya keluar masuk.

Rachel merasa vaginanya dihujam keluar masuk sangat cepat. Dengan posisi woman on top membuatnya semakin terasa.

"Ooh, nikmat, Andre sayang".

Andre tersenyum namanya disebut sambil memperhatikan wajah cantik Rachel yang keenakan.

Rachel yang tak tahan mulai bersender pada dada bidang Andre. Hujaman demi hujaman membuat payudaranya di dada Andre bergesek naik turun.

"Oh, fuck!", tanpa sadar Rachel berkata kasar karena sensasi yang diterima tubuhnya. Begitu juga Andre.

"Ooh, Rachel, aku mau sampai", ujar Andre.

"Ah, ah, aku juga".

Kemudian Rachel berteriak kencang, diikuti Andre.

"Oooh...hah, hah, hah".

Rachel yang bersandar di tubuh Andre masih merasakan semburan sperma di rahimnya. Banyak sekali.

Semoga aku cepat hamil, doa Rachel dalam hati.

"Nikmat, sayang?", tanya Andre.

Rachel pun memberi senyuman termanis, "iya, nikmat sekali, thank you".

"Kau mau mandi disini?", tanya Rachel.

"Iya, setelah ini aku akan ke tempat Keira".

Rachel yang mendengar nama Keira jadi merasa galau. Ia juga tak mengerti kenapa jadi begini? Padahal dulu ia berbesar hati membagi cintanya dengan Keira. Tapi sekarang? Ah, entahlah... dia sendiri pun kebingungan.

Apa karena Andre tidak pernah menginap di tempatnya? Padahal mereka sudah menikah. Rachel mirip seperti wanita simpanan jika seperti ini.

Aduh, kenapa aku jadi egois begini, sih? Keira kan sedang sakit, pikir Rachel dalam hati.

Rachel berusaha tersenyum pada Andre yang baru selesai mandi, keluar hanya mengenakan handuk dengan rambut setengah basah dan sixpacknya.

Wajarkah jika aku ingin memiliki dia seutuhnya?, ucap suara hati Rachel.

Muka muram Rachel tidak luput dari mata Andre.

"Hei, kamu kenapa?", tanya Andre setelah berpakaian.

Rachel yang tersadar langsung tersenyum, "ah, tidak apa-apa. Aku hanya... lelah dan ngantuk".

Andre yang menyadari kesedihan Rachel langsung memeluknya. Rachel jadi merasa tenang dan nyaman dalam pelukan bahu lebar Andre. Hatinya mulai merasa hangat.

"Aku tahu yang kau pikirkan, Rachel. Maafkan aku, kamu mau aku disini malam ini?", tanya Andre yang peka.

"Ah, tidak perlu, Dre. Pergilah, Keira dan Kayla pasti mencarimu. Aku baik-baik saja".

"Yakin?"

"Iya, suamiku sayang. Aku yakin", balas Rachel dengan senyuman.

"Baiklah, aku akan mengabarimu seperti biasa ya", ucap Andre sambil mengecup bibir dan kening Rachel. Kemudian melepas pelukannya.

Rasanya tidak ingin berpisah tapi apa daya, suara hati Rachel ketika melihat Andre pergi.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang