Desclaimer : Part ini mengandung kata-kata kasar. Mohon jangan ditiru yaa ^^
Ini sudah memasuki hari ke-7 tapi keadaan Tina belum membaik. Wanita itu masih koma walaupun tubuhnya sudah dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta. Masa kritisnya sudah lewat namun belum ada tanda-tanda kesadaran.
Setiap hari, Nayla pergi ke rumah sakit untuk menjenguk mamanya. Menemaninya di ruangan sambil memanggil-manggil namanya, berharap mamanya akan mendengar dan segera bangun.
Setiap hari juga, Doni menemani gadis itu. Nandhira menyuruhnya untuk menjaga Nayla karena kondisi gadis itu masih memprihatinkan, tapi sebenarnya, Doni memang mau melakukannya.
Beruntungnya, keluarga Doni dan keluarga Mona selalu ada untuk Nayla kapan pun itu. Tak jarang Mona juga menginap di rumah Nayla untuk menemaninya, bahkan menyalin catatan untuk Nayla saat gadis itu tidak masuk sekolah. Setiap hari, Nandhira juga mengantarkan makanan untuk Nayla, memastikan gadis itu makan agar dia tidak sakit.
Nayla menghilang dari sosial media, menghindari wartawan saat diserbu dengan banyak pertanyaan. Bahkan meminta RT untuk tidak mengijinkan wartawan masuk ke dalam komplek rumahnya. Ia ingin tenang, tidak ingin menjawab hal-hal yang tidak perlu. Walaupun ada banyak spekulasi yang beredar di media massa.
Bahkan di tengah-tengah berita duka seperti ini, orang-orang masih menggosipkan hubungannya dengan Doni, dan mencelanya karena tidak bersama Liam. Liam datang hari itu, di pemakaman papa Nayla. Namun, Nayla tidak bisa menemuinya karena langsung kembali ke rumah. Dia tidak ingin bertemu siapa pun hari itu kecuali orang-orang terdekatnya saja. Yang lagi-lagi menimbulkan spekulasi bahwa Nayla mencueki Liam yang sudah berusaha untuk menghibur gadis itu.
Bohong jika Nayla tidak perduli. Gadis itu merasa sedih sejujurnya, tapi Mona bilang untuk tidak mengurusi hal-hal itu. Saat ini, dia harus fokus dengan dirinya sendiri dan kesembuhan mamanya.
Kasus di kepolisian masih berjalan, pelaku penabrakan juga sudah ditangkap dan akan dilakukan sidang. Semua itu diurus oleh Tristan, ayah Doni.
"Pake liptint gue nih." Mona menyodorkan benda kecil itu pada sahabatnya saat keduanya berada di toilet. "Muka lo pucet banget."
"Hehe, makasih ya."
"Tapi, gue yakin sih kalo Nayla sama Kak Doni punya hubungan. Masa tetangga sampe segitunya sih?"
Nayla dan Mona mendengar seseorang sedang berbicara di depan toilet.
"Iya, tadi aja gue liat mereka bareng dateng ke sekolah."
"Murah banget jadi cewek. Abis ghosting Liam malah mepet kakak kelas."
"Iya, gue liat Liam kasian banget udah effort dateng malah dicuekin. Liam deserve better banget sih kata gue."
Saat ketiga orang itu sampai di toilet, mereka terkejut saat mendapati Nayla dan Mona ada di sana.
"Ngomong apa lo tadi?" sengit Mona pada tiga orang itu.
"Apaan?" balas salah satunya, berusaha bersikap biasa saja.
"Emang kalian pikir kita budeg? Nggak denger mulut lo ngegosip?"
Mona memajukan langkahnya, mendekati tiga murid itu.
"Udah, Mon." Nayla berusaha menahan namun Mona menepis tangan Nayla.
"Apaan sih lo? Aneh banget jadi orang."
Mona mengulurkan tangannya, menjambak rambut murid perempuan yang paling dekat dengannya. "Yang murahan itu elo! Iri lo sama Nayla?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Doni
Fanfiction"Btw, Kak. Ajarin gue gitar dong. Gue pengen deh nyanyi sambil main gitar gitu. Atau Kak Doni mau bantu aku buat lagu?" "Enggak." Balas Doni singkat. "Kak, lo bisa nggak sih mikir dulu sebelum jawab?" Doni mengalihkan tatapannya, menatap Nayla. "Bas...