Suara Hati

293 7 0
                                    

Andre, Keira dan Rachel sudah sampai di rumah setelah dari rumah sakit. Mereka semua bahagia atas kehamilan Rachel.

Malam ini giliran Andre tidur di kamar Keira. Setelah memastikan Rachel minum obat dan istirahat, Andre menuju ke kamar Keira.

"Andre, kau tidak mau menemani Rachel malam ini?", tanya Keira.

"Barusan aku sudah dari kamarnya, malam ini aku akan bersamamu", jawab Andre.

"Tidak apa-apa, temanilah Rachel malam ini. Dia baru mendengar bahwa dia hamil mungkin dia kaget. Lagipula kau harus siaga jika Reynald terbangun tengah malam bukan? Rachel sedang mengalami tidak enak badan trimester pertama. Kasihan dia", jelas Keira.

"Begitukah? Baiklah kalau memang itu maumu, tapi kau yakin baik-baik saja?", tanya Andre yang merasa Keira agak aneh.

"Iya, aku yakin. Lagipula aku ingin tidur bersama Kayla malam ini. Sudah lama aku tidak tidur bersamanya", jawab Keira.

"Kalau begitu, selamat malam, sayang. Tidur yang nyenyak ya", ucap Andre sambil mencium bibir Keira.

Sepeninggalnya Andre, Keira melamun. Ia terpaksa berbohong bilang ingin tidur dengan Kayla.

Sebenarnya Keira hanya ingin sendirian malam ini dan menulis di buku hariannya.

Pov buku harian Keira.

Untuk pertama kalinya menulis di buku harianku lagi setelah sekian lama. Karena aku tidak tahu kemana lagi aku harus bercerita tentang perasaanku.

Ya, Tuhan. Maafkan aku yang telah berdusta selama ini. Selalu mengaku baik-baik saja padahal dalam hati tidak.

Kenapa? Kenapa takdirku seperti ini, Tuhan?

Di satu sisi aku senang karena Rachel bisa menjadi istri yang serasi untuk menemani Andre dan ibu yang baik untuk Kayla nantinya.

Sedangkan di sisi lainnya, aku sedih karena kepergianku mungkin tidak akan menjadi kehilangan bagi mereka. Aku akan mudah terlupakan begitu saja begitu aku mati. Oh, sungguh aku merasa sangat egois.

Sejujurnya aku tidak ingin mati. Aku masih ingin hidup lebih lama, tua bersama Andre dan melihat Kayla dewasa dan menikah.

Aku tidak membenci Rachel, Tuhan. Aku bersyukur dia perempuan yang cantik dan baik hati. Aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. Aku pikir aku sudah ikhlas berbagi suami dengannya.

Tapi hari ini aku kaget mendengar Rachel hamil lagi, padahal umur Reynald saja baru enam bulan.

Aku pikir Andre berhubungan intim dengan Rachel hanya untuk memiliki penerus laki-laki. Setidaknya keegoisanku sempat berharap seperti itu.

Tapi... seperti yang sudah diduga. Aku salah.

Aku tahu Andre seorang pria dewasa yang membutuhkan kebutuhan biologis. Hal itu yang membuatnya terikat perasaan dengan Rachel. Semakin hari perasaannya pada Rachel semakin kuat.

Ya, aku sangat cemburu. Aku juga ingin memiliki keterikatan seperti itu lagi dengan Andre. Aku juga ingin memberinya kebahagiaan batin.

Hari itu aku melihat Andre dan Rachel bersetubuh di kamarku. Perasaanku sakit sekali. Tapi aku hanya bisa diam dan melihat mereka bercinta. Oh, aku iri sekali.

Ada kalanya juga aku sayup-sayup mendengar suara desahan Rachel di kamarnya ketika bersetubuh dengan Andre. Jujur saja, itu sangat menyiksaku.

Aku ingin ke masa-masa dulu lagi, ke masa Andre dan aku seperti Andre dan Rachel sekarang. Aku ingin sembuh dan merasakan cinta membara seperti itu lagi.

Sebelum aku mati. Kumohon, Tuhan. Kabulkanlah permintaanku ini...

Andre membacanya. Ia menjenguk Keira tengah malam karena khawatir akan sikap Keira yang aneh.

Ketika masuk ke kamar, dilihatnya Keira sudah tertidur dengan mata sembab terlihat habis menangis dengan pena di tangan dan sebuah buku. Andre penasaran apa yang sedang ditulis.

"Maafkan aku, Keira. Aku tidak tahu kau berpikir seperti itu selama ini", ucap Andre pelan sambil mengelus kepala Keira.

Andre menaruh bukunya di tempat semula agar Keira tidak curiga dan kembali ke kamar Rachel.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang