Di rumah sakit.
Andre sedang menemani Keira yang masih berbaring di kasur.
Keira masih belum sadar sejak operasi dilakukan seminggu yang lalu.
Flashback
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Operasi pengangkatan rahim istri bapak berhasil dilakukan, hanya saja pasien sempat kritis karena jantungnya lemah, sekarang tergantung pada kekuatan dan kuasa Tuhan agar pasien bisa siuman", kata dokter yang keluar dari ruang operasi saat itu.
Sekarang
Andre mengenggam tangan Keira dan menciumnya.
"Keira, kumohon sadarlah. Aku disini menunggumu, Kayla di rumah mencarimu", ucap Andre sambil menangis.
Awal-awal ia masih percaya diri Keira akan sadar, tapi sudah hampir seminggu tidak ada tanda perubahan.
Semua orang mulai pesimis, bahkan dokter dan mama Monica mulai menyarankan agar Andre merelakan Keira pergi.
"Tidak, ma. Keira ingin sembuh. Aku tahu itu!", ucap Andre.
Mama Monica hanya bisa ikut menangis memeluk Andre. Ia baru sadar anaknya sangat mencintai Keira.
Sebagai ibu ia tidak tega melihat anaknya menderita dan hanya terserah dengan keputusan Andre.
Andre mencium bibir Keira yang pucat dan berbisik, "kau terlihat cantik".
Andre mulai menunduk dan berdoa di sampingnya "Ya, Tuhan. Kumohon sembuhkanlah istriku. Berikanlah ia kesempatan kedua untuk hidup. Tapi jika kau tidak mengizinkannya, maka berikan aku kekuatan dan keikhlasan agar rela melepasnya. Jangan kau biarkan ia menderita lebih lama, Tuhan".
Flashback POV Keira
"Hai, boleh kenalan?", ucap seorang cowok di kampus pada temannya yang duduk di samping.
Sudah kuduga. Keira tersenyum simpul. Mana ada cowok yang tertarik pada penampilannya yang seperti kutu buku begini. Dengan rambut pendek dan kacamata tebal, selalu memakai jaket kebesaran.
Sudah lumrah cewek cantik di kampus banyak penggemar dan sering diundang ke pesta dan acara mahasiswa.
Tidak seperti dirinya yang seperti itik buruk rupa, tidak pernah diundang dan sering dihina, bahkan ada yang mengundang temannya untuk datang ke suatu pesta namun terang-terangan menyindirnya.
"Ini undangan buat sendiri ya, bukan berdua", kata cowok itu sambil melirik Keira jijik.
Keira sendiri tidak peduli semua itu. Ia lebih suka untuk fokus pada hobinya. Tidak ada yang mengenal dirinya selain dirinya sendiri.
Hingga suatu hari...
"Aduh", teriak Keira yang tergelincir karena jalan di kampus ada yang rusak. Ponsel yang digenggamnya ikut terjatuh.
Sementara orang-orang menertawainya, satu orang membantunya berdiri dan mengambilkan ponselnya di tanah.
"Keira, kau tidak apa-apa?", tanya cowok itu.
"Iya, terima kasih", jawab Keira. Tumben ada yang ingat namaku?, Keira bertanya-tanya dalam hati.
Keira membersihkan dirinya dari debu di lantai. Malu juga dilihat orang-orang. Ia pun bergegas pergi dari sana.
"Hei, tunggu!", panggil cowok itu. Keira menoleh.
"Ini ponselmu", ucapnya sambil tersenyum.
Keira mengambil ponselnya dari tangan cowok itu dan lari terbirit-birit.
Sejak itu, Keira selalu memperhatikan cowok tersebut diam-diam, yang akhirnya ia tahu namanya Andre, ternyata teman sekelasnya selama ini, pantas ia tahu namanya.
Diam-diam ia suka melirik Andre di kelas dan Andre balik meliriknya. Ah, sial. Dia tidak boleh tahu aku menyukainya, pikir Keira.
Begitulah awal perkenalan Andre dan Keira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Main Lead
RomanceKeira dan Andre sedang diterpa badai pernikahan ketika Keira divonis mengidap kanker rahim. Sedangkan Andre sebagai penerus keluarga butuh keturunan. Pada saat itu, datanglah seorang perempuan yang bernama Rachel. Bagaimana cerita pernikahan mereka?