Hukuman

233 5 0
                                    

Sepanjang perjalanan, Andre hanya diam sambil mengebut.

Keira berpikir kenapa sih cowok-cowok ini? Yang satu ngebut pakai motor, sekarang pakai mobil.

"Nyetirnya jangan kayak orang gila, deh", Keira menasihati pelan-pelan.

Andre tidak peduli dan tetap diam saja. Kelihatan jelas sedang marah.

Andre membawa Keira ke rumahnya yang sedang kosong. Orang tua Andre sedang ke luar negeri.

"Ngapain kesini?", tanya Keira. Ia pikir Andre akan segera mengantarnya pulang setelah peristiwa tadi.

Andre tidak menjawab pertanyaan Keira, namun langsung turun, berjalan ke depan pintu Keira dan membukanya.

"Turun!", perintah Andre.

Keira sudah tegang luar biasa. Ia ingin menghindar, tapi tidak bisa. Andre sebaiknya jangan dibantah saat ini.

Keira ragu-ragu turun dari mobil Andre.

Andre menuntunnya masuk rumah dan langsung membawa Keira ke kamarnya.

"Andre, ngapa... hmmm, mmmm", belum selesai bertanya, Andre langsung mencium Keira dengan buas.

Andre menahan kepala Keira agar tidak bergerak-gerak. Keira awalnya berontak, tapi lama-lama ia lelah.

Andre memainkan lidahnya di dalam mulut Keira cukup lama, hingga Keira membalasnya sambil memeluk leher Andre.

Rasa asin bercampur darah di sudut bibir Andre menghentikan Keira. Ia melepaskan ciuman itu.

"Andre, kamu luka. Kita harus obati dulu", ucap Keira.

"Nanti saja. Aku ingin menghapus jejak cowok sialan itu di bibirmu", ucap Andre.

"Tapi... mmm, mmm". Sebelum Keira protes, Andre sudah kembali menciumnya. Lama-lama Andre mendorong Keira ke kasur.

Kini ciumannya pindah ke leher Keira. Digigit, dijilat dan dihisapnya leher putih itu.

"Oh, aah, ah...", erang Keira merasa nikmat dan sakit. Desahannya semakin memancing emosi Andre.

"Siapa cowok tadi, Keira?", tanya Andre di sela-sela kegiatan menciumi leher pacarnya.

Keira yang sudah tidak fokus hanya bisa menjawab, "ngg.. dia... teman... se..kelas".

"Jadi itu yang namanya Raja?", tanya Andre. Keira terkejut. Ia menghentikan ciuman Andre.

"Kok kamu tahu?", tanya Keira.

Andre tersenyum sinis.

"Aku tahu segala hal tentangmu, Keira. Aku punya banyak mata-mata di kampus", bisik Andre.

Pada awalnya Andre mengetahui kabar kedekatan Keira dan Raja dari teman-temannya, tapi dia tidak percaya begitu saja dan mulai memeriksa ponsel Keira secara diam-diam.

Andre dapat membaca Keira dan Raja saling bertukar pesan selama ini.

Andre laki-laki juga, jadi cukup tahu modus Raja. Namun sejauh ini obrolan mereka masih sebatas teman, hingga Andre hanya memantau dulu.

"I am sorry", ucap Keira merasa bodoh. Harusnya ia tahu kalau Andre punya banyak kenalan di kampus. Dari lubuk hati terdalam sebenarnya ia juga merasa bersalah suka chattingan dengan Raja.

"Jangan ladenin dia lagi ya", ucap Andre.

Keira ragu. Ia memang tidak ada rasa dengan Raja, tapi kalau benar-benar dicuekkin kok rasanya jahat?

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang