Sadar

216 6 0
                                    

Di rumah sakit saat ini.

Andre yang sedang menjaga Keira menjadi panik ketika Keira kejang-kejang.

"Dokter, tolong istri saya!", teriak Andre.

Dokter dan perawat segera melakukan tindakan penyelamatan.

Perawat mempersilakan Andre menunggu di luar, tapi Andre menolak keras.

"Sus, daripada urusin saya, lebih baik urusin istri saya. Saya tidak akan menganggu", tegas Andre.

"Pasien sadar, dok!", ucap salah satu perawat.

Andre langsung menoleh.

"An...dre", suara Keira yang terdengar lemah memanggil namanya.

"Keira! Oh, ya Tuhan, syukurlah!"

Andre langsung memeluk Keira cukup lama. Tidak sadar dirinya menangis.

Dokter menepuk pundak Andre untuk menyingkir, karena harus mengecek keadaan Keira.

"Oh, ya. Maaf, dok. Silakan", ucap Andre sambil menghapus air matanya.

Andre menunggu analisa dokter.

"Syukurlah keadaan istri bapak sudah membaik. Jantungnya juga sudah berdenyut normal. Tinggal menunggu masa pemulihan. Dua atau tiga hari lagi kalau semakin membaik sudah boleh pulang", kata dokter.

"Benarkah? Terima kasih banyak, dok!", ucap Andre.

Begitu dokter dan perawat pergi, Andre dan Keira berpelukan erat.

"Andre, dimana Kayla?", tanya Keira.

"Ia di rumah bersama Rachel dan Reynald", jawab Andre.

Ah, Rachel... Nama itu mengingatkan Keira pada kenyataan.

"Tunggu ya, aku mengabari mereka dulu tentang kondisimu. Mereka semua mengkhawatirkanmu. Kau tidak apa-apa kutinggal sebentar?", tanya Andre.

Keira hanya tersenyum mengangguk. Rasanya tidak sabar pulang ke rumah bertemu Kayla.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang