"Kamu benar anak muda, ini adalah akhirat." Tiba tiba terdengar suara lelaki tua yang sepertinya adalah lolicon di kepala Rian.
"!!..... Suara siapa itu!? Kenapa suaranya terdengar dikepalaku? Dan..... Suaranya seperti kakek tua cabul." Ucap Rian tanpa pikir panjang. Yang sepertinya menyakiti hati suara kakek tua yang ada dikepalanya.
"Ughhh! Apa maksudmu kakek tua cabul hah!!! Aku adalah apa yang manusia sebut Sang Pencipta, dasar manusia bodoh!" Sepertinya kata-kata Rian[Dan author] telah menyakiti hatinya.
"Ohhhh... Apaa!! Kau Sang Pencipta!? Yang benar saja! Suaramu sangat persis dengan kakek tua cabul yang akan menawarkan permen ke anak kecil dan menculiknya!" Ucap Rian yang sekali lagi tanpa pikir panjang. Yang jelas ucapan Rian akan membuatnya menderita.
"Hmmm.... Jadi begitu anak muda, sepertinya karena orang tuamu meninggal saat kamu masih muda, kamu tidak diajarkan sopan santun kepada yang lebih tua." Suara kakek tua itu terdengar muram
"Apa maksudmu kakek tua!? Dan bagaimana kau tau kalau orang tuaku meninggal saat aku masih muda?" Rian sepertinya masih dalam kebingungan tentang apa yang terjadi saat ini.
"Karena kau tidak tau sopan santun. Maka aku yang akan mengajarkanmu apa itu artinya sopan santun." Setelah mengucapkan itu. Tiba-tiba sebuah gerbang terbuka dan terlihat didalamnya banyak manusia disiksa dengan cara yang sangat brutal.
"P-p-pak tua... K-kau bercandakan!? Kau pasti bercandakan!?" Rian terlihat sangat ketakutan melihatnya, dan langsung mual ditempat dikarenakan siksaan yang dia lihat sangatlah tidak manusiawi.
"Siapa yang bercanda denganmu!?" Suaranya terdengar sangat marah, yang membuat Rian semakin ketakutan.
"A-aku minta maaf pak tua, aku percaya kalau kamu adalah Sang pencip- Owaaahhghhhhh." Sebelum menyelesaikan ucapannya. Rian langsung terlempar kedalam gerbang itu.
"Aku tidak butuh permintaan maaf mu, nikmati saja waktumu disana selama 10 tahun." Setelah mengucapkan ini, keluarlah sesosok kakek tua dengan janggut putih, dan rambut putih panjang, dengan pakaian serba putih.
Dari ekspresi kakek tua itu. Dia terlihat sedang sedih, entah apa yang ada dipikirannya.
10 Tahun Kemudian...
"Waaa!!..... Akhirnya aku keluar, sial didalam sangat menyakitkan." Ucap suara itu dengan nada kesal.
"Hebat juga kamu anak muda bisa bertahan selama 10 tahun di neraka tanpa kehilangan akal sehat." Kakek tua itu terlihat menunjukkan wujudnya didepan Rian.
"Kau gila kakek tua, dan wajah itu cocok denganmu yang sepertinya memang cabul."
Twich* twich* "Apa katamu anak muda? Apakah 10 tahun kurang untuk dijadikan pelajaran?" Dengan tangan terulur. Terlihat sebuah gerbang yang kali ini tertutup.
"A-aku hanya bercanda, bercanda saja." Rian terlihat sangat gugup sekarang, hanya saja dia tidak lagi ketakukan seperti 10 tahun yang lalu.
"Hoooo... Baiklah alasanmu diterima. Dan perkenalkan, aku adalah Sang Pencipta yang menciptakan semua alam semesta yang ada." Rian lega karena tidak dimasukkan lagi kedalam neraka mengerikan itu.
"Jadi kau Sang Pencipta. Aku sudah tahu saat kau melemparkanku kedalam neraka. Seharusnya kau sudah tau namaku kan? Jadi tidak perlu perkenalan." Setelah Rian mengucapkan ini ekspresi kakek tua itu terlihat sedih.
"Ada apa kakek tua? Wajahmu terlihat sedih." Rian bingung dengan Sang Pencipta didepannya yang ternyata bisa sedih juga.
"Aku mau minta maaf anak muda."
Rian kini semakin terlihat heran. "Minta maaf buat apa kakek tua?" Tetapi setelah memikirkan sejenak. Rian sepertinya tau apa yang dimaksud oleh kakek tua itu.