Ancaman

177 5 0
                                    

Ketika Keira dan Raja berdua saja di mobil. Posisi sudah agak jauh dari rumah.

"Kamu sudah gila ya? Kenapa datang ke rumah? Gimana kalau lagi ada Andre? Gimana kalau orang-orang rumahku curiga? Kamu mikir nggak sih?", teriak Keira marah.

"Tenanglah, Keira. Kau baru saja pulih, jangan marah-marah", ucap Raja.

"Kamu haus, mau minum boba?", tanya Raja santai.

Keira melotot, bisa-bisanya ini orang nawarin boba di saat seperti ini.

"Tidak perlu. Sekarang jelaskan apa mau kamu! Kalau soal Kayla, sudah aku bilang dia anakku dan Andre. Titik", ucap Keira.

"Oh, ya? Kamu yakin? Aku merasa dia itu anakku sejak pertama kali melihatnya di rumah sakit".

"Itu hanya halusinasi gilamu saja!"

Raja mulai geram, ia mencengkeram lengan Keira, "berhenti mengataiku gila terus, Keira!"

Keira agak kaget dan takut melihat reaksi Raja.

"Aw, sakit", keluh Keira karena lengannya digenggam erat Raja.

"Oh, maaf, Keira. Aku tidak bermaksud melukaimu. Are you okay?", Raja langsung melepas genggamannya.

Keira mengusap-usap lengannya menahan tangis.

"Aku sungguh minta maaf, Keira. Aku benar-benar tak sengaja".

Raja diam sejenak memperhatikan Keira yang menunduk. Kemudian ia berbicara dengan nada lembut.

"Aku rindu padamu, Keira. Selama ini aku selalu memikirkanmu, sungguh. Aku sudah berjanji untuk melupakanmu dengan mendekati wanita-wanita lain tapi malah semakin memikirkanmu. Lucu, bukan?", kata Raja tertawa.

"Aku berharap... jika sekali lagi kita bertemu, aku tidak akan melepasmu lagi. Ternyata Tuhan mengabulkan keinginanku. Aku melihatnya seperti petunjuk", lanjut Raja.

"Tapi aku sudah menikah, Raja", ucap Keira mengingatkan.

Raja tertawa sinis.

"Pernikahan poligami maksudmu? Aku tak menyangka Andre itu bajingan juga. Kukira dia hanya mencintaimu seorang. Begitu mudahnya dia poligami hanya karena nafsu".

Keira tidak terima Raja menjelek-jelekkan Andre.

"Kau tidak tahu apa-apa, jadi jangan sok tahu".

"Aku sudah tahu semuanya, Keira sayang", ucap Raja. Tidak hanya Andre yang punya mata-mata, dia juga punya banyak kenalan.

"Tinggalkan suamimu dan menikahlah denganku, Keira. Akan kuberi hidupmu kenyamanan, sebuah istana dimana kau ratunya. Kau akan menjadi wanita satu-satunya yang kucintai. Cintamu takkan terbagi lagi seperti sekarang. Kau, aku, Kayla. Kita besarkan Kayla di keluarga normal".

"Asal kau tahu saja, Raja. Aku tak keberatan Andre menikah lagi, kehidupanku saat ini cukup bahagia. Terima kasih. Sekarang antarkan aku pulang! Dan untuk terakhir kalinya kubilang, Kayla bukan anakmu!", ucap Keira memandang tajam pada Raja.

Raja kesal sekali.

"Baik, Keira. Jika kau tidak mau melakukannya. Biar aku yang melakukannya".

"Apa maksudmu?"

"Akan kuceritakan pada suamimu semuanya. Bagaimana kita menyatu hari itu. Betapa hangatnya pertempuran kita di kamar. Bagaimana hal itu membuahkan hasil", ucap Raja sambil tersenyum licik.

"Kau memperkosaku saat itu!", ucap Keira.

"Just keep in denial, baby. Aku ingat wajahmu saat mendesah memanggil namaku. Sangat menggairahkan".

Keira sangat malu mengingatnya sekaligus marah pada Raja. Rasanya ingin sekali menampar wajah pria itu.

"Jam berapa suamimu pulang?", tanya Raja.

Keira sangat takut Raja berbuat nekat.

"Raja, ja..jangan seperti ini..., biar kupertimbangkan dulu ya", Keira sengaja mengulur waktu.

Raja kembali tersenyum.

"Baik, Keira. Aku akan memberimu waktu. Maaf karena permintaanku mendadak. Aku akan menunggumu dan jangan coba-coba memblokirku lagi, oke", ucap Raja sambil mengelus wajah Keira.

Keira hanya bisa mengangguk. Raja senang karena Keira menurut. Ia pun mengantarnya pulang.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang