CLBK

177 5 0
                                    

Syukurlah, orang rumah tidak ada yang mencurigainya karena memang Keira hanya pergi sebentar.

Keira bimbang, malam itu ia berencana mengaku semuanya pada Andre, lebih baik ia mendengar dari mulutnya sendiri daripada mulut orang lain. Semoga Andre berbesar hati memaafkannya.

Namun, rencana Keira dikejutkan dengan pernyataan dari Andre saat makan malam

"Keira, Rachel, aku akan tugas di luar negeri selama seminggu, mungkin bisa lebih. Sejujurnya aku ingin mengajak kalian semua, tapi Kayla harus sekolah dan Rachel sedang hamil. Jadi, lebih baik aku saja sendiri. Lusa aku berangkat".

"Apa? Kenapa mendadak sekali?", tanya Rachel.

"Iya, apa boleh buat. Sedang ada masalah pada klien kita disana. Banyak perusahaan-perusahaan baru yang menjadi kompetitor sehingga persaingan semakin ketat. Aku sebagai pemimpin harus kesana mengatasi keadaan".

"Begitukah? Baiklah kalau begitu, perusahaan disini biar aku saja yang memimpin sementara kau pergi. Bagaimana?", tanya Rachel.

"Jangan, kau sedang hamil jangan terlalu lelah. Lagipula kasihan Reynald. Tenang saja, aku sudah meminta tolong mama, papa dan Wildan untuk bekerja sama".

Di saat Rachel dan Andre sibuk berbincang tentang perusahaan, Keira sibuk dengan pikirannya sendiri. Entah kenapa ia merasa lega. Ia bisa mengulur waktu untuk memberitahu Andre dan beralasan pada Raja.

"Keira, kau tidak apa-apa?", tanya Andre.

"Hah? Apa katamu tadi?", balas Keira.

"Kau diam saja sejak tadi, apa kau merasa sakit?"

"Tidak... aku baik-baik saja. Maaf, aku... hanya agak mengantuk karena obat nyeri yang kuminum tadi".

"Begitu... setelah makan langsung tidur ya. Nanti Kayla biar aku yang tidurkan", ucap Andre.

Syukurlah Andre tidak curiga, pikir Keira.

Tapi tidak dengan Rachel, ia agak merasa aneh dengan sikap Keira yang ia duga ada hubungannya dengan pria yang datang tadi siang. Tapi ia tidak ingin gegabah memberitahu Andre sebelum tahu kebenarannya.

°°°

"Suamimu sedang pergi?"

"Iya, mungkin seminggu. Bisa lebih", ucap Keira pada Raja di telefon.

"Kau tidak sengaja mengulur-ulur waktu kan?", tanya Raja curiga.

"Apa? Tentu saja tidak", jawab Keira, padahal dalam hati iya.

"Baiklah, tidak masalah. Aku mengerti bebannya sebagai pemimpin perusahaan. Untunglah dia menikah dengan anak dari bos perusahaan besar juga, jadi tidak perlu terlalu khawatir".

Entah kenapa Keira merasa perih dengan ucapan Raja yang memuji Rachel seolah-olah penyelamat Andre. Keira jadi merasa tak berguna sebagai istri, tapi dia diam saja.

"Berjanjilah kau akan bicara setelah suamimu pulang nanti", lanjut Raja.

"Iya, iya. Sudah ya. Aku mau tidur", balas Keira yang malas bicara dengan Raja.

"Tunggu, Keira!"

"Apalagi?"

"Pergilah bersamaku besok".

"Kemana?"

"Aku ingin menunjukkan sesuatu. Ikut saja besok. Kujemput siang ya".

"Eh, tungguu.. jangan kemari lagi, Raja...hmm, biar kita janjian di luar saja, kumohon", pinta Keira. Ia tidak mau orang rumahnya curiga.

"Oke, tak masalah. Nanti kukirim tempat dan jamnya lewat pesan singkat".

"Ya".

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang