Chapter 4

0 0 0
                                    

Kala berjalan menuruni tangga menuju ke dapur. Sesampainya di dapur gadis itu langsung membuka kulkas tempat ia menaruh salad buah yang dibelinya sepulang kuliah.

Matanya menelusur dari rak atas hingga bawah, mencari salad buahnya berada. Dia mengingat betul jika tadi saladnya dia taruh di rak kedua kulkasnya.

"dimana sih? perasaan aku taruh sini deh" gumamnya pada diri sendiri

Kecurigaannya merujuk kepada kedua saudaranya, Bima dan Keenan. Kala menghampiri keduanya yang tengah asyik bermain game di ruang keluarga.

Dan memang benar! Kala melihat salad buah yang dia beli berada di meja, dengan keaadaan terbuka dan terdapat 2 sendok disana.

Kala menghampiri keduanya dan mengambil salad yang sudah habis lebih dari setengahnya itu.

"Ih bener kan ini salad gue"

"kalian nih bisa gak si kalo makan makanan punya orang lain itu izin dulu kek, jangan asal makan" kesal Kala pada keduanya

Namun seakan berbicara sendiri, kedua saudara lelakinya itu nampak tidaj mempedulikannya dan tetap fokus menatap benda kotak yang mereka pegang.

"KALIAN DENGER GAK SIH?!" bentak Kala pada keduanya.

"iya iya, kenapa sih emangnya? dimakan sodara sendiri masa lo perhitungan gitu, ya gak dek?" balas Bima yang dibalas anggukan oleh Keenan.

"ya tapi kan gue juga pengen makan ini Bima, bukannya gue perhitungan. Ini gue pesennya aja PO beberapa hari lo, gue aja belum makan malah udah kalian duluin" balas gadis itu

Kala bicara dengan nada kecewanya, ia rela ikut PO 3 hari untuk mendapatkan salad buah itu. Bukan karena apa, hanya saja salad itu adalah menu paling best seller yang sering sold out setiap harinya.

"yaudah emang berapa harganya? lo mau gue ganti uangnya?"

"itu masih ada sedikit, kalau masih mau ambil aja Kal, selesai mabar gue transfer uangnya" lanjut Bima dengan pandangan yang tak beralih dari layar ponselnya.

Kala semakin sedih mendengar jawaban Bima. Matanya mulai berkaca-kaca setelah mendengar jawaban kembarannya itu, seolah dia terkesan pelit dan perhitungan saja.

"gausah, lo habisin aja saladnya berdua" balas Kala dengan suara parau sembari pergi meninggalkan mereka yang tengah asyik bermain game.

Suara yang terdengar dari hp keduanya membuat Kala yang belum  jauh dari mereka membuat hatinya semakin kecewa.

double kill!

triple kill!

mega kill!

Setelah beberapa saat keduanya memperoleh kemenangan. Bima dan Keenan bersorak senang ketika mampu menyelesaikan permainan dengab predikat epic comeback.

Bima baru menyadari Kala yang tidak ada di tempat ia berdiri. Matanya menatap ke sekeliling mencari keberadaan kembarnya itu.

Ia beranjak menuju dapur, ruang tamu, namun tidak menemukan Kala. Bima merasa sangat bersalah pada kenbarannya itu, apalagi setelah Keenan bilang kalau kakaknya tampak menangis tadi.

Bima beralih menuju kamar Kala. Kakinya menapaki anak tangga satu-persatu hingga tiba di sebuah kamar yang terdapat gantungan bertuliskan hello di pintunya.

Tanpa basa-basi dia mengetuk pintu tersebut, berharap seorang gadis pemilik kamar akan membukanya.

"Kal, lo di dalem? keluar dong gue mau minta maaf" kata Bima dengan nada bersalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pacific and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang