Chapter 2

0 0 0
                                    

Pagi itu Kala bangun pagi-pagi seperti biasanya. Ia sudah berpakaian rapi ketika jam masih menunjukkan pukul 5.45 pagi. Hari ini dia ada kelas pagi, jam pertama.

Sebagai sosok anak perempuan satu-satunya, seperti biasa, dirinya membantu bunda untuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Hari ini menu sarapannya adalah nasi goreng.

Kala mulai dengan mencuci dan memotong wortel dan juga pelengkap seperti baso, sosis, dan lainnya.

Lanjut ia membuka pintu kulkasnya dan mengeluarkan se karton telur dan mengambilnya beberapa untuk pelengkap nasi gorengnya.

Begitu terus Kala membantu bundanya hingga waktu menunjukkan pukul 6.15 pagi dimana ayah dan kedua saudaranya turun dari kamar menuju meja makan.

Keenan berjalan menuruni tangga dengan perasaan senang. Ia daritadi mencium aroma makanan kesukaannya, nasi goreng. Sesampainya di meja makan ia langsung mengambil beberapa centong nasi dan melahapnya.

Kala yang melihat adiknya itu sontak menegurnya.

"Nunggu yang lain dong, jangan ngeduluin gitu apalagi ayah sama bunda aja belum duduk!" tegurnya pada Keenan.

Keenan yang merasa ditegur menghentikan aksi makannya. Diletakkannya sendok disamping piringnya kemudian diam.

Kala yang merasa bersalah setelah memarahi adiknya kemudian meletakkan 1 buah telor ceplok di piring adiknya.

"Nih buat kamu aja, kakak lagi gak pengen makan telor" katanya.

Bunda yang melihat itu hanya tersenyum. Anak perempuan nya itu memang galak, tapi ia sangat menyanyangi saudaranya.

Setelah beberapa menit berlalu mereka akhirnya selesai sarapan. Ketiga anak ikut membantu bunda membereskan piring dan mencucinya.

Kala mengambil kotak bekal dan mengisinya dengan nasi goreng buatan bundanya, tak lupa dengan beberapa lauk. Bima yang melihat kembarannya sontak heran, tumben sekali Kala membawa bekal ke sekolah.

"tumben lo bawa bekal, emang duit lo habis buat jajan?" tanya Bima

Kala melirik Bima sekilas sebelum menjawab

"suka-suka gue lah! gue pengen hemat aja" jawab Kala enteng

"dih najis banget bilang hemat, gue lebih percaya stroberi bentuknya kotak daripada lo bilang mau hemat" balas Bima yang melangkahkan kaki menjauhi saudaranya itu. Kala berdecak sebal. Bima terlalu tau akan semua hal tentang dirinya.

Setelah beres menyiapkan bekal. Kala kemudian pamit pada bundanya.

"Kala berangkat dulu ya, bunda. Assalamualaikum" ucapnya sembari mencium tangan wanita didepannya.

Gadis itu melangkah pergi keluar rumahnya dan sudah ada Bima yang menunggunya diatas motor.

"lama banget sih lo, udah jam berapa nih bisa keburu dateng dosennya" gerutu Bima

"yee sabar, dong! gue lagi pamitan sama bunda kali" balas Kala

Motor itu melaju menembus dinginnya pagi di kota apel itu. Pagi itu tidak terlalu macet seperti biasanya sehingga membuat Kala dan Bima sampai ke kampus beberapa menit sebelum kelas dimulai.

Sesampainya di kampus, Kala turun dan berjalan mengikuti Bima yang sedang memarkirkan motornya.

"ayok" ajak Bima diikuti Kala di belakangnya.

Hari ini mereka sama-sama ada kelas di jam pertama, jadi memutuskan untuk berangkat bareng. Gedung tempat mereka kelas juga sama untuk setiap hari Selasa karena mata kuliah umum angkatan.

Pacific and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang