Keputusan Keira

196 5 0
                                    

Keira yang sekarang sedang sedih menghubungi seseorang.

"Halo", terdengar suara Raja..

"Halo, Raja", suara Keira terdengar serak.

"Ada apa, Keira? Suaramu seperti habis menangis", tanya Raja khawatir.

Mendengar suara Raja yang cemas membuat Keira semakin ingin menangis. Tapi ia berusaha menahan.

"...Maafkan aku... kamu benar...", ujar Keira. Ia menjelaskan apa yang terjadi dan mencurahkan perasaannya pada Raja.

"Don't cry, Keira. I am here for you", ucap Raja lembut setelah Keira curhat.

Perasaan Keira jadi membaik dan lega setelah Raja menghiburnya.

"Apa hasil tes DNA Kayla sudah keluar?", tanya Keira.

"Belum", jawab Raja.

"Aku... akan bicara pada Andre setelah hasilnya keluar. Tidak masalah kan?", tanya Keira.

"Iya, tidak masalah", jawab Raja. Ia berusaha sabar karena Keira sedang sedih, ia tidak ingin menekannya.

"Baik, kabari aku ya. Terima kasih, Raja sudah menampung beban sedihku", ucap Keira.

"Tidak apa-apa, Keira", balas Raja.

Setelah menutup telefon, Keira sudah memutuskan untuk bercerai dengan Andre, untuk kebaikan semuanya.

Demi Andre dan Rachel agar tidak membagi cinta, biarlah ia yang mengalah.

Jika hasil tes DNA Kayla menunjukkan dia anak Raja, maka urusan akan lebih mudah.

Jika Kayla masih anak Andre, maka ia akan berbagi hak asuh dengan Andre. Entah kenapa Keira menangis jika membayangkan Kayla bukan darah daging Andre.

°°°

Beberapa hari kemudian.

Raja mengabari Keira hasil tes DNA Kayla adalah anak Raja.

Info itu membuat Keira muram.

"Tolong biarkan aku sendiri dulu, Raja", ucap Keira melalui telefon

Raja dengan dengan sabar memberinya ruang.

Sepertinya malam ini juga aku harus memberitahu Andre, pikir Keira.

°°°

Malam ini, saat Andre dan Keira sekamar. Keira terlihat sedang melamun melihat jendela.

"Keira", panggil Andre.

"Oh, Andre. Kau sudah selesai mandi?"

"Kamu sedang apa?", tanya Andre.

Keira hanya tersenyum tanpa menjawab. Andre lanjut bicara.

"Keira, lusa ada kondangan. Aku akan pergi bersama Rachel. Tidak apa-apa kan?"

Sudah biasa, pikir Keira dalam hati. Aku hanya hiasan di singgasana emas. Keira mengangguk tanpa jawaban.

Andre cukup peka melihat kalau Keira sedih.

"Kalau kau mau, aku bisa pergi bersamamu", ucap Andre.

"Tidak perlu, kalian pergi saja. Kolegamu ingin bertemu dengan Rachel bukan?"

"Aku bisa mengaturnya di hari lain, lagipula sudah lama kita ti..."

"Aku bilang tidak perlu!", teriak Keira.

Andre terkejut melihat Keira histeris tiba-tiba.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang