Keira merasa bersalah sudah membentak Andre.
Andre memandang tajam ke arah Keira dan berjalan mendekatinya. Keira berjalan mundur, takut Andre marah.
Andre mengurung tubuh Keira dan menyentuh lembut wajahnya.
"Keira, kau baik-baik saja?", tanya Andre.
Andre terdengar sangat tulus, sehingga air mata Keira tidak terbendung lagi. Ia langsung menangis deras.
"Hei, Keira.. kenapa? Sssh... Semua akan baik-baik saja", ujar Andre memeluk erat Keira sambil mengusap-usap punggungnya.
Andre membiarkan Keira menangis di dadanya sampai tenang.
Ketika Keira sudah berhenti menangis, Andre melepas pelukannya untuk melihat kondisi Keira.
Mata merah, wajah merah dan hidung merah. Cukup menggemaskan! Tapi bukan waktunya bercanda, pikir Andre.
"Keira, kenapa? Ceritalah padaku...hmm", ujar Andre menaikkan dagu Keira agar melihat padanya.
Keira melihat mata Andre yang tajam dan lembut memandangnya.
Bisakah aku cerita padanya? Tanya Keira dalam hati. Keira sangat gugup, tidak sanggup cerita.
"Apa kau cemburu?", tanya Andre.
"Apa?", tanya Keira.
"Apa kau sedih karena aku mengajak Rachel, bukan kamu?"
Mungkin ini kesempatan untuk mencurahkan hatinya pada Andre.
"Iya, Andre. Aku cemburu, aku sangat iri pada Rachel. Ia cantik, sehat dan subur. Tidak sepertiku yang cacat. Desahan kalian sering terdengar dari kamar, bahkan aku pernah memergoki kalian bersetubuh di kamar ini, dan saat tengah malam kau diam-diam pergi ke kamar Rachel. Aku tahu semuanya, Andre. Aku merasa tidak berguna disini. Kau sudah tidak membutuhkanku lagi, Rachel lah yang bisa memberi semua itu. Mungkin lebih baik kita..."
Keira terdiam, rasanya tidak sanggup mengeluarkan kata "cerai" pada Andre.
"Kita apa? Pisah maksudmu?", tanya Andre berusaha menahan sabar.
"Dengar, Keira. Kita tidak akan bercerai sampai kapanpun. Kau selamanya istriku, aku suamimu. Jangan bicara seperti itu lagi".
Keira malah menangis, Andre berusaha menghibur, "kemarilah, Keira".
Andre membimbing Keira ke kasur dan menciumnya. Ciuman yang lembut. Andre bermain dengan bibir Keira, kemudian lama-lama mengecap seluruh isi mulut Keira.
Oh, aku lupa Andre was a good kisser, pikir Keira. Sudah lama mereka tidak bercumbu seperti ini. Lama-lama Keira terbuai.
Ciuman Andre turun ke leher. Ia menghisap kuat dan meninggalkan tanda merah.
"Mmm, ah... Andre", desah Keira. Andre senang sekali mendengar namanya disebut. Hal itu membangkitkan gairahnya.
Ia menaikkan gaun tidur Keira dan mengelus-ngelus paha Keira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Main Lead
RomanceKeira dan Andre sedang diterpa badai pernikahan ketika Keira divonis mengidap kanker rahim. Sedangkan Andre sebagai penerus keluarga butuh keturunan. Pada saat itu, datanglah seorang perempuan yang bernama Rachel. Bagaimana cerita pernikahan mereka?