Ketahuan

178 5 0
                                    

Suatu hari, Andre memasuki ruang kantornya dan melihat sebuah amplop coklat bertuliskan "ANDRE" di mejanya. Ia mengernyit bingung. Setelah duduk, ia membuka amplop tersebut.

Betapa kagetnya ia melihat foto-foto Keira dan pria lain sedang makan bersama, terlihat akrab saat jalan-jalan, keluar masuk hotel bersama, dan yang lebih parahnya, ada Kayla juga.

Tangan Andre bergetar menahan marah. Kemudian di lembar terakhir membuat darahnya mendidih, hasil tes DNA Kayla yang menyatakan 99% sama dengan Raja.

Raja? Andre mencoba mengingat-ingat nama itu.

Astaga? Raja itukah? Cowok sialan yang mencium Keira saat kuliah. Jadi begitu? Keira sudah selingkuh dengannya dari sebelum mereka menikah.

"Sialaaaaan!!!", teriak Andre. Dia merasa bodoh selama ini. Ia pikir Keira hamil anaknya dan menikahinya saat itu, tapi ternyata ia hanya dimanfaatkan.

Lalu, Kayla? Benarkah anak itu bukan anaknya? Padahal Andre sangat menyayanginya. Tanpa sadar dirinya menangis.

"Pak, ada apa?", tanya Wildan, asisten Andre yang buru-buru masuk ruangan karena mendengar teriakan atasannya.

Wildan terkesima melihat pemimpin perusahaan yang berkarakter kuat dan tegas terlihat menangis. Wildan pelan-pelan mendekati Andre dan melihat lembaran foto-foto di meja.

Mata Wildan cukup terkejut melihatnya. Pantas saja atasannya ini tumbang. Tidak ada laki-laki yang bisa bertahan jika titik kelemahannya diserang. Sebagai bawahan, ia hanya bisa memastikan pintu terkunci rapat agar tidak ada orang yang menganggu.

Andre sudah berhenti menangis sekarang, ia mengusap wajahnya. Terlihat matanya yang memerah.

"Wil, batalkan semua meeting hari ini. Aku harus pulang!", ucap Andre sambil berdiri memasukkan bukti-bukti di meja ke dalam amplop.

"Tenang, bos! Duduk dulu", ucap Wildan berusaha menenangkan atasannya, tapi Andre tidak mengubris, terlihat tarikan urat di rahang Andre menahan emosi. Wildan hanya menghela nafas.

"Biar aku yang menyetir, bapak sedang tidak dalam kondisi baik".

"Tidak perlu. Aku masih bisa menyetir sendiri".

Andre berjalan keluar. Sebelum pergi, ia menoleh ke Wildan.

"Jangan beritahu hal ini pada siapapun, mengerti!", perintah Andre tegas. Wildan hanya mengangguk.

Andre menyetir bagai orang gila.
Diterobosnya lampu merah, dilewatinya kendaraan-kendaraan lain dengan kecepatan penuh. Bahkan hampir menabrak kendaraan saat lawan arah. Sehingga beberapa orang sumpah serapah kepadanya, tapi ia tidak peduli. Ia hanya ingin cepat sampai rumah meminta penjelasan Keira.

Begitu sampai di rumah, ia memarkir mobilnya dan bergegas mencari Keira.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang