→ Bereinkarnasi?!

1.1K 120 22
                                    

•----------- previous chapter ------------•

*tin tin.... *

*bruk*

Truk tersebut menghantam (M/N) ke tembok, membuatnya terkena luka yang cukup parah. Sebuah percikan api terlihat dan tiba-tiba...

*wush*

Percikan tersebut berasal dari salah satu mesin mobil yang rusak, mengakibatkan mobil beserta sang sopir dan (M/N) terbakar di tempat. Hal terakhir yang (M/N) lihat, adalah beberapa warga setempat bergegas memanggil ambulan dan memadamkan api.

"Hah... Kenapa harus sekarang.... Padahal besok ulang tahunku... Oh Tuhan, kenapa aku harus berakhir seperti ini... Sangat tidak estetik."

































































































•--------to the story--------•

[(M/N) pov]

Yah, seperti yang kalian tau. Aku mati karena di hantam oleh truk ke dinding, sangat tidak estetik. Lagi pula mati karena di tabrak oleh truk itu sudah biasa di dunia fiksi ini!!! Hahh... Sudahlah... Namanya juga takdir, toh tidak ada yang tau nantinya mati karena apa.

Kalian tau apa yang terjadi padaku sekarang? Yup, sesuai dialog yang auth berikan padaku, aku bereinkarnasi ke kehidupan baruku. Tapi....

"Kenapa aku jadi anak kecil lagi??!!"

Aku berteriak saking terkejutnya, beruntung ruangan yang aku tempati sekarang sedang sepi.

"Ah... Reinkarnasi macam apa ini, Jeleq. Aku pengennya reinkarnasi jadi ereh. eh jangan deng mending lipai, ereh kan mayad. " //auth : sadar diri bang, lu juga jadi mayad sebelumnya.

"Oh iya, sebenarnya aku ada dimana ini? Ruangan ini... Terlihat seperti kamar anak kecil... " Aku bergumam sembari melihat-lihat sekeliling, terlihat di ruangan ini ada banyak sekali mainan. Aku mendengar suara pintu terbuka lalu menoleh ke arah pintu yang memperlihatkan seorang wanita paruh baya berdiri di depan pintu.

"(M/N), kamu sudah siuman?"

Wanita itu berjalan mendekat ke arahku dan memegang kedua sisi pipiku.

"Kau seharusnya tidak bangun dari tempat tidurmu, (M/N)."

"Anu... Tante siapa ya?"

Wanita itu membelalakkan matanya kaget karena pertanyaan tiba-tiba dariku.

"(M/N)... Sayang, kamu... Jangan bilang kalau kamu amnesia... Oh Tuhan, kenapa ini harus terjadi padamu... "

"Ya gimana aku mau inget coba? Kan aku abis mati terus reinkarnasi"

Terlihat mata wanita itu mulai berkaca-kaca membuatku merasa iba. Aku mendekat ke wanita itu dan memegang kedua pipi wanita tersebut.

"Tante jangan nangis, tadi tante panggil (M/N) 'sayang' kan? Apa itu berarti... (M/N) ini anak tante?"

Wanita itu menganggukkan kepalanya sambil menghapus air matanya.

"Kalau begitu.... Mama jangan nangis ya. Walau (M/N) gak inget apa-apa, tapi (M/N) bakal sayang sama mama!"

Aku berkata dengan senyuman cerah nan hangat untuk menenangkan wanita yang ku panggil 'mama' tersebut.

"Terimakasih sayang... "

Mama mengusap kepalaku membuatku merasakan perasaan yang belum pernah ku rasakan sebelumnya.

"Perasaan apa ini, rasanya sangat... hangat.... "

[Dh, balik lagi ke auth pov]

Sekarang (M/N) tengah duduk di kasurnya sambil memikirkan penjelasan ibunya tadi. (Auth gk ksi liat krn malas)

"Jadi namaku tetap kaneshiro (M/N)... Dan aku tetap menjadi anak tunggal di keluarga kaneshiro?!"

(M/N) yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, dikagetkan dengan suara seorang anak yang lebih tua setahun darinya bernama Isagi Yoichi.

"(M/N) KAMU TIDAK APA-APA?! aku dengar dari ibumu kalau kau amnesia. Katakan padaku kalau itu bohong, kau masih mengingatku kan?"

Anak itu berlari menuju (M/N) dan memeluknya lumayan erat.

"Uhh... Yang dikatakan mama benar, aku tidak ingat apapun... Maaf, ngomong-ngomong kamu siapa?"

Anak itu mundur sedikit untuk menatap mata (M/N).

"(M/N) jahat ih, masa sahabatmu yang tampan ini kamu gak inget"

"Ya mau gimana lagi, aku kan calon mayad yang gagal karena harus reinkarnasi."

"Huaaa, kenapa (M/N) ku yang manis ini harus amnesia???? Dengarkan aku, Namaku Isagi Yoichi, Ingat itu!"

(M/N) mengangguk dan dibalas elusan lembut di kepalanya oleh isagi. Mereka terus berbincang dan isagi menjelaskan tentang kedekatan antara isagi dengan (M/N), hingga sore.

"Isagi, ini sudah sore. Apa kau tidak pulang?"

Isagi menatap ke arah (M/N) dengan wajah yang sedikit memerah.

"Aku mau menginap di rumahmu saja! Aku akan menemanimu supaya kau tetap mengingatku!"

Ucap isagi. Rona merah yang berada di pipinya perlahan mulai terlihat. Namun karena dek emen ini kepekaan nya lumayan minus (sama kek auth), ia tidak menyadari rona merah yang berada di pipi isagi.

"Tapi kalau nanti orang tua isa-"

Belum sempat (M/N) menyelesaikan kalimatnya, isagi langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir (M/N).

"Aku akan meminta ibumu untuk memberitahu ibuku, tenang saja."

"Hahh... Terserlah... "

Dengan hal tersebut, telah menutup chapter ke 2 ini. Babay~

























































































Gak deng, canda. Tak kasih dikit lagi.

----keesokan harinya----

(M/N) terbangun dari tidurnya karena merasakan seseorang sedang mengelus kepalanya. (M/N) mendongak ke atas dan melihat isagi yang menatapnya dengan senyuman hangatnya.

"Selamat pagi (M/N)! Bagaimana tidurmu?"

"Mnn... Pagi... Ya... Tidurku lumayan nyenyak... Bagaimana denganmu?"

Isagi terkekeh pelan sebelum mencium kening (M/N) dan membuat wajah (M/N) memerah.

"Ya... Tidurku sangat nyenyak karenamu~"

Isagi terkekeh lagi saat melihat wajah (M/N) yang memerah. Isagi yang merasa gemas hendak mencubit pipi (M/N) namun aksinya terhenti karena pintu yang tiba-tiba di buka cukup kencang. Di sana terlihat seorang anak seumuran dengan isagi dengan surai berwarna hitam dan kuning, berdiri di depan pintu dengan tatapan kesal mengarah ke isagi.

"Isagi! Kau ini, ku cari kau kemana-mana dan tidak ketemu. Ternyata malah berduaan dengan (M/N)!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

•--------To be continued--------•

Sedikit info, kalau (M/N) ini reinkarnasi jadi anak usia 11 tahun. Dh itu aja, take this flor 🌹 bwat yang udh mau vote. See you in the next chapter, babay~

Reincarnated? || Blue lock x (uke) Male Reader |Hiatus|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang