Hinata mengalami mimpi buruk.Ia terengah-engah, bersamaan dengan tubuhnya yang terduduk kaku. bau udara yang lembab dan suara hujan yang jernih perlahan-lahan menjadi semakin terdengar...
Apakah ini adalah kenyataan ?
Hinata melihat sekeliling. Seperti dia tengah berada di dunia yang berbeda.
ruangan itu begitu asing baginya, namun anehnya, Hinata bisa mengidentifikasi bahwa ini adalah kamar miliknya.
Sebuah perasaan kontradiktif yang tak terlukiskan.
Saat itu, jam kukuk yang tergantung di hadapannya mulai berbunyi, delapan kali, menandakan jam delapan.
Hinata sadar bahwa ritme sirkadian miliknya lah yang menyebabkan dia terbangun pada pukul delapan di waktu sama. Tetapi, Hinata tidak bisa mengingat tentang eksistensi jam kukuk itu sama sekali.
Segalanya terasa sangat normal, namun tidak biasa pada saat yang bersamaan.
melihat dan mengamati sekeliling.
Ruangan ini hanya dilengkapi dengan meja dan kursi belajar, serta tempat tidurnya.
Tirai di samping tempat tidur tertutup rapat, hanya membiarkan secercah cahaya melewatinya. menyebabkan ruangan terkesan gelap dan lembab.
Ada juga kaktus di ambang jendela.
Di atas meja, sebuah buku terbuka dengan pembatas buku panjang berlapis emas di tengahnya, seolah-olah dialah yang membacanya.
Hinata turun dari tempat tidur dan berjalan ke meja, mengambil buku itu. Bahkan setelah melihat sebentar, Hinata masih tidak bisa mengingat judulnya. Dia juga bahkan tidak memiliki petunjuk apapun tentang isi buku itu.
Apakah dia benar-benar membacanya sebelumnya?
Hinata membaca sepintas buku itu, namun ia masih tidak ingat pernah membacanya.
Hinata membuka halaman pertama dan mulai membaca barisan kata pertama.
I felt the tilting of time under the bright sun along with the formless rain, the sleek wind, and our stillness.
Itu adalah novel romansa puitis. Setelah membaca baris ini saja, Hinata sudah merasakan kepalanya mulai berdenyut sakit.
Hinata berpikir didalam hati, dirinya pasti sudah kesurupan atau kehilangan akal sehatnya karena membaca buku seperti ini.
Tetapi, poin utamanya adalah dia sama sekali tidak terbiasa dengan buku seperti itu. Namun anehnya, buku itu ada di meja belajar di kamarnya.
Perasaan asing yang tidak nyata ini membuatnya merasa seolah-olah hampir gila,
Dan yang dia butuhkan adalah menghirup udara segar.
•°•
Hinata berjalan menuju satu-satunya pintu di ruangan itu. Gagang pintu itu bundar dan berwarna emas, terasa luar biasa dingin di tangannya.
Hinata membuka pintu. Sebuah lorong gelap dan tidak ada cahaya yang bisa masuk terpantul pada iris matanya. Satu-satunya tempat yang terang adalah di ujung lorong, dan Hinata berjalan ke sana.
perlahan-lahan mendengar suara seseorang tengah berbicara.
Dari apa yang bisa dia dengar, itu terdengar seperti dua orang yang sedang bercengkrama.
Setelah meninggalkan lorong dan menuruni tangga kayu, Hinata menemukan bahwa perabotan disekelilingnya memberikan kesan hangat dan nyaman.
Sebagian besar furniturnya terbuat dari kayu, dan ada juga patung gnome keramik dekoratif berukuran setengah dari tinggi manusia.
Mereka secara acak diatur dalam kelompok-kelompok kecil, di mana masing-masing dari mereka tersenyum cerah satu sama lain.
Hinata memindai area tersebut dan akhirnya berhasil menemukan siapa pemilik suara itu dari arah dapur.
Itu adalah sebuah dapur terbuka, Hinata bisa melihat orang-orang di dalamnya disaat dia berjalan menekat.
Ada seorang pemuda berambut biru duduk di meja makan, piring didepannya terlihat kotor dan kosong, dan ada juga satu gelas jus yang telah terteguk setengah.
Pria muda itu tengah bercengkrama dengan seseorang yang tidak bisa Hinata lihat.
" Permisi ? "
Hinata menyapa dengan keras sebelum dia masuk, dan akhirnya bisa melihat siapakah orang itu.
Tetapi, yang Hinata bisa lihat hanyalah kepala hitam legam, rambut pendek lurus yang di tata dengan aneh, namun lebih anehnya terlihat begitu halus.
Dari belakang, orang itu terlihat begitu tinggi, dengan kaki panjang dan punggungnya yang begitu lebar.
To be continued
______________________________________
Kali ini Choco bawain cerita yang tiap chapter nya agak pendek, dan mungkin juga bakalan berakhir pendek.
Semoga kalian suka ;-; !!!!
Cerita nya juga mungkin bakalan agak dark sama sedikit unsur misteri °^°
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Rain City
FanfictionKota ini sendiri bagaikan sebuah rahasia. entah kenyamanan atau kekacauan, entah hujan atau cerah, semuanya bergantung kepada satu orang. orang-orang yang tinggal dikota ini tidak pernah jatuh sakit, juga tidak pernah terluka. tetapi, mereka tidak p...